Mereka memiliki misi mulia. Yakni menjaga keamanan dan stabilitas objek vital nasional yang berperan besar dalam perekonomian negara. Mereka akan bertugas selama tujuh bulan ke depan.
"Selama bertugas di Papua, saya sering berkolaborasi dengan Satbrimob. Tahun ini, sebagai Kepala Operasi Damai Cartenz, kita mendapat dukungan penuh dari 100 personel Satbrimob Polda Papua. Saya memberikan penghormatan karena Satbrimob Papua adalah pasukan yang luar biasa," ujar Brigjen Faizal.
"Makanya saya minta kepada Dansat yang baru, paling tidak apa yang sudah diberikan kemarin pada paper place. Ini yang harus ditingkatkan untuk bisa, paling tidak, disiapkan di beberapa titik yang krusial, yang perlu penanganan," jelas Irjen Fakhri.
Dalam upacara Sertijab ini, Kapolda Irjen Pol Mathius mengatakan bahwa tugas dan pekerjaan Brimob di tanah Papua sangat berat dan tidak mudah. Karena itu, apa yang sudah dibuat oleh Dansat yang lama untuk bisa diteruskan dan dievaluasi jika ada kurang oleh pejabat yang baru.
Kegiatan ini dipimpin langsung Komandan Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda Papua, Kompol Clief Duwith dengan menghadirkan Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey dan jajarannya.
Kepala Komnas HAM wilayah Papua, Frits Ramandey, S.Sos, MH, menjelaskan kegiatan tersebut sangatlah penting diberikan kepada Brimob untuk meningkatkan ide atau gagasan, dalam penanganan konflik. Karena menurut Frits, setiap saat anggota ini pasti bersentuhan langsung dengan pihak-pihak yang berkonflik. Baik itu konflik sosial, konflik sumber daya alam, maupun konflik dalam momen-momen politik.
Seperti diketahui jika mobil dinas ini berhasil dihentikan disekitar batas kota dan saat itu petugas yang mengejar sempat melumpuhkan AM dengan mengeluarkan tembakan. Alhasil saat itu tubuh korban sempat terkena rekoset peluru dan mengeluarkan banyak darah.
“Kami sempat dengar dulu pernah ada kejadian kesetrum di Jayapura dan dia (AM) juga,” sambung Benny. AM sendiri dilumpuhkan oleh beberapa anggota yang melakukan pengejaran dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara.
Kapolres Merauke AKBP I Ketut Suarnaya, SH,SIK melalui Wakapolres Merauke Kompol Viky Pandu Widhapermana SH, MH mengatakan, pemeriksaan pengunjung di pintu masuk Monumen Kapsul Waktu adalah upaya preventif kepolisian dalam rangka menciptakan situasi kondusif dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama berjalannya kegiatan.
Perkelahian tersebut bermula dari adanya anggota TNI AL Marhanlan XIV /Sorong yang menegur personel Brimob Polda Papua Barat yang sedang ada di lokasi. Dia pun tidak menjelaskan dengan detail kata apa yang dilontarkan dalam teguran tersebut.