Pemilik gudang Samira di RT 10 RW 4 Kelurahan Samkai bersedia menambah pipa pembuangan air yang diduga sebagai penyebab tersumbatnya aliran air di 3 RT, RW 10 Kelurahan Samkai selama ini. Kesediaan pemilik gudang ini setelah Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Merauke Romanus Sujatmiko bertemu langsung dengan pemilik gudang tersebut, Senin (17/1).
Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Sentani Kabupaten Jayapura untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah bantuan bagi sejumlah warga yang terkena dampak bencana banjir bandang yang terjadi pada Maret 2019 lalu.
‘’Sebelum gudang tersebut dibangun, kami akui bahwa kalau hujan ada banjir. Tapi, dalam beberapa jam kemudian banjir itu surut. Tapi sejak gudang itu dibangun sejak 2018 lalu, kami alami banjir berminggu-minggu bahkan bisa hitungan bulan,’’ kata Lukas Kelyaum.
“Data pengungsi terakhir sampai (Sabtu) malam ini dari titik pengungsian di GOR Trikora dan Diklat Sosial Kampkey Tanah Hitam semua sudah kosong, karena rumah sudah kering dan sudah dibersihkan. Maka tadi semua dikosongkan dan kembali ke rumah masing-masing.” ungkap Rustan Saru, saat konferensi pers, Sabtu (16/01) malam pukul 22.00 WIT.
Rata rata mereka yang datang ke posko pengobatan massal pasca bencana adalah anak anak dan orang tua. Kebanyakan warga yagn datang mengeluhkan gejala penyakit seperti infeksi saluran nafas atas diare dan infeksi mata.
Guna menjaga kebersihan air pada intake atau sumber air pelanggan PDAM Jayapura di Sentani, pihak PDAM menjalin kerjasama dengan para pemuda yang ada di Pos 7 Kampung Sereh Kabupaten Jayapura untuk melakukan pembersihan secara rutin pada intake air yang ada di Kawasan Cycloop.
Banjir dan tanah longsor di Kota Jayapura menyebabkan berbagai bangunan rusak parah hingga ringan. Kendaraan dan fasilitas umum pun tak terkecuali. Pemerintah Kota Jayapura menaksir total kerugian mencapai Rp. 50 miliar lebih.
Data dari Pemkot, sekitar 19 ribu warga Kota Jayapura terdampak banjir. Ratusan di antara mereka saat ini memilih mengungsi di lokasi pengungsian, sebanyak 205 orang mengungsi di GOR Trikora dan sebanyak 121 mengungsi di Diklat Sosial.
“Setiap pemerintah daerah harus mewaspadai global warming, curah hujan semakin lama semakin berat. Sudah diprediksi hujan akan terjadi hingga Maret, kita tidak boleh lengah. Ketika terjadi hujan, sebaiknya masyarakat diimbau untuk berada di lokasi yang sudah dilih aman oleh pemerintah,” ucap Risma saat memberikan keterangan pers, kemarin (13/1).
"Jadi dengan masih rawannya Pegunungan Cycloop yang membawa material bebatuan dan pasir ke sumber air memang sudah diprediksi, di mana apabila hujan kemungkinan terjadinya kekeruhan di sumber air akan terus terjadi,"ungkap Entis Sutisna ketika diwawancara media ini melalui sambungan telepon, Kamis (13/1) kemarin.