Pihak BPBD Papua menyebut berdasarkan hasil asesmen pasca gempa bumi pada 9 Februari lalu di Kota Jayapura, dua gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura masuk kategori hati-hati atau rawan.
Status tanggap darurat bencana gempa bumi diturunkan menjadi Status Transisi Darurat Menuju ke pemulihan. Penurunan status ini diputuskan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Pemkot Jayapura dan Forkopimda Kota Jayapura selama 13 hari.Â
Terkait usulan dari DPC Peradi Jayapura meminta kepada Pj Wali Kota Jayapurab, Frans Pekey, untuk menutup sementara operasional Mal Jayapura yang berdiri sejak 2012 tersebut karena dampak gempa bumi dan ada bangunan yang retak sehingga hal ini demi menjamin keamanan dan keselamatan para pengunjung.
Asisten III Setda Papua, Derek Hegemur menyatakan, tim dari Pemprov Papua akan melakukan asesmen bangunan di RSUD Jayapura karena kerusakan yang dialami cukup parah.
Pemerintah Provinsi Papua melalui Kepala Dinas Kominfo Papua, Jeri Agus Yudianto mengimbau warga khususnya yang berada di Kota Jayapura untuk mewaspadai berita bohong atau hoax terkait gempa bumi.
Para pasien tersebut dievakuasi keluar dari ruang rumah sakit dan mendapatkan penanganan medis di tenda darurat lantaran gempa bumi M5,4 yang mengguncang Kota Jayapura pada Kamis (9/2) sore. Gempa tersebut membuat bangunan rumah sakit mengalami kerusakan.
Meski terbilang sebagai gedung baru, karena diresmikan Juni 2019 lalu, namun keretakan akibat gempa nyata terlihat. Jika melihat dari kolom bangunan paling bawah sudah nampak keretakan yang cukup mengkhawatirkan.
 Yang wajib pembelajaran daring ini, sebenarnya hanya untuk antisipasi trjadi hal yang tidak diinginkan bagi para siswa saat disekolah, namun karena saat ini siswa kelas VI, kelas X SMP dan kelas 12 SMA sudah mau ujian akhir, sehingga bisa diadakan sekolah tatap muka," ujar Frans Pekey di Jayapura, selasa, (14/2).