Perangkat Dinas dan Petani Harus Konsisten

396
Noak Kapisa (FOTO : Gamel Cepos )

*Jangan Hanya Semangat Saat Ada Pameran 

JAYAPURA – Asisten II Setda Provinsi Papua, Noak Kapisa mengungkapkan bahwa pihaknya menginginkan ada sebuah komitmen dan konsistensi dari para petani maupun perangkat dinas merespon berkembangnya teknologi pertanian dan permintaan pasar. 

 Ia tak ingin semangat untuk menghadirkan komoditi unggulan  Papua ini hanya nampak ketika ada pameran. Nanti setelah pameran, semua yang jadi unggulan  justru hilang dan kembali seperti biasa. 

 “Keinginan kami seperti itu. Seharusnya berkembangnya teknologi pertanian, diimbangi dengan inovasi dan konsistensi.  Setiap tahun kami selalu menggelar pameran dan jangan hanya saat pameran saja semua terlihat menarik dan menjanjikan tapi setelah pameran justru semua hilang,” kata  Noak Kapisa kepada Cenderawasih Pos di Kantor Gubernur, Selasa (12/2). 

Baca Juga :  Belum Ditemukan Adanya Sengketa Antar Peserta Pemilu 

 Kata Noak, pemerintah provinsi telah memiliki pemetaan berbasis wilayah adat dan perlu dikembangkan beberapa komoditi unggulan di Papua untuk menyambung hasil pemetaan tersebut.

 Namun jika semua sudah masuk RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota seharusnya ada sinergi yang bisa dijalankan dan didorong bersama. 

 “Misal di wilayah tertentu dibudidayakan sagu lalu lainnya adalah petatas dan daerah lain lagi bentuknya buah merah. Ketika dibutuhkan semua sudah tersedia. Jadi hangan hanya ketika pameran barulah dicari mana yang bisa dipamerkan,” jelasnya. 

 Apalagi saat ini Pemprov kata Noak sedang menuju pengembangan ekonomi hijau dan beberapa komoditi di atas termasuk sagu masuk dalam itu. 

 “Kemarin kami bicara dengan Pak Made (Dosen Uncen) dan sagu ini bisa menjadi 10 produk lebih. Dia sudah menguasai teknologi tinggal disampaikan ke OPD terkait. Sagu ini bisa jadi mie, tepung atau es krim dan itu dipasarkan sunggung-sungguh,” katanya. 

Baca Juga :  Pemprov Harap Pemuda Papua Harus Berani Bewirausaha

 Apalagi dengan agenda PON tahun 2020 semua niat di atas bisa diteruskan dengan logo PON. “Jadi produk unggulan ini dibuat dan ditempelkan branding PON agar masuk pada frame PON 2020. Saya pikir itu sangat memungkinkan. Kita perlu belajar dari Riau yang bisa hasilkan 100 lebih produk dari bahan sagu,” imbuhnya. (ade/ary)