Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Status Tersangka Menpora Tak Pengaruhi Persiapan PON

Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya ( FOTO : Dok/cepos )

JAYAPURA – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Tak sedikit yang khawatir  apakah dengan status ini akan mempengaruhi persoalan PON mengingat Kemenpora menjadi satu kementerian yang erat kaitannya dengan event empat tahunan tersebut. Namun  menurut Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya dari penetapan status tersebut ia meyakini tak banyak memberi pengaruh. Proses dan progres tetap berjalan tanpa  dipengaruhi status hukum sang menteri.

 “Saya pikir itu persoalan personal. Menteri Imam Nahrowi menjadi tersangka karena perbuatan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan lembaga sehingga apa yang sedang dipersiapkan jelang PON ini akan tetap berjalan,” kata Kenius melalui ponselnya, Kamis (19/9). Proses hukum bila mau dilakukan silakan saja mengingat tidak akan mempengaruhi organisasi atau kelembagaan. Apalagi selama ini komunikasi yang dibangun selain dengan Kemenpora tetapi juga Sesmenpora. “Selain itu ada juga deputy yang terlibat dalam koordinasi sedangkan kalau bicara tingkat menteri hanya pkir itu soal kebijakan saja,” tambahnya.

Baca Juga :  Nabire Wakili Papua ke Jakarta

 Disinggung soal pengurangan cabang olahraga kondisi ril yang bisa terjadi apa saja, kata Kenius dari kebijakan pengurangan Cabor ini dipastikan akan mengurangi  kuota jumlah atlet  dan secara otomatis  perolehan medali juga akan berkurang. “Pasti akan berkurang, lalu soal mengurangi jumlah  cluster dari lima menjadi tiga sudah pasti memperpendek ruang untuk mobilisasi sehingga harusnya persiapannya bisa lebih cepat,” bebernya. Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR Papua ini menambahkan bahwa dari waktu yang sangat singkat dimana kemungkinan tersisa 11 bulan juga akan mempengaruhi mempersiapkan atlet . 

  “Kemungkinan atlet  akan kesulitan mendapatkan  lokasi training centre (TC) sebab venue bangunan  baru atau lama sedang digarap sehingga TC akan dilakukan di luar Papua  selama 3 atau 4 bulan dan setelah itu ditarik untuk melanjutkan TC di Papua,” analisanya. Soal raihan medali juga dipastikan akan berpengaruh. “Target awal kami 70 medali emas namun dari pengurangan ini target kami 59 medali emas. Hanya posisi tersebut kami pikir masih aman untuk masuk di 5 besar nasional,” pungkasnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pelatih Muay Thai Papua Rangking 1 Nasional
Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya ( FOTO : Dok/cepos )

JAYAPURA – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Tak sedikit yang khawatir  apakah dengan status ini akan mempengaruhi persoalan PON mengingat Kemenpora menjadi satu kementerian yang erat kaitannya dengan event empat tahunan tersebut. Namun  menurut Sekum KONI Papua, Kenius Kogoya dari penetapan status tersebut ia meyakini tak banyak memberi pengaruh. Proses dan progres tetap berjalan tanpa  dipengaruhi status hukum sang menteri.

 “Saya pikir itu persoalan personal. Menteri Imam Nahrowi menjadi tersangka karena perbuatan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan lembaga sehingga apa yang sedang dipersiapkan jelang PON ini akan tetap berjalan,” kata Kenius melalui ponselnya, Kamis (19/9). Proses hukum bila mau dilakukan silakan saja mengingat tidak akan mempengaruhi organisasi atau kelembagaan. Apalagi selama ini komunikasi yang dibangun selain dengan Kemenpora tetapi juga Sesmenpora. “Selain itu ada juga deputy yang terlibat dalam koordinasi sedangkan kalau bicara tingkat menteri hanya pkir itu soal kebijakan saja,” tambahnya.

Baca Juga :  Peduli Covid-19, Sumbangkan Dana Subsidi

 Disinggung soal pengurangan cabang olahraga kondisi ril yang bisa terjadi apa saja, kata Kenius dari kebijakan pengurangan Cabor ini dipastikan akan mengurangi  kuota jumlah atlet  dan secara otomatis  perolehan medali juga akan berkurang. “Pasti akan berkurang, lalu soal mengurangi jumlah  cluster dari lima menjadi tiga sudah pasti memperpendek ruang untuk mobilisasi sehingga harusnya persiapannya bisa lebih cepat,” bebernya. Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR Papua ini menambahkan bahwa dari waktu yang sangat singkat dimana kemungkinan tersisa 11 bulan juga akan mempengaruhi mempersiapkan atlet . 

  “Kemungkinan atlet  akan kesulitan mendapatkan  lokasi training centre (TC) sebab venue bangunan  baru atau lama sedang digarap sehingga TC akan dilakukan di luar Papua  selama 3 atau 4 bulan dan setelah itu ditarik untuk melanjutkan TC di Papua,” analisanya. Soal raihan medali juga dipastikan akan berpengaruh. “Target awal kami 70 medali emas namun dari pengurangan ini target kami 59 medali emas. Hanya posisi tersebut kami pikir masih aman untuk masuk di 5 besar nasional,” pungkasnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pergatsi Papua Gagal Penuhi Target
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya