Sunday, May 12, 2024
24.7 C
Jayapura

Dinkes Papua Tengah Gandeng 7 Rumah Sakit

“Kami terus memperbaiki kinerja jenis pelayanan yang diberikan, kami berharap ada dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua juga teman-teman yang ada di 7 rumah sakit ini,” sambungnya.

Dijelaskan Sumule, tidak semua pelayanan BPJS bisa dirasakan oleh masyarakat. Ada kondisi kondisi yang tidak bisa dirasakan khususnya untuk orang asli Papua (OAP), sehingga itu dibackup melalui porgram  Ko-Sehat.

“Ko-Sehat Papua hanya diberlakukan untuk OAP, sebab anggarannya bersumber dari dana Otsus. Namun untuk masyarakat Nusantara yang ada di Papua Tengah kalau dia punya kepesertaan adalah PBI Pusat, ada dana yang kami gunakan untuk membayar kurang lebih sekitar 2100/kepala,” kata Sumule.

Untuk memudahkan masyarakat Papua Tengah yang berobat di tujuh rumah sakit ini, Sumule mengaku ada tim yang ditempatkan di Jayapura.

“Tim ini ditempatkan di 7 rumah sakit dan masing masing sudah bertanggung jawab, dengan begitu masyarakat kami tidak kesulitan. Selain itu, kami juga masih bekerjasama dengan penerbangan keagamaan MAF dan AMA. Mereka yang dari pedalaman datang berobat di Jayapura bisa datang ke sini,” ujarnya.

Baca Juga :  Program Sejuta Vaksin Dipusatkan di Polres Jayawijaya

Berhubung ini hanya diberlakukan untuk masyarakat yang ber KTP Papua Tengah, Sumule mengimbau pelajar atau mahasiswa Papua Tengah yang sedang menempuh pendidikan di Jayapura untuk mengurus KTP.

“Begitu mereka punya KTP dan bermasalah dengan kesehatan, tinggal menghubungi tim yang sudah kami tempatkan di Jayapura dan dilakukan penanganan medis, ingat ini hanya berlaku untuk mereka yang ber KTP Papua Tengah,” tegasnya.

Sementara itu, Sumule mengatakan bahwa jalinan kerjasama dengan rumah sakit di Papua Induk sampai Provinsi Papua Tengah benar-benar mandiri dan memiliki rumah sakit sendiri. Bahkan, pihaknya sampai mendatangkan dokter dari Jayapura untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada di Papua Tengah.

Baca Juga :  10 Hari Dinas Kesehatan dan Puskesmas Rimba Jaya Dipalang 

“Rumah sakit kami harus banyak  belajar dari RSUD Dok II, itulah salah satu alasan untuk mempercepat alih teknologi. Bahkan komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di Papua Tengah, mulai Februari tahun ini, setiap bulan ada 11 dokter subspesialis dokter ahli kami datangkan ke RS Nabire untuk bekerja melayani masyarakat kami,” kata Sumule.

Lanjutnya, dokter yang didatangkan menurut Sumule yang tidak ada di Nabire. Seperti dokter bedah mulut, dokter ahli jantung, dokter ahli ginjal, dokter bedah anak dan lainnya.

“Permintaan mendatangkan dokter terlebih dulu kami memimta izin kepada manajemen tempat dokter tersebut bekerja. Kami juga membayar para doker yang bekerja karena  menghargai keahlian mereka, dan kepada rumah sakit yang mengizinkan itu kami juga membayar fee institusi dan itu sudah dilakukan tahun lalu,” jelasnya.

“Kami terus memperbaiki kinerja jenis pelayanan yang diberikan, kami berharap ada dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua juga teman-teman yang ada di 7 rumah sakit ini,” sambungnya.

Dijelaskan Sumule, tidak semua pelayanan BPJS bisa dirasakan oleh masyarakat. Ada kondisi kondisi yang tidak bisa dirasakan khususnya untuk orang asli Papua (OAP), sehingga itu dibackup melalui porgram  Ko-Sehat.

“Ko-Sehat Papua hanya diberlakukan untuk OAP, sebab anggarannya bersumber dari dana Otsus. Namun untuk masyarakat Nusantara yang ada di Papua Tengah kalau dia punya kepesertaan adalah PBI Pusat, ada dana yang kami gunakan untuk membayar kurang lebih sekitar 2100/kepala,” kata Sumule.

Untuk memudahkan masyarakat Papua Tengah yang berobat di tujuh rumah sakit ini, Sumule mengaku ada tim yang ditempatkan di Jayapura.

“Tim ini ditempatkan di 7 rumah sakit dan masing masing sudah bertanggung jawab, dengan begitu masyarakat kami tidak kesulitan. Selain itu, kami juga masih bekerjasama dengan penerbangan keagamaan MAF dan AMA. Mereka yang dari pedalaman datang berobat di Jayapura bisa datang ke sini,” ujarnya.

Baca Juga :  Bunda PAUD Kab. Tolikara Serahkan Bantuan Seragam dan Peralatan Sekolah

Berhubung ini hanya diberlakukan untuk masyarakat yang ber KTP Papua Tengah, Sumule mengimbau pelajar atau mahasiswa Papua Tengah yang sedang menempuh pendidikan di Jayapura untuk mengurus KTP.

“Begitu mereka punya KTP dan bermasalah dengan kesehatan, tinggal menghubungi tim yang sudah kami tempatkan di Jayapura dan dilakukan penanganan medis, ingat ini hanya berlaku untuk mereka yang ber KTP Papua Tengah,” tegasnya.

Sementara itu, Sumule mengatakan bahwa jalinan kerjasama dengan rumah sakit di Papua Induk sampai Provinsi Papua Tengah benar-benar mandiri dan memiliki rumah sakit sendiri. Bahkan, pihaknya sampai mendatangkan dokter dari Jayapura untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada di Papua Tengah.

Baca Juga :  10 Hari Dinas Kesehatan dan Puskesmas Rimba Jaya Dipalang 

“Rumah sakit kami harus banyak  belajar dari RSUD Dok II, itulah salah satu alasan untuk mempercepat alih teknologi. Bahkan komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di Papua Tengah, mulai Februari tahun ini, setiap bulan ada 11 dokter subspesialis dokter ahli kami datangkan ke RS Nabire untuk bekerja melayani masyarakat kami,” kata Sumule.

Lanjutnya, dokter yang didatangkan menurut Sumule yang tidak ada di Nabire. Seperti dokter bedah mulut, dokter ahli jantung, dokter ahli ginjal, dokter bedah anak dan lainnya.

“Permintaan mendatangkan dokter terlebih dulu kami memimta izin kepada manajemen tempat dokter tersebut bekerja. Kami juga membayar para doker yang bekerja karena  menghargai keahlian mereka, dan kepada rumah sakit yang mengizinkan itu kami juga membayar fee institusi dan itu sudah dilakukan tahun lalu,” jelasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya