Berdasarkan prediksi BMKG Jayapura, Pada periode 27 – 29 Maret 2025, Papua secara umum diperkirakan cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan badai guntur diprediksi terjadi di beberapa wilayah, antara lain Kota/Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Kepulauan Yapen, Waropen, dan Mamberamo Raya.
Kepala Stasiun BMKG Biak, Djoko Sumardiono, mengatakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, masih akan terjadi puncak musim penghujan yang bertransisi menuju musim kemarau. "Tingginya intensitas hujan dan gelombang laut di perairan utara Papua cukup tinggi," ungkap Djoko Sumardiono.
Dimana musim panas atau kemarau ini diperkirakan akan mulai pada bulan Juni dan puncaknya sekitar bulan Agustus mendatang. Namun lanjutnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih pendek dibandingkan dengan musim hujan, namun masih dalam kategori normal.
"Dari hasil monitoring musim hujan di wilayah Papua yang berada dalam zona musim saat ini masih berada pada periode puncak musim penghujan. Beberapa daerah yang mengalami kondisi ini antara lain Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom bagian selatan," jelas Ezri ketika ketika dihubungi Cenderawasih Pos.
Cartenz berbeda dengan pegunungan lain yang ada di Indonesia. Apalagi jika hanya bermodal tekad menaklukkan seven summit. Bahkan pendaki handal sekalipun paling tidak harus melakukan persiapan paling tidak 5 hingga 6 bulan. Fisik harus dipastikan matang. Pendakian ke Puncak Cartenz bukanlah hal yang mudah. Tantangan yang dihadapi pendaki sangat berat, terutama karena cuaca di puncak yang sangat tidak menentu.
Kondisi ini terang Ezri, umumnya berdampak pada peningkatan curah hujan. Seperti diketahui gangguan gelombang Rossby yang terpantau aktif di PNG akan masuk ke bagian wilayah Papua pada awal Maret yang dapat meningkatkan intensitas hujan. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar Samudera Pasifik bagian utara turut mendukung pembentukan awan hujan.
"Artinya setiap masyarakat harus waspada, khusus bagi warga yang tinggal diareah-areah rawan banjir, longsor bahkan dibawah pohon-pohon besar, agar lebih berhati-hati," terangnya kepada Cenderawasih Pos, belum lama ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menjelaskan curah hujan tertakar sebesar 213 mm/hari kondisi itu termasuk kategori hujan ekstrem sementara di Sentani Kabupaten Jayapura mencatat sebesar 100,4 mm/hari, dimana hal ini masuk kategori hujan ekstrem.
“Saat ini kita mengalami puncak musim hujan. Selain itu, ada gangguan cuaca regional yang dikenal sebagai Madden-Julian Oscillation (MGO) yang sedang aktif di wilayah Indonesia, khususnya bagian timur Papua,” ujar Ari Sofyan.
Banjir pun menggenangi ruas-ruas jalan protokol dan komplek perumahan warga. Seperti yang terjadi di Jalur menuju kantor walikota atau di pintu keluar terminal lama Entrop, di PTC, CV Thomas, Komplek SMA 4 dan di wilayah Abepura terjadi genangan setinggi 20-30 cm yang mengganggu arus lalu lintas.