JAKARTA-Setelah pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia, perhatian publik kini tertuju pada pengganti barunya, Patrick Kluivert. Pelatih asal Belanda tersebut menyampaikan visinya dalam wawancara eksklusif bersama Fabrizio Romano, beberapa jam setelah pengumumannya resmi sebagai nakhoda baru skuad Garuda.
Dalam wawancara itu, Kluivert menegaskan ambisi utamanya yaitu membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Berbeda dengan pernyataan anggota Exco PSSI Arya Sinulingga yang menyebut target lolos Piala Dunia baru dicanangkan untuk 2030. Kluivert menilai peluang menuju Piala Dunia 2026 sangat realistis.
“Misi saya adalah memastikan kami lolos tahun depan (2026). Saya yakin tim ini memiliki kekuatan dan hasrat untuk mencapainya, tapi tentu memerlukan dukungan penuh dari seluruh bangsa Indonesia,” tegasnya.
Kluivert juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pelatih, pemain, hingga suporter untuk mencapai target besar ini. Ia percaya dengan persatuan dan dukungan masif, Timnas Indonesia bisa mencetak sejarah baru.
“Para pendukung adalah bagian vital dari perjalanan kami,” ujar pelatih yang pernah menjadi asisten Louis van Gaal di Piala Dunia 2014 itu.
Sementara itu, Arya Sinulingga mengungkapkan alasan PSSI memecat Shin Tae-yong meski keputusan tersebut menuai pro dan kontra. Ia menyatakan PSSI tidak mencari langkah populer atau aman, melainkan berfokus pada masa depan tim.
“Kalau kita mencari aman atau popularitas, paling enak adalah mempertahankan STY. Tapi, jika gagal di Piala Dunia, yang akan dimaki-maki adalah Erick Thohir,” katanya.
Arya juga menegaskan bahwa target lolos Piala Dunia 2026 bukan bagian dari rencana PSSI. “Kami belum pernah menyebut itu. Target kami adalah Piala Dunia 2030,” ungkapnya.
Hal ini kontras dengan visi Kluivert, yang yakin bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk lolos lebih awal.
Keputusan PSSI mengganti Shin Tae-yong dengan Kluivert tidak lepas dari sorotan publik. Dalam keterangan persnya, Erick Thohir menyatakan pergantian ini adalah hasil evaluasi mendalam untuk mencapai kualitas tim yang lebih baik.
“Tidak ada tekanan dari siapa pun. Keputusan ini murni demi kepentingan terbaik Timnas Indonesia,” jelas Erick.
Saat ini, Timnas Indonesia tengah bersiap menjalani lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka dijadwalkan melawan Australia dalam laga tandang, diikuti pertandingan kandang melawan Bahrain. Dua laga ini menjadi penentu peluang Indonesia menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.
Meski Arya dan Kluivert memiliki pandangan berbeda soal target Piala Dunia, keduanya sepakat bahwa Timnas Indonesia perlu dukungan besar untuk mencapai tujuan. Dengan segenap pengalamannya, Kluivert diharapkan mampu membawa strategi baru dan semangat kolaborasi untuk mengantarkan Timnas Indonesia menuju panggung dunia. (*/jawapos)