Wednesday, April 30, 2025
28.1 C
Jayapura

Ekonomi Biru  Berdampak Positif untuk Papua

JAYAPURA –  Peserta program pendidikan reguler angkatan 64 Tahun 2022 Lemhanas RI melaksanakan studi lapangan isu strategis nasional di daerah Papua. Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 Lemhanas RI diawali dengan kegiatan diskusi panel yang digelar di salah satu hotel di Jayapura, Selasa (23/8)

  Diskusi panel yang mengangkat topik Optimalisasi Implementasi Konsep Ekonomi Biru Guna Kesejahteraan Masyarakat Papua. Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhanas RI, Sugeng Santoso mengatakan, kegiatan diskusi panel untuk mendapatkan berbagai masukan terkait konsep ekonomi biru di Papua agar bisa lebih ditingkatkan lagi kedepannya.

  “Kegiatan diskusi panel ini dihadiri berbagai narasumber mulai dari akademisi, praktisi, pemerintahan dan unsur TNI/Polri,” kata Sugeng kepada wartawan

Baca Juga :  Fasilitas Kuliah hingga Masalah Rumah Dinas Dosen Diminta Dibenahi

  Lanjutnya, para peserta nantinya akan mempelajari, menganalisis dan mengolah berbagai masukan yang diperoleh dalam kegiatan itu. Selanjutnya, para peserta akan membuat kajian dan hasilnya dilaporkan ke pimpinan Lemhanas.

  “Karena salah satu fungsi Lemhanas adalah membuat kajian yang disampaikan kepada pemerintah guna mengambil kebijakan demi meningkatkan ketahanan nasional,” ucapnya.

   Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal menilai jika konsep ekonomi biru ini berjalan akan banyak dampak positif yang diterima Papua, terutama dalam pemanfaatan ekosistem perairan yang tetap lestari.

  “Di samping itu juga, pemanfaatan sumber daya yang ada yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Iman.

Baca Juga :  Pemprov Terima 62 Lulusan IPDN Angkatan XXV

  Menurut iman, pelaksanaan konsep ekonomi biru di Papua ini membutuhkan dukungan anggaran yang besar, apalagi wilayah perairan Papua itu sangat luas ditambah lagi kondisi geografis dan topografisnya yang beragam.

  “Yang paling dominan adalah dukungan anggaran, tapi faktor pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat juga mutlak dibutuhkan agar mereka bisa memahami pentingnya laut bagi kehidupan, karena laut bukan tempat sampah tapi sumber kehidupan bagi kita,” pungkasnya.(fia/tri)

JAYAPURA –  Peserta program pendidikan reguler angkatan 64 Tahun 2022 Lemhanas RI melaksanakan studi lapangan isu strategis nasional di daerah Papua. Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 Lemhanas RI diawali dengan kegiatan diskusi panel yang digelar di salah satu hotel di Jayapura, Selasa (23/8)

  Diskusi panel yang mengangkat topik Optimalisasi Implementasi Konsep Ekonomi Biru Guna Kesejahteraan Masyarakat Papua. Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhanas RI, Sugeng Santoso mengatakan, kegiatan diskusi panel untuk mendapatkan berbagai masukan terkait konsep ekonomi biru di Papua agar bisa lebih ditingkatkan lagi kedepannya.

  “Kegiatan diskusi panel ini dihadiri berbagai narasumber mulai dari akademisi, praktisi, pemerintahan dan unsur TNI/Polri,” kata Sugeng kepada wartawan

Baca Juga :  Kapolda Papua: Negosiasi  Masih Dilakukan dengan Melibatkan Berbagai Pihak

  Lanjutnya, para peserta nantinya akan mempelajari, menganalisis dan mengolah berbagai masukan yang diperoleh dalam kegiatan itu. Selanjutnya, para peserta akan membuat kajian dan hasilnya dilaporkan ke pimpinan Lemhanas.

  “Karena salah satu fungsi Lemhanas adalah membuat kajian yang disampaikan kepada pemerintah guna mengambil kebijakan demi meningkatkan ketahanan nasional,” ucapnya.

   Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal menilai jika konsep ekonomi biru ini berjalan akan banyak dampak positif yang diterima Papua, terutama dalam pemanfaatan ekosistem perairan yang tetap lestari.

  “Di samping itu juga, pemanfaatan sumber daya yang ada yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Iman.

Baca Juga :  Pemerintah Provinsi Papua Siap Melakukan Penyerahan P3D

  Menurut iman, pelaksanaan konsep ekonomi biru di Papua ini membutuhkan dukungan anggaran yang besar, apalagi wilayah perairan Papua itu sangat luas ditambah lagi kondisi geografis dan topografisnya yang beragam.

  “Yang paling dominan adalah dukungan anggaran, tapi faktor pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat juga mutlak dibutuhkan agar mereka bisa memahami pentingnya laut bagi kehidupan, karena laut bukan tempat sampah tapi sumber kehidupan bagi kita,” pungkasnya.(fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya