Ā Ā Banyak kendaraan warga yang terpaksa dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi dan warga sibuk mengemasĀ pakaian maupun perabot rumah tangga dan peralatan listrik. Ada juga rumah warga yang sudah kemasukan air akhirnya langsungĀ dikuras dengan menggunakan ember atau gayung.
Jika melihat dari lima tahun belakangan kejadian banjir bandang di Sentani terjadai pada Sabtu malam 16 Maret 2019 nyaris sama dengan kejadian malam kemarin, hanya tak ada longsor, dan tak ada korban jiwa.
adan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura menyebut, intensitas hujan yang terjadi selama bulan Maret belakangan ini masih tergolong normal. Karena puncak musim hujan di wilayah Kota Jayapura, yaitu di Januari sampai Februari dan itu ditandai dengan intensitas hujan lebat yang cukup tinggi pada periode bulan tersebut.
Ā Dia mengatakan, saat ini Kota Jayapura dan sekitarnya sudah memasuki musim penghujan. Kemudian potensi tanah longsor, banjir bahkan abrasi seperti yangĀ sudah terjadi di kawasan pantai wisata Holtekamp Kota Jayapura juga telah menjadi ancaman serius. Karena itu, pihaknya terus memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga di Kota Jayapura, supaya benar-benar memperhatikan soal ini.
Hingga memasuki akhir bulan Januari ini, curah hujan di Kota Jayapura yang biasanya meningkat, nampaknya tidak terjadi. Anggapan bulan Januari terjadi hujan sehari-hari, nampaknya tidak begitu terasa. Dampak hujan juga belum begitu terasa, hanya genangan air di bebearpa tempat, seperti di depan BKKBN Kotaraja, yang sempat terasa setelah terjadiĀ hujan deras.
Alhasil banyak kendaraan yang kesulitan untuk melintas karena jika menurunkan kaki dipastikan akan basah. Setelah dicek ternyata lubang saluran pembuangan yang masuk ke drainase sangat keci dan tidak sebanding dengan debit air.
BMKGĀ dalam rilisnya, memaparkan potensi pertumbuhan awanĀ hujanĀ dan ketinggian gelombang laut yang diakibatkan sirkulasi siklonik atau pusaranĀ anginĀ yang membawa uap air yang membentuk awan.