Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Futsal Berharap Diperlakukan Sama dengan Sepakbola

JAYAPURA – PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan apresiasi berupa kucuran bonus kepada sepakbola putra Papua yang sukses meraih medali emas di ajang PON XX 2021. Tak tanggung-tanggung, perusahan emas raksasa itu memberikan bonus senilai Rp 1 miliar.

Tak hanya bagi sepak bola, tapi PTFI juga menyerahkan bonus senilai Rp 3,9 miliar bagi atlet Papua lainnya yang juga mendulang medali emas pada pesta olahraga terbesar tanah air tersebut.

Sayangnya, pemberian bonus tersebut terbilang tidak adil. Mengingat semua cabang olahraga yang meraih medali emas demi nama baik kontingen Papua, seperti yang dilakukan oleh tim sepak bola Papua.

Pelatih kepala Futsal Papua, Daud Henry Arim mengatakan, bahwa PTFI harusnya adil dalam memberikan bonus. Apalagi Futsal merupakan satu dari tiga cabang olahraga yang ada dibawah naungan Asprov PSSI Papua.

“Harusnya PTFI bisa lihat dan tahu kalau di Asprov PSSI Papua ada 3 Cabor, yaitu Sepak bola putra, Sepak bola putri dan Futsal. Sama-sama mendapat medali emas,” ungkap Daud Arim kepada Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Kamis (10/3).

Baca Juga :  Panpel Persewar Gratiskan Tiket Tribun Utara dan Selatan

“Kita Futsal lebih dulu mendapat emas di Timika, kemudian sepak bola putri dan sepak bola putra. Mestinya pimpinan PTFI harus bijaksana dan adil dalam pemberian bonus bagi 3 Cabor di Asprov PSSI Papua,” ujarnya.

Kata Daud Arim, sepak bola putra baik sepak bola putri dan Futsal, sama-sama berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik demi nama besar Papua. “Pemberian bonus juga harusnya melibatkan Asprov PSSI Papua sebagai Pengprov-nya Sepak bola putra, Sepak bola putri dan Futsal. Sebab kami terbentuk karena ada Pengprov atau Asprov,” jelas Daud Arim.

“Kami berharap Sepak bola putri dan Futsal juga bisa dihargai. Kitomg juga dapat emas ini, kitong su berjuang demi harga diri tanah ini. Jangan lihat sebelah mata saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Futsal Wali Kota Cup Ramaikan HUT Kota Jayapura

Secara khusus, Daud Arim juga menyebutkan, bahwa prestasi atlet tidak lepas dari peran para pelatih yang sudah menyiapkan mereka menjadi seorang juara. “Seorang pelatih memberi latihan strategi, taktik dan motivasi kepada altit sehingga mereka bisa meraih medali. Apa sebenarnya yang di harapkan pelatih? Usahanya sudah hampir tertati-tati, kadang hatinya sampai sedih, terluka tapi tak pernah dapat apa yang dia inginkan atau pun sekedar ucapan terima kasih,” kata Daud Arim.

“Ada yang korbankan harga diri, harkat dan martabatnya harus mati demi kemajuan bagi atlit yang dilatihnya biar semangat dan prestasinya tidak mati. Lalu terus pelatih dapat apa, pelatih hanya merasa bangga, dia bangga karena dapat menciptakan atlit yang luar biasa meski harus mengorbankan apa yang dia punya,” pungkas Daud Arim. (eri/wen)

JAYAPURA – PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan apresiasi berupa kucuran bonus kepada sepakbola putra Papua yang sukses meraih medali emas di ajang PON XX 2021. Tak tanggung-tanggung, perusahan emas raksasa itu memberikan bonus senilai Rp 1 miliar.

Tak hanya bagi sepak bola, tapi PTFI juga menyerahkan bonus senilai Rp 3,9 miliar bagi atlet Papua lainnya yang juga mendulang medali emas pada pesta olahraga terbesar tanah air tersebut.

Sayangnya, pemberian bonus tersebut terbilang tidak adil. Mengingat semua cabang olahraga yang meraih medali emas demi nama baik kontingen Papua, seperti yang dilakukan oleh tim sepak bola Papua.

Pelatih kepala Futsal Papua, Daud Henry Arim mengatakan, bahwa PTFI harusnya adil dalam memberikan bonus. Apalagi Futsal merupakan satu dari tiga cabang olahraga yang ada dibawah naungan Asprov PSSI Papua.

“Harusnya PTFI bisa lihat dan tahu kalau di Asprov PSSI Papua ada 3 Cabor, yaitu Sepak bola putra, Sepak bola putri dan Futsal. Sama-sama mendapat medali emas,” ungkap Daud Arim kepada Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Kamis (10/3).

Baca Juga :  Futsal Papua Lakukan Seleksi Ulang

“Kita Futsal lebih dulu mendapat emas di Timika, kemudian sepak bola putri dan sepak bola putra. Mestinya pimpinan PTFI harus bijaksana dan adil dalam pemberian bonus bagi 3 Cabor di Asprov PSSI Papua,” ujarnya.

Kata Daud Arim, sepak bola putra baik sepak bola putri dan Futsal, sama-sama berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik demi nama besar Papua. “Pemberian bonus juga harusnya melibatkan Asprov PSSI Papua sebagai Pengprov-nya Sepak bola putra, Sepak bola putri dan Futsal. Sebab kami terbentuk karena ada Pengprov atau Asprov,” jelas Daud Arim.

“Kami berharap Sepak bola putri dan Futsal juga bisa dihargai. Kitomg juga dapat emas ini, kitong su berjuang demi harga diri tanah ini. Jangan lihat sebelah mata saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Peparnas XVII, Papua Optimis Finish 5 Besar

Secara khusus, Daud Arim juga menyebutkan, bahwa prestasi atlet tidak lepas dari peran para pelatih yang sudah menyiapkan mereka menjadi seorang juara. “Seorang pelatih memberi latihan strategi, taktik dan motivasi kepada altit sehingga mereka bisa meraih medali. Apa sebenarnya yang di harapkan pelatih? Usahanya sudah hampir tertati-tati, kadang hatinya sampai sedih, terluka tapi tak pernah dapat apa yang dia inginkan atau pun sekedar ucapan terima kasih,” kata Daud Arim.

“Ada yang korbankan harga diri, harkat dan martabatnya harus mati demi kemajuan bagi atlit yang dilatihnya biar semangat dan prestasinya tidak mati. Lalu terus pelatih dapat apa, pelatih hanya merasa bangga, dia bangga karena dapat menciptakan atlit yang luar biasa meski harus mengorbankan apa yang dia punya,” pungkas Daud Arim. (eri/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya