WAMENA– Ribuan vaksin Covid -19, campak telah dikembalikan ke pusat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Papua lantaran sudah kedaluwarsa. Hal ini terjdi karena tingkat partisipasi warga untuk mendapatkan vaksinasi dan imunisasi di Jayawijaya sangat rendah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Dr. Willy E Mambieuw, Sp.B menyatakan, ketersediaan vaksinasi dan imunisasi itu punya batas waktu kedaluwarsa, sehingga kalau memang tak digunakan, maka harus dikembalikan lagi karena memang harus dihitung, berapa yang terpakai dan tak terpakai.
“Artinya kalau banyak yang tidak digunakan, ini seperti membuang biaya yang cukup besar, karena memang tingkat partisipasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi, imunisasi bagi anak juga sangat rendah,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa, (4/10).
Sekarang ada wacana dari Kementerian Kesehatan jika droping vaksinasi, imunisasi, harus berdasarkan data kesiapan dari masyarakat, artinya dinas kesehatan harus melakukan pendataan lebih dulu kepada warga, siapa yang mau divaksin atau imunisasi kepada anak baru vaksin itu didatangkan sesuai jumlah yang terdaftar.
“Ini bertujuan agar penggunaan vaksinasi yang didatangkan itu sesuai dengan data yang sudah ada atau yang mau, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pemerintah, karena harus mendatangkan vaksin yang banyak dengan biaya besar, namun tak digunakan,” kata Dokter Specialis Bedah RSUD Wamena.
Ia menambahkan, sampai saat ini untuk program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang didalamnya ada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), imunisasi rutin untuk bayi, dan anak-anak, serta vaksinasi Covid -19 belum mencapai target, sebab stok dari Provinsi Papua masih terus masuk karena masih mengejar pencapaian yang masih kurang.
“Vaksin Covid -19 baik Booster 1,2, imunisasi rutin, BIAS, itu kita di Jayawijaya belum sesuai dengan harapan, masih terus jalan meskipun tingkat partisipasi masyarakat rendah karena menanggap semuanya untuk vaksin Covid -19,” tambahnya. (jo/tho)