Tuesday, September 17, 2024
26.7 C
Jayapura

Frasa ‘Football is Coming Home’ Sering Dikaitkan dengan Timnas Inggris

JAKARTA-Kekalahan Timnas Inggris di babak final Euro 2024 merupakan kali kedua anak asuh Gareth Southgate menjadi runner-up, setelah di final sebelumnya dikalahkan oleh Italia. Dengan hasil tersebut, lagi-lagi ‘Football is Coming Home’ kembali tertunda.

Frasa “Football is Coming Home” telah menjadi sinonim dengan sepak bola Inggris, terutama sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1996. Tapi mengapa frasa ini begitu erat kaitannya dengan Inggris? Untuk memahami hal ini, kita perlu menelusuri sejarah, budaya, dan signifikansi emosional dari frasa tersebut.

Pada tahun 1996, Inggris menjadi tuan rumah Piala Eropa, sebuah turnamen besar pertama yang diadakan di negara tersebut sejak Piala Dunia 1966. Lagu “Three Lions” yang dibawakan oleh David Baddiel, Frank Skinner, dan band The Lightning Seeds dirilis sebagai lagu resmi tim nasional Inggris untuk turnamen tersebut.
Dilansir dari Independent, lirik lagu ini, yang berisi frasa “It’s coming home,” segera menjadi anthem tidak resmi para penggemar sepak bola Inggris.

1. Sejarah Lagu “Three Lions”
Lagu “Three Lions” dirilis pada Mei 1996 dan langsung mencapai puncak tangga lagu di Inggris. Lagu ini menangkap esensi perasaan penggemar sepak bola Inggris, yang selalu berharap tim mereka dapat mengulang kejayaan Piala Dunia 1966.

2. Makna “It’s Coming Home”
Frasa “It’s coming home” awalnya merujuk pada fakta bahwa Inggris, sebagai tempat kelahiran sepak bola modern, menjadi tuan rumah Piala Eropa 1996. Namun, maknanya telah berkembang menjadi simbol harapan dan optimisme bahwa Inggris akan memenangkan turnamen besar lagi.
3. Pengaruh Budaya
Selama Euro 1996, lagu ini menjadi sangat populer dan dinyanyikan oleh para penggemar di stadion-stadion di seluruh negeri. Popularitasnya meluas hingga ke negara lain, dengan pemain Jerman bahkan menyanyikan lagu ini setelah mengalahkan Inggris di semifinal.

4. Kebangkitan Popularitas

Lagu ini mengalami kebangkitan popularitas yang signifikan selama Piala Dunia 2018 di Rusia. Dengan ekspektasi yang rendah, tim Inggris berhasil mencapai semifinal, dan frasa “It’s coming home” kembali menggema di seluruh Inggris, baik di stadion, pub, maupun media sosial.

5. Kontroversi dan Kritik
Meskipun banyak yang menganggap frasa ini sebagai bentuk humor dan optimisme Inggris, beberapa pihak melihatnya sebagai simbol arogansi. Misalnya, setelah kekalahan Inggris dari Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018, beberapa pemain Kroasia mengejek frasa ini, menyebutnya sebagai bentuk keangkuhan.
6. Versi Lagu yang Berbeda
Ada beberapa versi dari lagu “Three Lions” yang telah dirilis, termasuk versi untuk Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2010. Setiap versi mempertahankan esensi optimisme dan harapan, meskipun tim Inggris sering kali gagal memenuhi harapan para penggemarnya.
7. Pengaruh Terhadap Generasi Baru
Bagi generasi baru penggemar sepak bola Inggris, “It’s coming home” telah menjadi lebih dari sekadar lirik lagu; itu adalah simbol harapan abadi bahwa suatu hari nanti, tim nasional mereka akan mengulang kejayaan Piala Dunia 1966.
8. Peran Media Sosial
Media sosial telah memainkan peran besar dalam menyebarkan dan mempertahankan popularitas frasa ini. Meme, video viral, dan hashtag seperti #ItsComingHome menjadi sangat populer selama turnamen besar, menunjukkan betapa dalamnya frasa ini tertanam dalam budaya sepak bola Inggris.

Baca Juga :  Manggung 5 Menit Hasilkan Rp 32,3 Miliar di Final Copa America 2024?

“Football is Coming Home” adalah lebih dari sekadar lirik lagu atau slogan. Ini adalah ekspresi dari harapan, optimisme, dan cinta yang mendalam terhadap sepak bola yang dimiliki oleh penggemar Inggris.

Meskipun sering kali tim nasional mereka gagal memenuhi harapan ini, semangat yang terkandung dalam frasa ini terus menginspirasi dan menghubungkan penggemar dari berbagai generasi.
Sehingga, kapan pun tim Inggris berkompetisi di panggung dunia, kita bisa yakin bahwa lagu “Three Lions” akan kembali terdengar, membawa harapan bahwa sepak bola benar-benar akan “kembali ke rumah”. (*)
Sumber: Jawapos

JAKARTA-Kekalahan Timnas Inggris di babak final Euro 2024 merupakan kali kedua anak asuh Gareth Southgate menjadi runner-up, setelah di final sebelumnya dikalahkan oleh Italia. Dengan hasil tersebut, lagi-lagi ‘Football is Coming Home’ kembali tertunda.

Frasa “Football is Coming Home” telah menjadi sinonim dengan sepak bola Inggris, terutama sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1996. Tapi mengapa frasa ini begitu erat kaitannya dengan Inggris? Untuk memahami hal ini, kita perlu menelusuri sejarah, budaya, dan signifikansi emosional dari frasa tersebut.

Pada tahun 1996, Inggris menjadi tuan rumah Piala Eropa, sebuah turnamen besar pertama yang diadakan di negara tersebut sejak Piala Dunia 1966. Lagu “Three Lions” yang dibawakan oleh David Baddiel, Frank Skinner, dan band The Lightning Seeds dirilis sebagai lagu resmi tim nasional Inggris untuk turnamen tersebut.
Dilansir dari Independent, lirik lagu ini, yang berisi frasa “It’s coming home,” segera menjadi anthem tidak resmi para penggemar sepak bola Inggris.

1. Sejarah Lagu “Three Lions”
Lagu “Three Lions” dirilis pada Mei 1996 dan langsung mencapai puncak tangga lagu di Inggris. Lagu ini menangkap esensi perasaan penggemar sepak bola Inggris, yang selalu berharap tim mereka dapat mengulang kejayaan Piala Dunia 1966.

2. Makna “It’s Coming Home”
Frasa “It’s coming home” awalnya merujuk pada fakta bahwa Inggris, sebagai tempat kelahiran sepak bola modern, menjadi tuan rumah Piala Eropa 1996. Namun, maknanya telah berkembang menjadi simbol harapan dan optimisme bahwa Inggris akan memenangkan turnamen besar lagi.
3. Pengaruh Budaya
Selama Euro 1996, lagu ini menjadi sangat populer dan dinyanyikan oleh para penggemar di stadion-stadion di seluruh negeri. Popularitasnya meluas hingga ke negara lain, dengan pemain Jerman bahkan menyanyikan lagu ini setelah mengalahkan Inggris di semifinal.

4. Kebangkitan Popularitas

Lagu ini mengalami kebangkitan popularitas yang signifikan selama Piala Dunia 2018 di Rusia. Dengan ekspektasi yang rendah, tim Inggris berhasil mencapai semifinal, dan frasa “It’s coming home” kembali menggema di seluruh Inggris, baik di stadion, pub, maupun media sosial.

5. Kontroversi dan Kritik
Meskipun banyak yang menganggap frasa ini sebagai bentuk humor dan optimisme Inggris, beberapa pihak melihatnya sebagai simbol arogansi. Misalnya, setelah kekalahan Inggris dari Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018, beberapa pemain Kroasia mengejek frasa ini, menyebutnya sebagai bentuk keangkuhan.
6. Versi Lagu yang Berbeda
Ada beberapa versi dari lagu “Three Lions” yang telah dirilis, termasuk versi untuk Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2010. Setiap versi mempertahankan esensi optimisme dan harapan, meskipun tim Inggris sering kali gagal memenuhi harapan para penggemarnya.
7. Pengaruh Terhadap Generasi Baru
Bagi generasi baru penggemar sepak bola Inggris, “It’s coming home” telah menjadi lebih dari sekadar lirik lagu; itu adalah simbol harapan abadi bahwa suatu hari nanti, tim nasional mereka akan mengulang kejayaan Piala Dunia 1966.
8. Peran Media Sosial
Media sosial telah memainkan peran besar dalam menyebarkan dan mempertahankan popularitas frasa ini. Meme, video viral, dan hashtag seperti #ItsComingHome menjadi sangat populer selama turnamen besar, menunjukkan betapa dalamnya frasa ini tertanam dalam budaya sepak bola Inggris.

Baca Juga :  Prancis Menang Adu Penalti atas Portugal untuk Melaju ke Semifinal Euro 2024

“Football is Coming Home” adalah lebih dari sekadar lirik lagu atau slogan. Ini adalah ekspresi dari harapan, optimisme, dan cinta yang mendalam terhadap sepak bola yang dimiliki oleh penggemar Inggris.

Meskipun sering kali tim nasional mereka gagal memenuhi harapan ini, semangat yang terkandung dalam frasa ini terus menginspirasi dan menghubungkan penggemar dari berbagai generasi.
Sehingga, kapan pun tim Inggris berkompetisi di panggung dunia, kita bisa yakin bahwa lagu “Three Lions” akan kembali terdengar, membawa harapan bahwa sepak bola benar-benar akan “kembali ke rumah”. (*)
Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya