Thursday, April 25, 2024
31.7 C
Jayapura

Fairyo: Tidak Masalah PON di Dua Provinsi

Fernando Fairyo ( FOTO: Fernando Fairyo for Cepos)

PON 2020 Papua

JAYAPURA – Rapat terbatas Presiden Jowo Widodo di Istana Negara beberapa hari lalu memunculkan wacana adanya revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2007 soal pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX diselenggarakan di satu provinsi. Artinya, revisi PP tersebut mengarah pada pelaksanaan PON di selenggarakan dua provinsi.

Wacana revisi PP awalnya muncul dampak dari 10 cabang olahraga yang ditiadakan pada PON XX 2020 Papua. Dimana awalnya dijadwalkan PON XX Papua akan mempertandingkan 47 cabang olahraga, namun melihat kesiapan Papua sebagai tuan rumah, sehingga dilakukan pengurangan 10 cabang olahraga menjadi 37 cabang olahraga.

Sebelumnya, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno mengaku, bahwa revisi PP tersebut telah sampai ke Istana Negara dan tinggal disetujui oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Sementara itu, pengamat olahraga Papua, Fernando Fairyo mengatakan, pelaksanaan event olahraga empat tahunan tersebut harus berpatokan pada peraturan pemerintah. Sehingga pemain peraih medali emas sepak bola pada PON XIII Jakarta 1993 itu tetap mendukung pemerintah dalam suksesnya agenda nasional tersebut.

Baca Juga :  Kembali Ditahan Imbang, JFT Kecewa

Mantan pemain Persipura Jayapura itu juga menjelaskan, bahwa jika nantinya revisi PP tersebut dikeluarkan dimana PON XX 2020 diselenggarakan di dua provinsi, kata Nando tidak masalah asalkan provinsi yang ditunjuk menjadi tuan rumah bersama Papua siap memenuhi semua anggaran 10 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Apalagi kata Nando, jika 10 cabang olahraga tersebut kembali dipertandingkan maka sangat berdampak baik bagi pembinaan yang berkelanjutan bagi 10 cabor tersebut.

“Saya fikir kita mengacu ke aturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai kekuatan hukum yang mengikat, dan jika 10 cabor bisa dipenuhi venuenya ya silahkan. Pembinaan pasti ada di setiap pengprov jadi bisa difasilitasi untuk pembinaan berkesinambungan yang tentunya bermuara ke PON sebagai standar ukuran nasional, dalam pembinaan secara nasional dan merata,” ungkap Fernando Fairyo kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis (30/1).

Baca Juga :  Hendri Susilo Resmi Latih PSBS

Mantan pelatih sepakbola PON XVIII itu juga menuturtkan, bahwa sukses PON bagaimana menciptakan atlet ponsial bagi tanah air untuk multi event. Sementara sukses PON bagi tuan rumah bagaimana meraih medali sebanyak mungkin. Jika 10 cabang olahraga tersebut tetap dipertandingkan diluar Papua tentu mengganggu misi Papua untuk finish pada lima besar dan juara satu diluar pualau Jawa.

“Tidak ada masalah yang penting semangat atlet untuk terlibat dapat di penuhi sehingga target PON tercapai. Tetapi masih ada Sea Games, Asian Games dan Olimpiade yang harus dituju. Jadi jika bicara prestasi maka PON adalah proses dan hasilnya ya Asia dan olympiade. Tentunya sesuai kata-kata Presiden Jokowi yang dibutuhkan adalah hasil akhir bukan selalu bicara proses,” tandasnya. (eri/gin).

Fernando Fairyo ( FOTO: Fernando Fairyo for Cepos)

PON 2020 Papua

JAYAPURA – Rapat terbatas Presiden Jowo Widodo di Istana Negara beberapa hari lalu memunculkan wacana adanya revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2007 soal pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX diselenggarakan di satu provinsi. Artinya, revisi PP tersebut mengarah pada pelaksanaan PON di selenggarakan dua provinsi.

Wacana revisi PP awalnya muncul dampak dari 10 cabang olahraga yang ditiadakan pada PON XX 2020 Papua. Dimana awalnya dijadwalkan PON XX Papua akan mempertandingkan 47 cabang olahraga, namun melihat kesiapan Papua sebagai tuan rumah, sehingga dilakukan pengurangan 10 cabang olahraga menjadi 37 cabang olahraga.

Sebelumnya, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno mengaku, bahwa revisi PP tersebut telah sampai ke Istana Negara dan tinggal disetujui oleh Presiden RI Joko Widodo. 

Sementara itu, pengamat olahraga Papua, Fernando Fairyo mengatakan, pelaksanaan event olahraga empat tahunan tersebut harus berpatokan pada peraturan pemerintah. Sehingga pemain peraih medali emas sepak bola pada PON XIII Jakarta 1993 itu tetap mendukung pemerintah dalam suksesnya agenda nasional tersebut.

Baca Juga :  Pabbsi Papua Yakin Sumbang 2 Medali Emas

Mantan pemain Persipura Jayapura itu juga menjelaskan, bahwa jika nantinya revisi PP tersebut dikeluarkan dimana PON XX 2020 diselenggarakan di dua provinsi, kata Nando tidak masalah asalkan provinsi yang ditunjuk menjadi tuan rumah bersama Papua siap memenuhi semua anggaran 10 cabang olahraga yang dipertandingkan.

Apalagi kata Nando, jika 10 cabang olahraga tersebut kembali dipertandingkan maka sangat berdampak baik bagi pembinaan yang berkelanjutan bagi 10 cabor tersebut.

“Saya fikir kita mengacu ke aturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai kekuatan hukum yang mengikat, dan jika 10 cabor bisa dipenuhi venuenya ya silahkan. Pembinaan pasti ada di setiap pengprov jadi bisa difasilitasi untuk pembinaan berkesinambungan yang tentunya bermuara ke PON sebagai standar ukuran nasional, dalam pembinaan secara nasional dan merata,” ungkap Fernando Fairyo kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis (30/1).

Baca Juga :  Puluhan Tim Papua dan Papua Barat Ikut Berkopetisi

Mantan pelatih sepakbola PON XVIII itu juga menuturtkan, bahwa sukses PON bagaimana menciptakan atlet ponsial bagi tanah air untuk multi event. Sementara sukses PON bagi tuan rumah bagaimana meraih medali sebanyak mungkin. Jika 10 cabang olahraga tersebut tetap dipertandingkan diluar Papua tentu mengganggu misi Papua untuk finish pada lima besar dan juara satu diluar pualau Jawa.

“Tidak ada masalah yang penting semangat atlet untuk terlibat dapat di penuhi sehingga target PON tercapai. Tetapi masih ada Sea Games, Asian Games dan Olimpiade yang harus dituju. Jadi jika bicara prestasi maka PON adalah proses dan hasilnya ya Asia dan olympiade. Tentunya sesuai kata-kata Presiden Jokowi yang dibutuhkan adalah hasil akhir bukan selalu bicara proses,” tandasnya. (eri/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya