Dari pemantauan dan peninjauan tersebut, hampir seluruh kebutuhan pokok terutama bumbu-bumbuan mengalami kenaikan. Yang paling signifikan adalah daun seledri yang sebelumnya dengan harga Rp 150.000 perkilo menjadi Rp 300.000 perkilo. Harga ini kemungkinan masih berpotensi naik pada H-1 Idul Fitri. Selain daun seledri atau daun sup yang naik signifikan tersebut, juga cabe.
"Seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran secara nasional, kami masih melakukan rasionalisasi anggaran daerah, termasuk anggaran untuk pasar murah tahun ini. Pemerintah pusat telah melakukan rasionalisasi anggaran secara besar-besaran, dan kami, sebagai pemerintah daerah, tentu harus mengikuti kebijakan tersebut," ujar Wabup Jimmy Kapisa.
"Kemungkinan di bulan Maret ini inflasi yang akan naik itu adalah sektor listrik, karena di bulan Januari Februari kan ada subsidi dari pemerintah pusat 50%, dan di bulan Maret subsidi itu sudah dihapus Sehingga kemungkinan besar akan terjadi inflasi di sektor listrik ini," kata Kepala BPS Kota Jayapura, Sugiyanto
Kelompok transportasi sebesar 0,92 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,45 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 5,64 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 11,86 persen.
"Adapun kenaikkan inflasi tersebut terjadi sejak bulan Januari - Februari 2025 yang mencapai 0,81%, kenaikan angka selama dua bulan ini rata-rata 0,2%," ujar Asisten II Kota Jayapura, Widi Hartanti saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos usai upacara puncak HUT Kota Ke-115 di GOR Herman Rollo Koya Timur
Kepala BPS Kabupaten Jayawijaya Arther Ludwig Purmiasa menyatakan terkait dengan Inflasi di bulan ini Provinsi Papua Pegunungan yang tertinggi untuk seluruh indonesia dengan presentase 4,55 persen, dan ini disumbang oleh beberapa komuditas seperti makanan, minuman dan tembakau.
Sedangkan di Provinsi Papua Selatan (PPS) 1.78%, menyusula Provinsi Papua Tengah 3.27%, dan Provinsi Papua Pegunungan berada di luar sasaran dengan inflasi 5.36 % diluar dari yang ditetapkan oleh pemerintah.
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyatakan kondisi inflasi Kabupaten Jayawijaya sejak desember kemarin memang mengalami kenaikan yang cukup besar hal ini dipengaruhi oleh perayaan Nataru, dan ada beberapa masalah di wilayah kabupaten pemekaran sehingga banyak yang mengungsi ke kota.
Ia juga mengaku jika masalah lain yang mempengaruhi tingginya Inflasi di daerah adanya beberapa permasalahn di kabupaten pemekeran seperti Lanny Jaya dan Tolikara sehingga banyak pengungsi dari daerah tersebut yang masuk ke Jayawijaya, sehingga ini menyebabkan permintaan pangan di Wamena tinggi sehingga harga barang juga meningkat.
"Adapun komoditas penyumbang tertinggi inflasi perbulan (MtM), yaitu komoditi Tomat (0,2183%) Angkutan Udara (0,0709%, bawang Merah (0,0676%), Daging Ayam Ras (0,0525%) Bawang Putih (0,0420%).