Kepala Perum Bulog KCP Timika, Riyadi Muslim mengatakan, stok beras yang tersedia di gudang saat ini sekitar 850 ton. Di Pelabuhan Poumako Timika masih sekitar 1000 ton yang belum dibongkar untuk Public Services Obligation (PSO). Lalu, untuk beras komersil sekitar 52 ton.
Menurut Rollo, saat ini para petani Kota Jayapura hanya bisa memenuhi sembilan persen dari total kebutuhan masyarakat Kota Jayapura sementara sisanya memanfaatkan beras yang didistribusikan dari luar Papua.
Pasalnya, jika selama ini harga beras murah yang disediakan Pemerintah kerja sama dengan Bulog untuk kemasan 5 kg dengan harga Rp 53.000, maka kali ini hanya dijual dengan harga Rp 25.000 atau hanya Rp 5.000 perkilonya.
Menurut Debora, proses tender proyek di lingkungan Pemprov Papua saat ini seluruhnya melalui layanan pengadaan secara elektronik. Dimana tahap pertama, BPBJ Papua sudah mengirim ke seluruh perangkat daerah di provinsi untuk melakukan penginputan rencana umum pengadaan (RUP).
Stok beras Bulog yang tersedia saat ini, rencananya dipakai untuk SPHP terutama untuk mendukung program bantuan pangan dan penyaluran untuk ASN. Sejauh ini untuk memenuhi stok di wilayah Papua pengiriman beras itu fokus didatangkan dari Provinsi Jawa Timur.
Dikatakan, saat ini Bulog sedang mendatangkan sekitar 7.500 ton beras dari Surabaya. Beras yang didatangkan tersebut selain untuk jatah beras ASN dan TNI-Polri juga lewat pasar murah dengan harga Rp 53.000 setiap 5 kg. ‘’Jadi sangat cukup tersedia,’’ terangnya.
arga beras premium di pasaran nampaknya mulai turun.
Pasalnya beras 99 yang sempat naik hingga Rp 20 ribu/kg, kini sudah kembali dijual dengan harga Rp 18 ribu/kg.
‘’Ini harus disikapi. Dinas Ketahanan Pangan harus sudah harus survey ke lapangan, ke penggilingan. Dia harus buat perjanjian dengan penggilingan untuk berasnya tidak boleh keluar dulu. Yang sudah dipanen pertama untuk hadapi lebaran harus terdata dengan baik,’’ katanya.
Seusai rapat Arief membeberkan jika dia dan Bulog diminta hari itu juga mendistribusikan stok beras milik Bulog ke pasar. Yang dilakukan adalah datang ke Pasar Induk Beras Cipinang. “Untuk memastikan bongkar beras dari port (pelabuhan) langsung ke Cipinang dan langsung didistribusikan,” katanya.
Selain itu dengan kembali disajikan pangan lokal, katanya, hal itu dapat membantu para petani yang berkebun dan menanam tanaman jenis umbi-umbian. Jenis pangan itu, katanya, sebelumnya memang dijadikan masyarakat setempat sebagai pengganti beras.