Pada kasus di Kampung Kimbim, filosofi masyarakat lokal WENE (cialog atau masalah), WEN (pertanian), WAM (peternakan) sebagai modal budaya material dan non material. Lalu melalui sekolah, lahirlah modal budaya institusional (lembaga).
Pada kasus di Kampung Kimbim, filosofi masyarakat lokal WENE (dialog/masalah), WEN (pertanian), WAM (peternakan) sebagai modal budaya material dan non material. Lalu melalui sekolah, lahirlah modal budaya institusional (lembaga).
Selanjutnya, pada masyarakat komunal (tradisional) sudah pasti memenuhi unsur-unsur solidaritas mekanis seperti pada teori Emile Durkheim. Sementara pada masyarakat liminal tidak sepenuhnya memenuhi unsur-unsur solidaritas mekanis, tetapi juga tidak sepenuhnya menganut unsur-unsur solidaritas organis, melainkan ditemukan adanya kesadaran campuran secara kolektif dan individual dengan refleksi keterlibatan mereka di dalam pendidikan.
Sehingga kelompok liminal ini terbentuk solidaritas baru yaitu solidaritas reflektif atau transisi yang bertolak dari Teori Strukturisasi Atnhoni Giddens. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos