Saturday, March 30, 2024
25.7 C
Jayapura

Revisi PP No 17 Tahun 2017, PON Digelar di Dua Provinsi!

Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno.  ( FOTO: Erik / Cepos)

PON 2020 Papua

JAYAPURA – Awalnya, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 dijadwalkan mempertandingkan 47 cabang olahraga. Namun SK tersebut tersebut dirubah menjadi 37 cabang olahraga. Hal tersebut dikarenakan kesiapan Papua sebagai tuan rumah event Nasional empat tahunan tersebut. 

Namun berdasarkan, Rapat Terbatas Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu di Istana Negara, Jakarta. 10 cabang olahraga yang ditiadakan pada PON XX Papua 2020 kembali tercuat tetap akan dipertandingkan. 

Tapi hal tersebut tergantung hasil revisi Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2007 tentang pelaksanaan PON di satu provinsi. Revisi tersebut digadang-gadang telah sampai ke Istana Negara, tinggal menunggu tandatangan Presiden Jokowi. 

“Hal ini sudah dibahas saat rapat terbatas Presiden, kemudian dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 17 tahun 2017 disebutkan PON dilaksanakan satu Provinsi. Sekarang masih dalam proses divisi, saat rapat terbatas sudah dilaporkan, kemudian Presiden (Jokowi) mengatakan jika akan segera diselesaikan dan akan ditandatangani. Kemudian jika sudah dibuat kebijakannya berarti PON diselenggarakan lebih satu provinsi,” ungkap Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Stadion Papua Bangkit, Jumat (24/1).

Baca Juga :  Jacksen Masih Butuhkan Pemain Senior

Kata Suwarno, jika Peraturan Pemerintah tersebut direvisi. Kemungkinan 10 cabang olahraga yang sempat dicoret kembali dipertandingkan di luar Papua. 

“Sehingga dilihat dari segi norma aturannya boleh. Namun jika nanti ada kebijakannya berubah berarti ada peluang untuk provinsi  menyelenggarakan, sasarannya bukan apa-apa tapi untuk mewadahi pembinaan Cabor,” ujarnya.

Sementara untuk anggaran, Suwarno menegaskan bahwa andaikan revisi PP memberikan kebijakan dua provinsi tuan rumah. Maka 10 cabor tersebut akan ditanggung oleh tuan rumah yang ditunjuk. 

“Nanti akan bisa dibicarakan, anggarannya tidak melibatkan Papua. Namun dari segi anggaran tuan rumah berikutnya, dan medalinya tetap dihitung menjadi PON XX 2020,” ujarnya. 

Dijelaskan, bahwa prestasi PON bagi tuan rumah berbeda dengan prestasi PON itu sendiri. Sehingga Suwarno tetap menunggu hasil revisi Peraturan Pemerintah tersebut. Tentu hal tersebut akan menjadi angin segar bagi Pengprov 10 Cabor tersebut. 

Baca Juga :  Dua Atlet Muay Thai Perkuat Timnas

“Saat ini kita (KONI Pusat) punya 64 Cabor, kemudian 64 itu mempunyai hal yang sama dalam proses pembinaan. Dan puncak pembinaan tiap provinsi itu melalui multi event nasional yaitu PON. Semakin banyak Cabor yang dilaksanakan pada PON maka semakin banyak kaderisasi atlet menuju event internasional seperti Sea Games, Asian Games maupun Olimpiade,” jelasnya. 

“Kenapa PON selama ini tidak banyak Cabor, karena kita mempertimbangkan tuan rumah, Jawa Barat 44, yang sekarang (Papua) Gubernur mengatakan 37 saja, ya sudah 37 saja. Jadi sukses PON itu dilihat dari segi prestasi, sukses tuan rumah, meraih medali sebanyak-banyaknya oleh atlet tuan rumah, tapi sukses prestasi PON untuk menciptakan atlet menuju multi event Internasional,” sambungnya.

Apalagi kaga Suwarno, PON merupakan punggung Indonesia dalam menciptakan atlet potensi menuju event Internasional.

“Kemarin yang dipertandingkan di SEA Games Filipina 56 Cabor, Indonesia ikut 51, makin banyak yang kita bina maka dengan sendirinya kita makin banyak memiliki atlet pada multi event,” tandasnya. (Eri/gin).

Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno.  ( FOTO: Erik / Cepos)

PON 2020 Papua

JAYAPURA – Awalnya, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 dijadwalkan mempertandingkan 47 cabang olahraga. Namun SK tersebut tersebut dirubah menjadi 37 cabang olahraga. Hal tersebut dikarenakan kesiapan Papua sebagai tuan rumah event Nasional empat tahunan tersebut. 

Namun berdasarkan, Rapat Terbatas Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu di Istana Negara, Jakarta. 10 cabang olahraga yang ditiadakan pada PON XX Papua 2020 kembali tercuat tetap akan dipertandingkan. 

Tapi hal tersebut tergantung hasil revisi Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2007 tentang pelaksanaan PON di satu provinsi. Revisi tersebut digadang-gadang telah sampai ke Istana Negara, tinggal menunggu tandatangan Presiden Jokowi. 

“Hal ini sudah dibahas saat rapat terbatas Presiden, kemudian dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 17 tahun 2017 disebutkan PON dilaksanakan satu Provinsi. Sekarang masih dalam proses divisi, saat rapat terbatas sudah dilaporkan, kemudian Presiden (Jokowi) mengatakan jika akan segera diselesaikan dan akan ditandatangani. Kemudian jika sudah dibuat kebijakannya berarti PON diselenggarakan lebih satu provinsi,” ungkap Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Stadion Papua Bangkit, Jumat (24/1).

Baca Juga :  Doa Bersama dan Bakar Lilin Untuk Tragedi Kanjuruhan

Kata Suwarno, jika Peraturan Pemerintah tersebut direvisi. Kemungkinan 10 cabang olahraga yang sempat dicoret kembali dipertandingkan di luar Papua. 

“Sehingga dilihat dari segi norma aturannya boleh. Namun jika nanti ada kebijakannya berubah berarti ada peluang untuk provinsi  menyelenggarakan, sasarannya bukan apa-apa tapi untuk mewadahi pembinaan Cabor,” ujarnya.

Sementara untuk anggaran, Suwarno menegaskan bahwa andaikan revisi PP memberikan kebijakan dua provinsi tuan rumah. Maka 10 cabor tersebut akan ditanggung oleh tuan rumah yang ditunjuk. 

“Nanti akan bisa dibicarakan, anggarannya tidak melibatkan Papua. Namun dari segi anggaran tuan rumah berikutnya, dan medalinya tetap dihitung menjadi PON XX 2020,” ujarnya. 

Dijelaskan, bahwa prestasi PON bagi tuan rumah berbeda dengan prestasi PON itu sendiri. Sehingga Suwarno tetap menunggu hasil revisi Peraturan Pemerintah tersebut. Tentu hal tersebut akan menjadi angin segar bagi Pengprov 10 Cabor tersebut. 

Baca Juga :  Agar Tetap TC, Panjat Tebing Rela Biaya Dikurangi

“Saat ini kita (KONI Pusat) punya 64 Cabor, kemudian 64 itu mempunyai hal yang sama dalam proses pembinaan. Dan puncak pembinaan tiap provinsi itu melalui multi event nasional yaitu PON. Semakin banyak Cabor yang dilaksanakan pada PON maka semakin banyak kaderisasi atlet menuju event internasional seperti Sea Games, Asian Games maupun Olimpiade,” jelasnya. 

“Kenapa PON selama ini tidak banyak Cabor, karena kita mempertimbangkan tuan rumah, Jawa Barat 44, yang sekarang (Papua) Gubernur mengatakan 37 saja, ya sudah 37 saja. Jadi sukses PON itu dilihat dari segi prestasi, sukses tuan rumah, meraih medali sebanyak-banyaknya oleh atlet tuan rumah, tapi sukses prestasi PON untuk menciptakan atlet menuju multi event Internasional,” sambungnya.

Apalagi kaga Suwarno, PON merupakan punggung Indonesia dalam menciptakan atlet potensi menuju event Internasional.

“Kemarin yang dipertandingkan di SEA Games Filipina 56 Cabor, Indonesia ikut 51, makin banyak yang kita bina maka dengan sendirinya kita makin banyak memiliki atlet pada multi event,” tandasnya. (Eri/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya