Sunday, April 28, 2024
26.7 C
Jayapura

BNPB Fasilitasi 10 Nelayan Hamadi Belajar Pengelolaan Ikan di Ambon

Suasana pendaratan dan penjualan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Hamadi (PPI), Kota Jayapura, beberapa waktu lalu.( FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Dalam dua kali kunjungannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Hamadi, Jayapura Selatan, nampaknya memicu harapan besar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letnan Jendral Doni Monardo, untuk mendorong pengembangan potensi perikanan di Provinsi Papua, dalam hal ini di Kota Jayapura.

Tidak tanggung-tanggung, di mana BNPB Pusat akan mengundang dan memfasilitasi 10 pemuda nelayan Hamadi untuk belajar mengelola ikan di Ambon, Maluku. 

 Letjen Monardo berharap, melalui pelatihan selama sekiranya 10 hari di Ambon, dapat meningkatkan kapasitas nelayan Hamadi.

 “Dalam kunjungan saya 2 kali ke Hamadi, saya melihat potensi ikan tuna di Hamadi, menurut saya, tidak kalah dengan yang ada di Maluku. Bukan apa, sebab, over-produksi tiap hari, di mana berton-ton ikan tuna yang ternyata tidak terserap juga secara keseluruhan oleh pasar,” ujar Letnan Jendral Doni Monardo, Rabu (26/4) lalu.

Baca Juga :  Pemprov Rencana Bangun Pagar dan Pos Penjagaan

 “Nah, saya yakin, kalau ini dapat dikelola dengan baik, maka nelayan-nelayan di Papua akan menjadi nelayan paling sejahtera di Indonesia,” tambahnya lagi.

 Sementara itu, menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Drs. FX Mote., M.Si., menganggap langkah yang dilakukan itu sangat baik, yang mana juga untuk ikut membantu pemerintah.

“Namun, mesti diperhatikan agar dari 10 orang yang dikirim ini harus dibagi berdasarkan kategori pelatihannya. Jangan tiap orang itu belajar semua dari pengelolaan ikan, budidaya ikan, sampai dengan pemasaran ikan,” sebut Drs. FX Mote., M.Si., Jumat (26/4) terpisah.

 Sebaliknya, dari 10 orang ini dibagi, sehingga ada yang khusus belajar pengelolaan ikan, ada yang belajar budidaya ikan, dan ada pula yang belajar pemasaran ikan, sehingga dapat kemudian disinkronasikan. 

Baca Juga :  Pemprov Minta Masyarakat Laporkan Bila Temukan Ilegal Loging

“Ini langkah awal yang baik bagi peningkatan kapasitas nelayan di Kota Jayapura. Hanya saja, Kota Jayapura ini mengategorikan nelayan menjadi tiga, yakni nelayan Papua, nelayan nusantara, dan nelayan Port Numbay, sehingga timbul pertanyaan nelayan Port Numbay mana yang dipersiapkan. Pasalnya, 10 orang yang dikirim ini semuanya nelayan Papua, sehingga nelayan asli Port Numbay, yang memiliki marga suku di Kota Jayapura ini ada di mana,” pungkasnya. (gr/ary)

Suasana pendaratan dan penjualan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Hamadi (PPI), Kota Jayapura, beberapa waktu lalu.( FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Dalam dua kali kunjungannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Hamadi, Jayapura Selatan, nampaknya memicu harapan besar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letnan Jendral Doni Monardo, untuk mendorong pengembangan potensi perikanan di Provinsi Papua, dalam hal ini di Kota Jayapura.

Tidak tanggung-tanggung, di mana BNPB Pusat akan mengundang dan memfasilitasi 10 pemuda nelayan Hamadi untuk belajar mengelola ikan di Ambon, Maluku. 

 Letjen Monardo berharap, melalui pelatihan selama sekiranya 10 hari di Ambon, dapat meningkatkan kapasitas nelayan Hamadi.

 “Dalam kunjungan saya 2 kali ke Hamadi, saya melihat potensi ikan tuna di Hamadi, menurut saya, tidak kalah dengan yang ada di Maluku. Bukan apa, sebab, over-produksi tiap hari, di mana berton-ton ikan tuna yang ternyata tidak terserap juga secara keseluruhan oleh pasar,” ujar Letnan Jendral Doni Monardo, Rabu (26/4) lalu.

Baca Juga :  Pemprov Wujudkan Pengadaan Barang dan Jasa yang Kradibel

 “Nah, saya yakin, kalau ini dapat dikelola dengan baik, maka nelayan-nelayan di Papua akan menjadi nelayan paling sejahtera di Indonesia,” tambahnya lagi.

 Sementara itu, menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Drs. FX Mote., M.Si., menganggap langkah yang dilakukan itu sangat baik, yang mana juga untuk ikut membantu pemerintah.

“Namun, mesti diperhatikan agar dari 10 orang yang dikirim ini harus dibagi berdasarkan kategori pelatihannya. Jangan tiap orang itu belajar semua dari pengelolaan ikan, budidaya ikan, sampai dengan pemasaran ikan,” sebut Drs. FX Mote., M.Si., Jumat (26/4) terpisah.

 Sebaliknya, dari 10 orang ini dibagi, sehingga ada yang khusus belajar pengelolaan ikan, ada yang belajar budidaya ikan, dan ada pula yang belajar pemasaran ikan, sehingga dapat kemudian disinkronasikan. 

Baca Juga :  Cakupan JKN Papua  Capai  98 % Lebih

“Ini langkah awal yang baik bagi peningkatan kapasitas nelayan di Kota Jayapura. Hanya saja, Kota Jayapura ini mengategorikan nelayan menjadi tiga, yakni nelayan Papua, nelayan nusantara, dan nelayan Port Numbay, sehingga timbul pertanyaan nelayan Port Numbay mana yang dipersiapkan. Pasalnya, 10 orang yang dikirim ini semuanya nelayan Papua, sehingga nelayan asli Port Numbay, yang memiliki marga suku di Kota Jayapura ini ada di mana,” pungkasnya. (gr/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya