Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, saat ditemui diruang kerjanya membenarkan kejadian tersebut. Kabid Humas mengatakan kejadian berawal dari informasi seorang warga Kampung Pogapa yang melaporkan kejadian tersebut kepada anggota Polres Intan Jaya, pada Selasa (14/5).
Dalam video 4 menit 36 detik itu kepala kampung tersebut nampak ketakutan karena disuruh duduk di tanah kemudian dikeliling beberapa OPM sambil membawa senjata laras panjang dan panah. Kelompok ini menanyakan soal benda – benda yang dimiliki kepala kampung mulai dari laptop, drone, HT hingga cas mesin bor.
Terkait perkembangan Distrik Homeyo ini dikatakan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady bahwa secara umum situasi di Homeyo masih terkendali. Namun memang ada perintah untuk semua anggota untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno mengatakan sekira pukul 14.15 WIT personel memperoleh informasi dari jaringan di lapangan bahwa KKB akan lakukan penyerangan terhadap Polsek dan Koramil, dimana saat itu KKB sudah berada di sekitar Kampung Pogapa.
Pasalnya dua pekan terakhir dua titik ini menjadi bulan-bulanan aksi Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) terutama di Homeyo. KKB melakukan kontak tembak selama 3 hari berturut-turut hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan terhadap warga sipil. Namun setelah dilakukan pressure dengan kekuatan tim gabungan TNI Polri akhirnya Homeyo bisa diredam dan dikuasai.
“Dalam proses evakuasi, selain jenazah almarhum Alexsander, personel juga mengevakuasi 3 orang warga pendatang yang akan kembali ke kampung halamannya, yakni seorang guru dan dua orang anak-anak,” ucap Ka Ops Damai Cartenz dalam keterangan yang diterima Cenderawasih Pos, Sabtu siang.
Proses evakuasi jenasah diakui sempat terhambat karena Homeyo cukup jauh dari Intan Jaya jika ditempuh lewat jalur darat. Bisa memakan waktu 2 hari perjalanan. Selain itu armada Heli baru bisa diturunkan pada akhir pekan kemarin sehingga jenasah sempat tertahan selama 5 hari di Homeyo.
Beberapa hari belakangan OPM beraksi di Distrik Homeyo. Aksi mereka mulai pada 30 April dengan menembaki Komplek Polsek Homeyo. Akibatnya seorang masyarakat sipil atas nama Alexander Parapak meninggal dunia.
Hanya Kapolda menyayangkan karena KKB justru merusak fasilitas umum maupun mengorbankan masyarakat sipil yang tidak berdosa. Iapun meminta jika KKB ingin beradu tembak sebaiknya jangan di dalam kota karena nyawa masyarakat sipil menjadi sangat rawan. Kapolda menegaskan untuk berhadapan dengan aparat di lokasi yang bebas dari warga sipil.
Mereka menuntut agar TNI Polri segera meninggalkan Intan Jaya. “TNI-Polri segera kosongkan pemukiman warga sipil agar saat terjadi baku tembak tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sipil,” kata Sebby. Pernyataan ini dibantah Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno. Ia mengatakan korban adalah warga sipil.