Kecelakaan kapal masih mewarnai pelayaran di Kabupaten Merauke. Berdasarkan catatan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke, selama 6 bulan terakhir terhitung sejak Januari-Juni 2024, tercatat 10 laporan yang diterima oleh Kantor SAR Merauke.
Menurut Wayan Sutayana, guna mengefisiensikan waktu pencarian terhadap korban, Tim SAR Gabungan Timika menginap di Muara Iwura sekitara Kampung Ararau. “Karena kalau balik ke Timika jauh, jadi tim menginap di sana,” ujarnya.
Operasi SAR ini dilaksanakan setelah tim SAR mendapatkan informasi dari lokasi kejadian bahwa salah satu korban dari Brimob Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Papua atas Aiptu Gunawan Wibisono yang menjabat sebagai Komandan Pos (Danpos) PT. Mutiara Alas Khatulistiwa (MAK) telah ditemukan dan satu korban lainnya masih dalam pencarian.
I Wayan menjelaskan, menurut laporan bahwa pada Rabu siang sekitar pukul 13.00 WIT, longboat tersebut berangkat dari Timika tujuan Potowaiburu, Distrik Mimika Barat Jauh dengan perkiraan waktu sekira 6 jam perjalanan.
“Yang nanti membantu dalam pencarian adalah dari Danlanal, bila mana ada kapal beliau nanti yang berpatroli dan ditemukan, nanti akan dilaporkan kemudian dari Danlanud dan Dansatgas udara akan melaksanakan pencarian di sela-sela pelaksanaan tugas,” tambah dia.
Sejak dilaporkan hilang kontak, Tim SAR langsung menggelar operasi pencarian hilangnya kapal yang membawa 12 orang ini. Tim SAR gabungan diberangkatkan untuk melakukan pencarian dengan menyisir jalur yang direncanakan dilalui Kapal LCT Cita XX, pada Sabtu, 20 Juli 2024. Namun, pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.
Direncanakan, pesawat Boeing 737-200 Surveillance milik TNI AU akan melakukan penyisiran sejauh perairan Timika, Asmat dan Dobo dengan jangkauan pencarian yang lebih luas menggunakan kamera pesawat.
Oleh karena itu, untuk mengefektifkan upaya pencarian, SAR meminta bantuan pesawat Boeing 737-200 Surveillance milik TNI Angkatan Udara (AU) membantu melakukan pencarian Kapal LCT Cita XX di hari keempat pencarian. Kapal yang hilang kontak ini, diketahui mengangkut material tower BTS milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Sutayana menyebut, kapal tersebut berangkat dari Mimika pada Senin 15 Juli 2024 dan dijadwalkan tiba di Yahukimo Kamis 18 Juli 2024. Namun, hingga saat ini kapal tersebut hilang kontak dan tak kunjung tiba di pelabuhan tujuan.
Wayan meminta agar para nelayan tidak memaksakan diri untuk pergi melaut saat cuaca memburuk. Hal ini dilakukan agar mengantisipasi hal-hal yanh tidak diinginkan. “Memang hanya ramalan tapi bisa saja terjadi dan tidak,” kata Wayan.