Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Atlet Bulu Tangkis Mengeluh, 2 Tahun Hak Mereka Tidak Dipenuhi

KONI : Kami Selalu Membayar Hak dari Para Atlit

Kenius Kogoya. ( FOTO: Erik / Cepos)


JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua menargetkan PON 2020 tahun 2021 sebagai PON Prestasi bagi Papua, namun persiapan para atlet PON Papua tidak semuanya berjalan mulus, seperti yang dialami atlet dari cabang olahraga Bulu tangkis Papua. Mereka mengaku kurang mendapat perhatian, persiapan yang tidak berjalan baik, minim fasilitas hingga hak mereka tidak dipenuhi.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak SK Sebagai Atlit PON Papua mereka terima tahun 2019 lalu. sampai saat ini tidak ada TC terpusat atau TC berjalan seperti atlet dari cabor-cabor lain yang sudah berjalan dengan baik meskipun ditengah pandemic Covid-19.
“ Kami dijanjikan saja, tetapi tidak ada realiasasi, ini sudah sejak 2019, dan sudah 2 tahun kondisi kami tanpa kejelasan,” ujar Gabriel dan Alfian, Atlet Bulu Tangkis PON Papua mewakili suara teman-temannya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Meskipun tidak ada TC terpusat atau berjalan, mereka mengaku tetap berlatih secara individu maupun di club Bulu tangkis masing-masing.” Kami 13 orang Atlet Bulutangkis PON Papua tetap berlatih secara individu di masing-masing club,” ujarnya.
Dikatakan, kondisi ini mereka sudah pertanyakan baik ke Pengprov Bulu Tangkis maupun langsung ke KONI, namun sampai sekarang belum juga ada kejelasan, terutama soal TC, Fasilitas maupun hak yang harus mereka dapat dapatkan tidak dibayarkan juga.
“ Ini semua tidak kami dapatkan sejak 2019 lalu, bagaimana kami ada SK namun tidak ada kejelasan, kalau kami tanya, malah kami diminta tidak boleh mempertanyakan hal ini,” ujarnya dan dibernarkan juga oleh orang tua Atlet yang juga prihatin dengan kondisi yang dialami para atlet Bulu Tangkis.
Mereka mengaku pernah menyampaikan ke KONI dan lalu mereka diaundang rapat, namun tidak ada tidak lanjutnya hingga Januari 2021. Saat rapat, hanya pihak KONI, Atlet, Orang Tua Atlet, sedangkan Pengprov Bulu Tangkis tidak hadir.
Ditempat terpisah, Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Papua, Kenius Kogoya angkat bicara soal adanya kabar atlet dari cabang olahraga Bulu Tangkis yang haknya tak dibayarkan sejak tahun 2019 silam.
Menurut Sekum Kenius, kabar tersebut tidak benar, pasalnya ia mengaku, KONI Papua selalu membayarkan hak-hak setiap atlet yang saat ini sedang menjalani pemusatan latihan, baik yang di Papua maupun di luar Papua.
Kenius justru mempertanyakan status atlet yang dimaksud. Ia khawatir atlet tersebut merupakan atlet yang telah terdegradasi. Ia menampik, tidak mungkin KONI menahan hak atlet sampai menahun.
“Tidak benar itu, tidak ada yang tidak terbayarkan, kemungkinan itu atlit yang didegradasi,” ungkap Sekum Kenius saat dihubungi via telepon selulernya, Kami (28/1) malam.
Sekedar diketahui, KONI saat ini sedang menggembleng atlet dari 37 cabang olahraga menuju persiapan PON XX Papua bulan Oktober mendatang. Pada event olahraga empat tahunan itu, KONI Papua menargetkan 5 besar.
Sementara Pihak Pengprov Bulu Tangkis yang berusaha dikonfirmasi media ini, tidak berhasil ditemui, via telepon juga tidak direspon. (eri/luc).

Baca Juga :  Diikuti 7.066 Atlet, Kans Tanpa Penonton

KONI : Kami Selalu Membayar Hak dari Para Atlit

Kenius Kogoya. ( FOTO: Erik / Cepos)


JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua menargetkan PON 2020 tahun 2021 sebagai PON Prestasi bagi Papua, namun persiapan para atlet PON Papua tidak semuanya berjalan mulus, seperti yang dialami atlet dari cabang olahraga Bulu tangkis Papua. Mereka mengaku kurang mendapat perhatian, persiapan yang tidak berjalan baik, minim fasilitas hingga hak mereka tidak dipenuhi.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak SK Sebagai Atlit PON Papua mereka terima tahun 2019 lalu. sampai saat ini tidak ada TC terpusat atau TC berjalan seperti atlet dari cabor-cabor lain yang sudah berjalan dengan baik meskipun ditengah pandemic Covid-19.
“ Kami dijanjikan saja, tetapi tidak ada realiasasi, ini sudah sejak 2019, dan sudah 2 tahun kondisi kami tanpa kejelasan,” ujar Gabriel dan Alfian, Atlet Bulu Tangkis PON Papua mewakili suara teman-temannya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.
Meskipun tidak ada TC terpusat atau berjalan, mereka mengaku tetap berlatih secara individu maupun di club Bulu tangkis masing-masing.” Kami 13 orang Atlet Bulutangkis PON Papua tetap berlatih secara individu di masing-masing club,” ujarnya.
Dikatakan, kondisi ini mereka sudah pertanyakan baik ke Pengprov Bulu Tangkis maupun langsung ke KONI, namun sampai sekarang belum juga ada kejelasan, terutama soal TC, Fasilitas maupun hak yang harus mereka dapat dapatkan tidak dibayarkan juga.
“ Ini semua tidak kami dapatkan sejak 2019 lalu, bagaimana kami ada SK namun tidak ada kejelasan, kalau kami tanya, malah kami diminta tidak boleh mempertanyakan hal ini,” ujarnya dan dibernarkan juga oleh orang tua Atlet yang juga prihatin dengan kondisi yang dialami para atlet Bulu Tangkis.
Mereka mengaku pernah menyampaikan ke KONI dan lalu mereka diaundang rapat, namun tidak ada tidak lanjutnya hingga Januari 2021. Saat rapat, hanya pihak KONI, Atlet, Orang Tua Atlet, sedangkan Pengprov Bulu Tangkis tidak hadir.
Ditempat terpisah, Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Provinsi Papua, Kenius Kogoya angkat bicara soal adanya kabar atlet dari cabang olahraga Bulu Tangkis yang haknya tak dibayarkan sejak tahun 2019 silam.
Menurut Sekum Kenius, kabar tersebut tidak benar, pasalnya ia mengaku, KONI Papua selalu membayarkan hak-hak setiap atlet yang saat ini sedang menjalani pemusatan latihan, baik yang di Papua maupun di luar Papua.
Kenius justru mempertanyakan status atlet yang dimaksud. Ia khawatir atlet tersebut merupakan atlet yang telah terdegradasi. Ia menampik, tidak mungkin KONI menahan hak atlet sampai menahun.
“Tidak benar itu, tidak ada yang tidak terbayarkan, kemungkinan itu atlit yang didegradasi,” ungkap Sekum Kenius saat dihubungi via telepon selulernya, Kami (28/1) malam.
Sekedar diketahui, KONI saat ini sedang menggembleng atlet dari 37 cabang olahraga menuju persiapan PON XX Papua bulan Oktober mendatang. Pada event olahraga empat tahunan itu, KONI Papua menargetkan 5 besar.
Sementara Pihak Pengprov Bulu Tangkis yang berusaha dikonfirmasi media ini, tidak berhasil ditemui, via telepon juga tidak direspon. (eri/luc).

Baca Juga :  Disorda Papua Pastikan Dukung POPNAS dan PEPARPENAS

Berita Terbaru

Artikel Lainnya