Dia menjelaskan anak-anak tersebut akan mengikuti kegiatan festival itu mulai 1-5 Mei dan mereka akan ditampung di salah satu hotel di Jakarta. Dua siswa tersebut masing-masing bernama Teddy dan Clara. Untuk Teddy, akan mewakili Papua untuk lomba mendongeng bahasa daerah tobati. Sementara Clara akan mewakili Papua untuk lomba kategori menyanyi bahasa daerah.
 Diakui, revitalisasi yang telah dilakukan sejak tahun 2022 terhadap beberapa bahasa di antaranya bahasa Sentani, Tobati, Marin, Beaboa, Sobey, Kamoro, Biak, Moi,Hatam dan Dani.
 "Sekarang kita mulai dengan bahasa Tobati, tapi sebenarnya 8 bahasa yang ada di Kota Jayapura ini sudah mulai terancam semua. Ini karena penutur aktifnya banyak yang meninggal kemudian terjadi kawin campur. Kemudian orang tua berbicara kepada anak cenderung menggunakan bahasa Indonesia," jelasnya.
  Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Grace Yokhu menjelaskan, kegiatan festival Tunas bahasa ibu itu merupakan program kegiatan yang dilakukan dari pemerintah pusat sampai di daerah. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka melestarikan bahasa ibu atau bahasa daerah juga dalam rangka merevitalisasi bahasa daerah.
 Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan bahasa ibu agar tidak terlupakan serta ikut mendukung kebijakan Perbup nomor 21 tahun 2021 tentang penerapan pembelajaran kurikulum muatan lokal Bahasa Ibu di Papua. Kegiatan ini berlangsung pada sabtu tanggal (07/10/2023).
 Penandatanganan MoU antara Pemkot Jayapura dan pihak Universitas Cendrawasih melalui FKIP bahasa dan sastra itu sudah berlangsung beberapa waktu lalu. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Abdul Majid, mengatakan, penerbitan kamus bahasa daerah yang sedang dijalani saat ini, merupakan bentuk konsistensi Pemkot Jayapura dalam pembinaan bahasa dan sastra.