Ini juga bukan hal baru yang disuarakan dimana kala itu Forum Peduli Poert Numbay Green (FPPNG) melakukan analisa dan melihat bahwa dampak dari pembangunan jembatan pelan namun pasti akan memberi dampak pada wilayah sekitar. Perputaran arus air yang dulunya lurus masuk ke dalam teluk tertahan oleh tiga bantalan tiang kaki jembatan yang akhirnya merubah arah.
Warga sekitar, Ronny Merauje mengaku setiap malam, terutama malam Minggu aktivitas yang tidak diinginkan sering terjadi di tempat itu (jembatan merah) seperti Miras, free style motor dan masih banyak lainnya yang dilakukan oleh sekelompok pemuda, remaja hingga oknum tertentu juga terlibat.
Muhaimin mengatakan melihat kondisi itu pihaknya memasukan pantai tersebut kedalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Dipa) untuk tahun 2025. Yang artinya Pantai Ciberi telah masuk dalam program kerja prioritas WBS tahun ini (2025), namun belum bisa di pastikan karena anggaran masih di tahan.
Cepat atau lambat keberadaan Pantai Ciberi di Teluk Youtefa, Kota Jayapura diprediksi akan hilang. Hal itu disebabkan karena terjadi perubahan pola arus dasar laut. Fenomena ini terjadi akibat kehadiran tiang jembatan teluk Youtefa. Hal ini diungkapkan oleh, Akademisi Uncen bidang Geomorfologi, Yehuda Hamokwarong, SPd, M.Sc, Kamis (6/2).
Pemalangan dilakukan dengan menaruh pohon bambu dan daun kelapa muda yang selama ini digunakan sebagai salah satu bahan dalam simbol adat Marind di Merauke. Namun pemalangan ini tidka berlangsung lama, karena Kapolsek Kurik dan jajarannya langsung turun ke tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pendekatan dan negosiasi dengan masyarakat.
Demi lancarnya arus lalulintas disekitar lokasi, sejumlah anggota kepolisian dari Polsek Jayapura Selatan melakukan rekayasa jalan dengan menutupi arah jalur pembangunan jembatan dan mengunakan jalan alternatif yang mengharuskan semua kendaraan lewat satu jalur saja di samping karantina hewan.
“Pascagempa Tahun 2022, jembatan tersebut mengalami penurunan sisi hilir sekitar 28 cm. Untuk itu, dilakukan penanganan pengembalian elevasi jembatan dan menggunakan portal sebagai pengganti pier jembatan yang ada saat ini,” ucap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi Papua, Muhammad Ferdi Darwis, kepada Cenderawasih Pos
Diakui Semuel, memang ada beberapa kendala dan keluhan masyarakat di Kabupaten Jayapura semenjak ia menjabat, dimana ia telah melakukan kunjungan perjalanan dinas di beberapa Kampung dan distrik di Kabupaten Jayapura, ada banyak keluhan yang disampaikan masyarakat terkait permintaan pengaspalan jalan, pemasangan lampu penerangan jalan umum, penyediaan fasilitas sarana air bersih, permintaan bantuan pembangunan rumah layak huni, peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan, pendidikan, maupun lainnya.
Diakui Semuel, memang ada beberapa kendala dan keluhan masyarakat di Kabupaten Jayapura semenjak ia menjabat, dimana ia telah melakukan kunjungan perjalanan dinas di beberapa Kampung dan distrik di Kabupaten Jayapura, ada banyak keluhan yang disampaikan masyarakat terkait permintaan pengaspalan jalan, pemasangan lampu penerangan jalan umum, penyediaan fasilitas sarana air bersih, permintaan bantuan pembangunan rumah layak huni, peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan, pendidikan, maupun lainnya.
Salah satu warga Sentani yang mengaku bernama Acok merasa heran dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura kenapa jembatan Komba yang landasan dibawahnya masih saja kayu, padahal ini berada di tengah-tengah kota dan dilalui banyak kendaraan setia hari.