Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Ortisan Ditunjuk Jadi Asisten Pelatih

Ortisan Solossa ( FOTO : Erik / Ccepos)

Untuk Sepak Bola Popnas Papua 

JAYAPURA-Ortisan Solossa bukan nama asing buat pencinta sepakbola Tanah Air. Mengawali karier sepakbola bersama tim Papua pada PON 14 DKI Jakarta Tahun 1996 membuat nama kaka kandung Boaz Solossa itu melejit usai membawa Papua sebagai runner up.

Atas aksinya di atas rumput hijau, Ortisan Solossa akhirnya dipinang oleh PSM Makassar di musim 1998 hingga 2003. Lima musim berseragam tim berjuluk Juku Eja itu, Ortis berhasil mempersembahkan gelar juara pada musim 2000 dan runner up pada tahun 2001 Liga Bank Mandiri.

Pesona pemain yang nyentrik dengan tarian Sajojo itu kemudian hijrah ke Persija Jakarta pada 2003. Bermain selama 3 musim, Ortisan berhasil membawa tim berjuluk Macan Kemayoran itu menjadi runner up pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2005. Persija kalah dari Persipura Jayapura yang mencatatkan gelar pertamanya.

Baca Juga :  Persewar Siap Hadapi Persatu Tuban

Di musim 2007, akhirnya Persipura Jayapura mendaratkan Ortisan Solossa di Stadion Mandala Jayapura. Bermain bersama sang adik Boaz Solossa, Ortisan memberikan 3 gelar juara pada musim 2009, 2011 dan 2013.

Meski meraih prestasi yang gemilang bersama tim Mutiara Hitam, tidak membuat Ortisan berlama-lama bersama tim kebanggan masyarakat Papua itu.

Pemain yang beroperasi pada sektor wing kiri itu kembali menerima pinangan Persiram Raja Ampat pada musim 2013. Bermain dua musim, akhirnya pemain asal Sorong itu gantung sepatu.

Ortisan juga sempat menjadi andala Tim Nasional Sepakbola Indonesia. Prestasi terbaik yang ia raih bersama tim Garuda saat menjadi runner up Piala Tiger 2004. Ditahun yang sama, pemain yang memiliki kekuatan pada kaki kirinya itu juga dinobatkan sebagai Winger terbaik versi ANTV.

Baca Juga :  Chelsea vs Arsenal: Persaingan Timnas Berlanjut ke Persaingan Klub London

Saat memutuskan gantung sepatu di Tahun 2014, seiring berjalannya waktu, nama Ortisan Solossa mulai pudar. Namun kini pemain yang memiliki pribadi pendiam itu kembali ke lapangan hijau.

Dirinya ditunjuk sebagai asisten pelatih tim sepakbola Popnas Papua. Ortisan ditandemkan dengan Gustav Puy sebagai pelatih kepala.

“Saya rindu dengan sepakbola, sehingga saat ini saya berfikir untuk menjadi pelatih dan membagikan pengalaman serta ilmu kepada adik-adik, karena kalau jadi seorang pemain sudah lewat masanya,” ungkap Ortisan Solossa kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Otonom Kotaraja, Jayapura, Kamis (20/6) kemarin.

Pria yang berlisensi C AFC itu, kini berkarier sebagai ASN Dispora Papua. Ia bermimpi untuk menciptakan pemain-pemain Papua yang berkualitas. Sehingga ia berfikir akan kembali menlanjutkan kursus kepelatihan untuk bisa mendongkrak lisensinya.(eri/tho)

Ortisan Solossa ( FOTO : Erik / Ccepos)

Untuk Sepak Bola Popnas Papua 

JAYAPURA-Ortisan Solossa bukan nama asing buat pencinta sepakbola Tanah Air. Mengawali karier sepakbola bersama tim Papua pada PON 14 DKI Jakarta Tahun 1996 membuat nama kaka kandung Boaz Solossa itu melejit usai membawa Papua sebagai runner up.

Atas aksinya di atas rumput hijau, Ortisan Solossa akhirnya dipinang oleh PSM Makassar di musim 1998 hingga 2003. Lima musim berseragam tim berjuluk Juku Eja itu, Ortis berhasil mempersembahkan gelar juara pada musim 2000 dan runner up pada tahun 2001 Liga Bank Mandiri.

Pesona pemain yang nyentrik dengan tarian Sajojo itu kemudian hijrah ke Persija Jakarta pada 2003. Bermain selama 3 musim, Ortisan berhasil membawa tim berjuluk Macan Kemayoran itu menjadi runner up pada kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2005. Persija kalah dari Persipura Jayapura yang mencatatkan gelar pertamanya.

Baca Juga :  Selalu Jadi Pilihan Tak Membuat Kevin Puas

Di musim 2007, akhirnya Persipura Jayapura mendaratkan Ortisan Solossa di Stadion Mandala Jayapura. Bermain bersama sang adik Boaz Solossa, Ortisan memberikan 3 gelar juara pada musim 2009, 2011 dan 2013.

Meski meraih prestasi yang gemilang bersama tim Mutiara Hitam, tidak membuat Ortisan berlama-lama bersama tim kebanggan masyarakat Papua itu.

Pemain yang beroperasi pada sektor wing kiri itu kembali menerima pinangan Persiram Raja Ampat pada musim 2013. Bermain dua musim, akhirnya pemain asal Sorong itu gantung sepatu.

Ortisan juga sempat menjadi andala Tim Nasional Sepakbola Indonesia. Prestasi terbaik yang ia raih bersama tim Garuda saat menjadi runner up Piala Tiger 2004. Ditahun yang sama, pemain yang memiliki kekuatan pada kaki kirinya itu juga dinobatkan sebagai Winger terbaik versi ANTV.

Baca Juga :  Klabat Rasa Mandala

Saat memutuskan gantung sepatu di Tahun 2014, seiring berjalannya waktu, nama Ortisan Solossa mulai pudar. Namun kini pemain yang memiliki pribadi pendiam itu kembali ke lapangan hijau.

Dirinya ditunjuk sebagai asisten pelatih tim sepakbola Popnas Papua. Ortisan ditandemkan dengan Gustav Puy sebagai pelatih kepala.

“Saya rindu dengan sepakbola, sehingga saat ini saya berfikir untuk menjadi pelatih dan membagikan pengalaman serta ilmu kepada adik-adik, karena kalau jadi seorang pemain sudah lewat masanya,” ungkap Ortisan Solossa kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Otonom Kotaraja, Jayapura, Kamis (20/6) kemarin.

Pria yang berlisensi C AFC itu, kini berkarier sebagai ASN Dispora Papua. Ia bermimpi untuk menciptakan pemain-pemain Papua yang berkualitas. Sehingga ia berfikir akan kembali menlanjutkan kursus kepelatihan untuk bisa mendongkrak lisensinya.(eri/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya