Hasil pengembangan penyelidikan tewasnya Bripda Diego Rumaropen di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya mulai menemukan titik terang. Polisi menyebut bahwa pelaku merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari wilayah Kabupaten Nduga.
 Pertemuan bersama dengan Avsec Angkasa Pura, Lanud Silas Papare, Satgas Kopasgat, Security Officer Screening Bandara Sentani dan Para Protokol Bandara Sentani tersebut dilaksanakan di Aula Base Ops Lanud Silas Papare, Jum’at (17/6) lalu.
Umar Pagawak yang merupakan kakek dari almarhum Bripda Diego Rumaropen menyatakan, jika keluarga besarnya sangat tidak puas dan mempertanyakan apakah seorang Danki tidak tahu kalau lokasi yang digunakan untuk menembak sapi itu daerah rawan. Sebab anggota yang sudah lama berada di Wamena, jika ingin ke sana juga pasti membawa 5 sampai dengan 10 orang.
Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, korban Bripda Diego Rumaropen mengikuti Danki Brimob Batalyon D Wamena, AKP. Rustam untuk menembak sapi karena diminta oleh pemiliknya atas nama Alex Matuan.
Dari data yang dihimpun cepos online, korban Bripda Diego Rumaropen mengikuti Danki Brimob Batalyon D Wamena, AKP. Rustam untuk menembak sapi karena diminta oleh pemiliknya atas nama Alex Matuan.
Ini agar tak lagi ada korban jiwa akibat pembacokan ataupun penembakan yang menimpa warga sipil. Pekerjaan seperti tukang ojek kata salah satu anggota DPR Papua, Yulius Miagoni menjadi satu pekerjaan yang cukup berisiko.
Polisi hanya memintai keterangan terkait aksi tersebut untuk mengecek bagaimana aksi itu dilakukan karena sempat mengganggu dan membuat resah warga di sekitar lokasi aksi atau mimbar bebas.
Empat orang tersebut adalah EH (20), ET (20), YF (23) dan WM (26). Selain empat orang ini, polisi juga mengamankan 9 unit sepeda motor yang digunakan oleh peserta guna mendukung operasional kegiatan mimbar tersebut.
Dua kasus dugaan penjualan amunisi senjata api yang melibatkan oknum prajurit TNI Angkatan Darat yaitu Praka AKG dan Prada YW mendapat atensi dari Markas Besar TNI AD (Mabesad) di Jakarta.
Polda Papua menyatakan siap memberi perlindungan kepada para pihak yang sempat disebut oleh TPNPB-OPM untuk dijadikan target sasaran karena ikut mendorong Daerah Otonom Baru (DOB).