Friday, November 22, 2024
24.7 C
Jayapura

Cerita Haru Maarten Paes yang Ditonton 30 Ribu Suporter saat Hadapi Arab Saudi

“Jadi saya hanya bersiap untuk semuanya, mencoba menjaga tubuh dan pikiran saya. Dan, hanya mencoba untuk menerima kesempatan, menerima tantangan, dan tidak tahu benar apa yang diharapkan sebelum datang ke sana. Datanglah ke sana dengan banyak energi yang baik dan positif,” paparnya.

Paes mengatakan, sebelum pertandingan dia bertemu dengan pelatih Timnas Indonesia dan berdiskusi panjang lebar. Meskipun harus berkomunikasi melalui penerjemah, pertemuan tersebut membuatnya lebih siap mental. Kehangatan sambutan dari rekan-rekan satu tim juga membuat Paes merasa nyaman dan semakin percaya diri.

“Itulah pola pikirnya. Awalnya, ketika saya mendarat, saya datang ke hotel, dan saya bertemu dengan pelatih di kamar hotelnya. Kami mengobrol dengan baik, dengan penerjemah tentu saja. Tetapi kami mengobrol dengan sangat baik, menetapkan standar,” ungkap Maarten Paes.

“Dan kemudian setelah itu, saya mengenal beberapa orang. Saya pernah bermain dengan beberapa dari mereka di klub lama saya, jadi itu sudah bagus,” jelasnya.

Ketika pertama kali melangkah ke lapangan, Paes sudah takjub dengan kehadiran 30 ribu suporter Indonesia. Baginya, atmosfer tersebut sangat berbeda dari apa yang pernah dialami sebelumnya. Bahkan ketika bermain di stadion besar Eropa. Ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang, Paes merasakan dorongan emosional yang kuat.

Baca Juga :  Dapat Pujian dari FIFA, Presiden Apresiasi Penyelenggaraan Piala Dunia U-17

“Dan kemudian, ya, semua orang begitu baik dan, ya, memberi saya sambutan yang sangat hangat. Ya, sejak awal, hubungan kami berkembang baik, dan, kami tahu, saya harus mengenal mereka dengan cepat karena saya akan bermain di beberapa pertandingan besar dengan mereka dalam beberapa hari,” tutur Maarten Paes.

“Jadi, ya, itu bagus. Itu sudah sangat tidak nyata ketika saya melihat lapangan. Sudah ada 30.000 suporter tandang di tribun, dan kemudian saya sangat kagum dengan itu,” lanjutnya.

Momen paling mendebarkan bagi Paes adalah saat menghadapi penalti Salem Al Dawsari. Paes mengaku telah mempelajari gaya tendangan Dawsari. Berkat persiapan matang, dia berhasil menggagalkan eksekusi itu. Dia merasa bahwa penyelamatan itu adalah hasil dari ketenangannya di bawah tekanan serta dukungan moral dari para suporter.

“Salem (Al- Dawsari) bermain untuk Al Hilal. Mencetak gol indah melawan Argentina di Piala Dunia. Saya telah mempelajarinya, tetapi dia memiliki 2 jenis PK (Penalty Kick) di mana satu dia hentikan dan satu dia lewati, lalu dia hentikan dan Anda melihat saya, seperti, bergerak sedikit,” jelas Maarten Paes.

Baca Juga :  Aneka Komentar Netizen Lebih Takut Kehilangan Erick Thohir Ketimbang Pemain

“Jadi saya berdoa agar saya tidak bergerak dari garis. Lalu, untungnya, saya pikir saya tetap tenang dan kemudian menjalankan rencana permainan di lapangan dan melakukan penyelamatan,” paparnya.

Setelah penyelamatan tersebut, Paes semakin mantap dalam menjaga gawang. Dia berhasil menjaga performanya hingga akhir pertandingan dan memberikan kontribusi besar dalam hasil imbang melawan Arab Saudi. Bagi Paes, itu adalah pencapaian luar biasa di debutnya bersama Timnas Indonesia.

Maarten Paes juga menyoroti bagaimana perhatian dari media dan suporter Indonesia yang sangat berbeda dari pengalamannya bermain di klub-klub Eropa. Di Indonesia, antusiasme suporter begitu tinggi, bahkan saat latihan sekalipun. Ini adalah pengalaman baru baginya yang membuatnya merasa semakin dekat dengan tim dan para penggemar.

“Dan, ya, saya hanya merasa tenang, dan saya merasakan energinya. Dan, ya, hampir seperti Anda harus melakukannya untuk mereka. Dan itu luar biasa. Dan untungnya, permainan berkembang dengan cara yang memungkinkan saya banyak membantu tim,” ucap Maarten Paes.

“Jadi saya hanya bersiap untuk semuanya, mencoba menjaga tubuh dan pikiran saya. Dan, hanya mencoba untuk menerima kesempatan, menerima tantangan, dan tidak tahu benar apa yang diharapkan sebelum datang ke sana. Datanglah ke sana dengan banyak energi yang baik dan positif,” paparnya.

Paes mengatakan, sebelum pertandingan dia bertemu dengan pelatih Timnas Indonesia dan berdiskusi panjang lebar. Meskipun harus berkomunikasi melalui penerjemah, pertemuan tersebut membuatnya lebih siap mental. Kehangatan sambutan dari rekan-rekan satu tim juga membuat Paes merasa nyaman dan semakin percaya diri.

“Itulah pola pikirnya. Awalnya, ketika saya mendarat, saya datang ke hotel, dan saya bertemu dengan pelatih di kamar hotelnya. Kami mengobrol dengan baik, dengan penerjemah tentu saja. Tetapi kami mengobrol dengan sangat baik, menetapkan standar,” ungkap Maarten Paes.

“Dan kemudian setelah itu, saya mengenal beberapa orang. Saya pernah bermain dengan beberapa dari mereka di klub lama saya, jadi itu sudah bagus,” jelasnya.

Ketika pertama kali melangkah ke lapangan, Paes sudah takjub dengan kehadiran 30 ribu suporter Indonesia. Baginya, atmosfer tersebut sangat berbeda dari apa yang pernah dialami sebelumnya. Bahkan ketika bermain di stadion besar Eropa. Ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang, Paes merasakan dorongan emosional yang kuat.

Baca Juga :  Gelombang Naturalisasi, Haruskah Punya Darah Keturunan Indonesia?

“Dan kemudian, ya, semua orang begitu baik dan, ya, memberi saya sambutan yang sangat hangat. Ya, sejak awal, hubungan kami berkembang baik, dan, kami tahu, saya harus mengenal mereka dengan cepat karena saya akan bermain di beberapa pertandingan besar dengan mereka dalam beberapa hari,” tutur Maarten Paes.

“Jadi, ya, itu bagus. Itu sudah sangat tidak nyata ketika saya melihat lapangan. Sudah ada 30.000 suporter tandang di tribun, dan kemudian saya sangat kagum dengan itu,” lanjutnya.

Momen paling mendebarkan bagi Paes adalah saat menghadapi penalti Salem Al Dawsari. Paes mengaku telah mempelajari gaya tendangan Dawsari. Berkat persiapan matang, dia berhasil menggagalkan eksekusi itu. Dia merasa bahwa penyelamatan itu adalah hasil dari ketenangannya di bawah tekanan serta dukungan moral dari para suporter.

“Salem (Al- Dawsari) bermain untuk Al Hilal. Mencetak gol indah melawan Argentina di Piala Dunia. Saya telah mempelajarinya, tetapi dia memiliki 2 jenis PK (Penalty Kick) di mana satu dia hentikan dan satu dia lewati, lalu dia hentikan dan Anda melihat saya, seperti, bergerak sedikit,” jelas Maarten Paes.

Baca Juga :  PD U-17 Jadi Angin Segar untuk Dongkrak Sektor Pariwisata dan Ekonomi Nasional

“Jadi saya berdoa agar saya tidak bergerak dari garis. Lalu, untungnya, saya pikir saya tetap tenang dan kemudian menjalankan rencana permainan di lapangan dan melakukan penyelamatan,” paparnya.

Setelah penyelamatan tersebut, Paes semakin mantap dalam menjaga gawang. Dia berhasil menjaga performanya hingga akhir pertandingan dan memberikan kontribusi besar dalam hasil imbang melawan Arab Saudi. Bagi Paes, itu adalah pencapaian luar biasa di debutnya bersama Timnas Indonesia.

Maarten Paes juga menyoroti bagaimana perhatian dari media dan suporter Indonesia yang sangat berbeda dari pengalamannya bermain di klub-klub Eropa. Di Indonesia, antusiasme suporter begitu tinggi, bahkan saat latihan sekalipun. Ini adalah pengalaman baru baginya yang membuatnya merasa semakin dekat dengan tim dan para penggemar.

“Dan, ya, saya hanya merasa tenang, dan saya merasakan energinya. Dan, ya, hampir seperti Anda harus melakukannya untuk mereka. Dan itu luar biasa. Dan untungnya, permainan berkembang dengan cara yang memungkinkan saya banyak membantu tim,” ucap Maarten Paes.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya