Dengan kondisi yang sangat terbuka dan terbilang sangat rendah, kawasan sepanjang Holtekamp disebut memiliki dampak yang paling rentan jika terjadi air pasang pasca gempa. Beberapa hari terakhir warga memang diimbau untuk lebih waspada menyusul seringnya guncangan gempa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua ingatkan masyarakat yang berada di wilayah Selatan Papua dan Utara Papua harus siaga soal potensi badai.
Tempat wisata di wilayah hukum Polresta Jayapura menjadi atensi bagi Polairud Polresta Jayapura kota untuk melakukan Patroli. Hal ini mengingat seringnya lakalaut di lokasi tersebut.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho, ST, M. Si mengungkapkan bahwa gempat tektonik M 4,0 yang dirasakan di Kota Jayapura ini, tidak berpotensi terjadi tsunami.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal menyebutkan, empat orang tim Humas Kemensos RI tersebut sempat hilang kontak saat dalam perjalanan menggunakan speedboat dari Kampung Kamur menuju Distrik Agats.
"Pada periode musim hujan, peluang-peluang kejadian hujan sedang hingga lebat masih berpeluang terjadi, namun secara klimatologis, puncak musim hujan sudah terlewati pada bulan Januari 2022, sehingga frekuensi kejadian hujan akan menurun secara bertahap hingga memasuki musim kemarau. Informasi awal musim kemarau tahun 2022 akan dirilis BMKG dalam waktu dekat," ungkapnya, Rabu (16/3) kemarin.
Kepala BPBD Provinsi Papua, Willem Manderi menjelaskan, di Papua kondisi cuaca di Papua tidak bisa dipastikan dan sering kali berubah-ubah sehingga masyarakat diminta lebih waspada dan memperhatikan infomasi cuaca yang ada.
Ia awalnya ingin menyelamatkan seorang rekannya bernama Roccipi Prawar namun justru tergulung ombak. Hingga tadi malam, korban Andika masih dalam pencarian sedangkan rekannya berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke RUD Jayapura untuk dilakukan penanganan medis.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Romsumbre, S.Si., mengatakan, data iklim menunjukkan puncak musim hujan umumnya terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret setiap tahunnya. Musim hujan kali ini pun terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena iklim global La Nina. Fenomena iklim global La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia.