Aksi ini merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya menggelar aksi demo ke Kantor DPR Kabupaten Merauke beberapa waktu lalu. Aksi demo ini diawali dari Lingkaran Brawijaya (Libra) Merauke menuju Kantor Sementara Majelis Rakyat Papua Selatan di Jalan Raya Mandala dengan long march.
Untuk Jayapura sendiri dilakukan di empat titik mulai dari Perumnas III, Lingkaran Abepura, Gapura Uncen Abepura dan Buper Waena. Hanya dari jumlah massa terlihat jika aksi ini hanya dilakukan oleh tim militant yang dimiliki KNPB padahal sebelumnya sudah banyak undangan dan selebaran yang dibagikan termasuk lewat media social.
Dijelaskan, adanya rencana aksi demo yang dilakukan oleh KNPB, pihaknya sudah lakukan langkah antisipatif dengan menurunkan personel di semua jajaran Polres guna mendengar informasi lebih awal termasuk apakah nanti ada kegiatan aksi demo di Kabupaten Jayapura, tempatnya mana saja, jumlah kekuatannya ada berapa dan dipimpin atau kordinator siapa.
Dikatakan peringatam HUT RI merupakan pesta seluruh rakyat Indonesia, untuk itu masyarakat harus ambil bagian dalam menjaga keamanan di setiap wilayahnya masing masing. Terutama di lokasi pelaksanaan upacara 17 nanti.
Aksi pembakaran kantor KPU itu sesuai dengan aspirasi yang disampaikan pada poin kelima yakni KPU RI harus bertangungjawab apabila ada masalah yang terjadi terhadap kantor KPU Papua Pegunungan. Dan tepat dua hari kemudian massa melakukan pembakaran.
"Saat ini, tugas kita adalah membangun negeri ini, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur, sosial budaya untuk membangun negeri ini," jelasnya.
Disini Polisi juga memastikan akan memberikan rasa aman bagi warga di Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura sehingga meminta warga tetap melakukan aktifitas seperti biasa dan tidak ikut - ikutan dalam aksi tersebut.
Massa yang dipimpin oleh Mute selaku koordinator Asosiasi Driver Maxim Kota Jayapura, dan Herman koordinator Maxim kabupaten Jayapura melakukan orasi di depan kantor DPRP. Dalam orasinya, Mute menyatakan bahwa tujuan aksi ini adalah untuk meminta kejelasan atas nasib mereka sebagai driver Maxim di provinsi Papua terutama Kota Jayapura.
"Beberapa kali kami melakukan audiensi terhadap pimpinan lembaga, namun pimpinan lembaga mereka tidak melihat aspirasi kami. Mereka sudah terima namun tidak sesuai dengan permintaan kami," kata Enes Dapla koordinator aksi, kepada Cenderawasih Pos
Perkara yang disinggung adalah terkait dana hibah tahun 2022 untuk pembangunan salah satu gereja di Waren, Waropen sebagaimana sebelumnya disuarakan oleh salah satu LSM di Papua. Massa berjumlah 50 orang ini datang dengan membawa sejumlah spanduk.