Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Hikmat dan Meriah

Pj Bupati Marthen Kogoya Pimpin Upacara Peringatan HUT ke-78 RI

KARUBAGA-Puncak peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia (RI) tingkat Kabupaten Tolikara Provinsi Papua Pegunungan berlangsung hikmat dan meriah di bawah tema: “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju”.

Upacara bendera dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Tolikara, Marthen Kogoya, SH.,M.AP di Lapangan Merah Putih Karubaga, Kamis 17 Agustus 2023. Ini merupakan yang pertama bagi Pj Bupati Marthen Kogoya menjadi Inspektur Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, sejak ia dilantik pada 17 Oktober 2022 lalu.

Sementara itu, yang menjabat sebagai Perwira Upacara: Letda Inf Imam Eko Santoso, Komandan Upacara: Letda Inf Samuel Koropasy, dan Komandan Paskibra: Letda Inf Septian.

Pj Bupati Marthen Kogoya saat membacakan pidato Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sejumlah hal penting, diantaranya tentang bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045. Enam puluh delapan persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita.

“Selanjutnya, peluang besar yang kedua adalah international trus yang dimiliki Indonesia saat ini, yang dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap,” ujarnya.

Dikatakannya, ditengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, Indonesia dengan Pancasila-nya, dengan harmoni keberagamannya, dengan prinsip demokrasinya, mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

Baca Juga :  Pemkab Yalimo Buka SMP di Wilayah Perbatasan dengan Jayawijaya

Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam setiap bernegosiasi. Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya.

Strategi pertama untuk memanfaatkan kesempatan ini adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia. Kita telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6% di 2022 dari angka sebelumnya 37%, menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 di 2022.

Kita juga telah meningkatkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 di 2022, menyiapkan anggaran perlindungan sosial, kalau dijumlah dari tahun 2015 sampai tahun 2023 total sebesar Rp3.212 triliun, termasuk di dalamnya Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya, serta reskilling dan upskilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Pra-Kerja.

“Di saat yang sama, SDM yang telah kita persiapkan harus mendapatkan lapangan kerja untuk menghasilkan produktivitas nasional. Sehingga, kita juga harus mengembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang memberikan nilai tambah sebesar-besarnya,” imbuhnya.

Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity kita untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan.

Baca Juga :  Papua Patuhi Inmendagri Terkait PPKM

Tapi, kaya sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Jadi pemilik saja juga tidak cukup. Karena itu akan membuat kita menjadi bangsa pemalas, yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya tanpa ada nilai tambah, tanpa ada keberlanjutan.

Tantangan ke depan tidaklah mudah. Pilihan kebijakan akan semakin sulit sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak popular.

“Oleh sebab itu, menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust, karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia,” ucap Pj Bupati Marthen Kogoya.

Peringatan HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI di Kabupaten Tolikara diwarnai atraksi Paralayang oleh personil Polres Tolikara dengan mengambil titik star (take off) dari bukit Tagalakpaga. Seluruh peserta upacara menyambut dengan tepuk tangan nan meriah saat atlet Paralayang landing tepat di tengah-tengah lapangan Merah Putih.

Panitia juga menggelar berbagai kegiatan lain usai upacara bendera, yakni: foto bersama, tarian daerah, penyerahan tanda kehormatan Satya Lancana Karya Satya, panjat pinang, penyerahan hadiah berbagai perlombaan dan pertandingan, pasar murah, dan acara penting lainnya. Pada kesempatan yang sama, Dinas Perindagkop menggelar pasar murah khusus bagi masyarakat.(Diskominfo Tolikara)

Pj Bupati Marthen Kogoya Pimpin Upacara Peringatan HUT ke-78 RI

KARUBAGA-Puncak peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia (RI) tingkat Kabupaten Tolikara Provinsi Papua Pegunungan berlangsung hikmat dan meriah di bawah tema: “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju”.

Upacara bendera dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Tolikara, Marthen Kogoya, SH.,M.AP di Lapangan Merah Putih Karubaga, Kamis 17 Agustus 2023. Ini merupakan yang pertama bagi Pj Bupati Marthen Kogoya menjadi Inspektur Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, sejak ia dilantik pada 17 Oktober 2022 lalu.

Sementara itu, yang menjabat sebagai Perwira Upacara: Letda Inf Imam Eko Santoso, Komandan Upacara: Letda Inf Samuel Koropasy, dan Komandan Paskibra: Letda Inf Septian.

Pj Bupati Marthen Kogoya saat membacakan pidato Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sejumlah hal penting, diantaranya tentang bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045. Enam puluh delapan persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita.

“Selanjutnya, peluang besar yang kedua adalah international trus yang dimiliki Indonesia saat ini, yang dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap,” ujarnya.

Dikatakannya, ditengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, Indonesia dengan Pancasila-nya, dengan harmoni keberagamannya, dengan prinsip demokrasinya, mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

Baca Juga :  Kunker ke Kabupaten Tolikara

Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam setiap bernegosiasi. Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya.

Strategi pertama untuk memanfaatkan kesempatan ini adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia. Kita telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6% di 2022 dari angka sebelumnya 37%, menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 di 2022.

Kita juga telah meningkatkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 di 2022, menyiapkan anggaran perlindungan sosial, kalau dijumlah dari tahun 2015 sampai tahun 2023 total sebesar Rp3.212 triliun, termasuk di dalamnya Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya, serta reskilling dan upskilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Pra-Kerja.

“Di saat yang sama, SDM yang telah kita persiapkan harus mendapatkan lapangan kerja untuk menghasilkan produktivitas nasional. Sehingga, kita juga harus mengembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang memberikan nilai tambah sebesar-besarnya,” imbuhnya.

Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity kita untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan.

Baca Juga :  Buntut Kericuhan, Kapolda Ganti Dua Kapolres

Tapi, kaya sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Jadi pemilik saja juga tidak cukup. Karena itu akan membuat kita menjadi bangsa pemalas, yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya tanpa ada nilai tambah, tanpa ada keberlanjutan.

Tantangan ke depan tidaklah mudah. Pilihan kebijakan akan semakin sulit sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak popular.

“Oleh sebab itu, menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust, karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa besar seperti Indonesia,” ucap Pj Bupati Marthen Kogoya.

Peringatan HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI di Kabupaten Tolikara diwarnai atraksi Paralayang oleh personil Polres Tolikara dengan mengambil titik star (take off) dari bukit Tagalakpaga. Seluruh peserta upacara menyambut dengan tepuk tangan nan meriah saat atlet Paralayang landing tepat di tengah-tengah lapangan Merah Putih.

Panitia juga menggelar berbagai kegiatan lain usai upacara bendera, yakni: foto bersama, tarian daerah, penyerahan tanda kehormatan Satya Lancana Karya Satya, panjat pinang, penyerahan hadiah berbagai perlombaan dan pertandingan, pasar murah, dan acara penting lainnya. Pada kesempatan yang sama, Dinas Perindagkop menggelar pasar murah khusus bagi masyarakat.(Diskominfo Tolikara)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya