Tuesday, May 21, 2024
24.7 C
Jayapura

Pengamat Sepakat Keputusan Wasit Banyak Rugikan Timnas Garuda

JAKARTA-Terhenti sudah langkah timnas Indonesia di semifinal Piala Asia U-23, setelah kalah dari Uzbekistan dengan skor 2-0, Senin (29/4) malam WIB.
Kekalahan tersebut terasa menyakitkan karena sejumlah keputusan wasit asal Tiongkok, Shen Yinhao dinilai merugikan timnas Indonesia, salah satunya menganulir gol Muhammad Ferrari.
Menurut pengamat sepak bola Akmal Marhali, selain wasit Shen Yinhao, wasit VAR asal Thailand Sivakorn Pu Udom juga dianggap merugikan timnas Indonesia.
Akmal menilai, ada dua hal keputusan Sivakorn yang dianggap merugikan timnas Garuda Muda.
Pertama, saat Witan Sulaeman dijegal di kotak penalti namun setelah peninjauan VAR malah Indonesia tidak mendapat penalti maupun tendangan bebas sama sekali.
Keputusan kedua yang lebih menyakitkan adalah dianulirnya gol dari Muhammad Ferrari yang sudah sempat disahkan. Setelah peninjauan VAR, ternyata kaki Sananta dianggap offside sehingga gol dibatalkan dan Indonesia tidak jadi unggul 1-0.
“Sivakorn menganggap Sananta kakinya sudah berada dalam posisi offside. Keputusan ini membuat mental pemain kita sedikit jatuh karena mereka tidak menyangka gol Ferarri harus dibatalkan VAR,” kata Akmal seperti dikutip dari Antara.
Setelah gol Ferarri yang dianulir, Uzbekistan akhirnya mencetak gol pertama lewat Khusaen Norchaev pada menit ke-68.
Saat Indonesia masih berupaya mengejar ketertinggalan, Rizky Ridho malah mendapat kartu merah karena dianggap melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Uzbekistan, lagi-lagi setelah peninjauan VAR.
Bermain dengan sepuluh pemain membuat kekuatan timnas Merah Putih menjadi timpang. Abdulkodir Khusanov kemudian menggandakan keunggulan Uzbekistan pada menit ke-86, dan skor 2-0 bertahan hingga laga usai.
Terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, Akmal juga menilai bahwa Uzbekistan bermain cukup efektif, terutama dalam hal pergantian pemain yang mampu mengubah hasil.
“Kalau lihat gol-gol mereka, kita lihat itu diciptakan dari pemain pengganti. Artinya Uzbekistan cukup efektif melakukan pergantian pemain,” tutur Akmal.
Timnas Indonesia masih akan memainkan pertandingan perebutan peringkat ketiga melawan Irak, yang ditaklukkan Jepang di semifinal kedua.
Laga perebutan juara tiga tersebut akan digelar pada Kamis (2/5) malam. Jika Indonesia menang, maka mereka akan lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024.
Namun jika kalah, tim asuhan Shin Tae-yong itu masih bisa lolos ke pesta olahraga empat tahunan tersebut, asalkan bisa mengalahkan tim asal Afrika, Guinea dalam laga play off Olimpiade. (*/Antara)
Baca Juga :  Cristiano Ronaldo Cetak Gol ke-400 Sejak Berusia 30 Tahun
JAKARTA-Terhenti sudah langkah timnas Indonesia di semifinal Piala Asia U-23, setelah kalah dari Uzbekistan dengan skor 2-0, Senin (29/4) malam WIB.
Kekalahan tersebut terasa menyakitkan karena sejumlah keputusan wasit asal Tiongkok, Shen Yinhao dinilai merugikan timnas Indonesia, salah satunya menganulir gol Muhammad Ferrari.
Menurut pengamat sepak bola Akmal Marhali, selain wasit Shen Yinhao, wasit VAR asal Thailand Sivakorn Pu Udom juga dianggap merugikan timnas Indonesia.
Akmal menilai, ada dua hal keputusan Sivakorn yang dianggap merugikan timnas Garuda Muda.
Pertama, saat Witan Sulaeman dijegal di kotak penalti namun setelah peninjauan VAR malah Indonesia tidak mendapat penalti maupun tendangan bebas sama sekali.
Keputusan kedua yang lebih menyakitkan adalah dianulirnya gol dari Muhammad Ferrari yang sudah sempat disahkan. Setelah peninjauan VAR, ternyata kaki Sananta dianggap offside sehingga gol dibatalkan dan Indonesia tidak jadi unggul 1-0.
“Sivakorn menganggap Sananta kakinya sudah berada dalam posisi offside. Keputusan ini membuat mental pemain kita sedikit jatuh karena mereka tidak menyangka gol Ferarri harus dibatalkan VAR,” kata Akmal seperti dikutip dari Antara.
Setelah gol Ferarri yang dianulir, Uzbekistan akhirnya mencetak gol pertama lewat Khusaen Norchaev pada menit ke-68.
Saat Indonesia masih berupaya mengejar ketertinggalan, Rizky Ridho malah mendapat kartu merah karena dianggap melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Uzbekistan, lagi-lagi setelah peninjauan VAR.
Bermain dengan sepuluh pemain membuat kekuatan timnas Merah Putih menjadi timpang. Abdulkodir Khusanov kemudian menggandakan keunggulan Uzbekistan pada menit ke-86, dan skor 2-0 bertahan hingga laga usai.
Terlepas dari berbagai kontroversi tersebut, Akmal juga menilai bahwa Uzbekistan bermain cukup efektif, terutama dalam hal pergantian pemain yang mampu mengubah hasil.
“Kalau lihat gol-gol mereka, kita lihat itu diciptakan dari pemain pengganti. Artinya Uzbekistan cukup efektif melakukan pergantian pemain,” tutur Akmal.
Timnas Indonesia masih akan memainkan pertandingan perebutan peringkat ketiga melawan Irak, yang ditaklukkan Jepang di semifinal kedua.
Laga perebutan juara tiga tersebut akan digelar pada Kamis (2/5) malam. Jika Indonesia menang, maka mereka akan lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024.
Namun jika kalah, tim asuhan Shin Tae-yong itu masih bisa lolos ke pesta olahraga empat tahunan tersebut, asalkan bisa mengalahkan tim asal Afrika, Guinea dalam laga play off Olimpiade. (*/Antara)
Baca Juga :  Prediksi AS vs Burkina Faso, Ancaman Justru Berasal dari Suporter Indonesia

Berita Terbaru

Artikel Lainnya