Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Senjata Set Piece

Inggris vs Prancis

AL KHOR, FAJAR—Juara bertahan Prancis akan ditantang Inggris di babak delapan besar Piala Dunia 2022, dini hari nanti. Kekuatan kedua negara berimbang, namun Inggris punya senjata set piece yang mencemaskan Les Bleus.

Sejak fase grup, Inggris sebenarnya baru mencetak dua gol dari skema bola mati. Hanya saja, postur dan kemampuan mereka dalam memberikan ancaman pada situasi tendangan bebas atau sepak pojok memang sangat menakutkan selama turnamen.

Dan itulah yang dikhawatirkan pemain-pemain Prancis jelang duel di Al Bayt Stadium, Al Khor. Kapten sekaligus kiper Prancis, Hugo Lloris menyebut senjata bola mati inilah yang membedakan mereka.

“Set piece adalah salah satu kekuatan mereka, mereka memiliki postur dan penembak yang sangat baik. Dalam pertandingan seperti ini, semua detail akan diperhitungkan dan kami tahu pentingnya bola mati di level ini,” kata Lloris di situs resmi FFF.

Makanya, penjaga gawang klub Inggris, Tonttenham Hotspur itu menegaskan mereka harus benar-benar solid. “Kami harus solid tetapi kami juga memiliki argumen ofensif untuk membuat mereka kesulitan. Ini adalah aspek pertandingan yang harus kami tanggapi,” tegasnya.

Potensi bahaya dari situasi set piece juga diingatkan gelandang Prancis, Adrien Rabiot. Bagi Rabiot, ini akan menjadi pertandingan terbuka dengan dua tim yang tahu cara merepotkan lawan, namun Inggris memiliki keunggulan bola mati.

“Apa yang bisa membuat perbedaan adalah set piece. Mereka sangat bagus, kami harus waspada dan tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saat melawan Denmark. Mereka punya senjata, tapi kami tidak kalah,” jelasnya.

Di luar dari bola mati ini, gelandang Juventus itu sama sekali tidak khawatir. “Mereka adalah tim yang memiliki karakteristik yang sama dengan kami, sangat cepat di sayap, dengan bek sayap yang ikut menyerang, gelandang yang bisa maju, dan [Declan] Rice sedikit mirip dengan [Aurelien] Tchouameni,” kata Rabiot.

Dengan semua fakta itu, Rabiot percaya bahwa Inggris pasti juga akan sangat berhati-hati. “Saya tidak yakin bahwa kita harus mengatakan bahwa kita harus berhati-hati. Mereka juga akan sangat berhati-hati karena kita memiliki kemungkinan menempatkan mereka dalam kesulitan,” ujarnya.

Baca Juga :  Agar Tetap TC, Panjat Tebing Rela Biaya Dikurangi

Meski dipuji lawan, Inggris yang tersingkir pada enam dari delapan pertandingan sistem gugur Piala Dunia terakhir mereka melawan sesama negara Eropa tak kehilangan respek pada Prancis. Bek Inggris, Kyle Walker mengatakan fakta bahwa Les Bleus adalah juara bertahan tidak bisa dikesampingkan.

“Kami melawan juara dunia, tapi kami adalah dua tim bagus yang akan saling berhadapan. Anda sudah melihat apa yang bisa terjadi dalam 90 menit lebih,” kata Walker di The Analyst.

“Kami angkat topi kepada mereka sebagai juara dunia, tetapi masing-masing dan setiap dari kami tidak akan menggelar karpet merah agar mereka memperlakukannya sebagai teater,” lanjutnya.

Inggris sejauh ini menjadi tim tersubur bersama Portugal dengan 12 gol. Selain sangat tajam, The Three Lions juga mencatatkan clean sheet dalam tiga pertandingan terakhir mereka.

Akan tetapi, Walker memastikan mereka tak akan lengah. “Kami memiliki talenta hebat – berbicara tentang gol yang telah kami cetak dan clean sheet yang kami pertahankan. Di mata saya, tidak ada tim yang diunggulkan atau difavoritkan,” tegas bek Tottenham tersebut.

Manajer Inggris, Gareth Southgate sementara itu menyatakan mereka siap membuat seluruh bangsa “bangga” dengan penampilan menyerang yang tak kenal takut melawan Prancis.

“Ya (sepakbola menyerang) tanpa ragu. Kami percaya kami dapat menyebabkan masalah dengan bola dan kami bermaksud melakukan itu,” kata Southgate di The Mirror.

Selain penampilan ofensif, Southgate sangat percaya diri dengan mentalitas anak asuhnya. Menurutnya, mereka sudah mengalahkan beberapa tim besar dan sudah berpengalaman melewati malam yang penuh tekanan.

“Sebagai tim kami tangguh melalui banyak situasi. Kami mencapai final pertama selama 55 tahun, ini adalah perempat final. Kami telah memenangkan semifinal dan pernah ke semifinal Piala Dunia sebelumnya,” ujarnya merujuk pada torehan mereka di Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2018.

Southgate tak menutup mata bahwa lawan mereka adalah juara dunia dengan skuat yang sangat mewah. “Tapi, tentu saja, ini adalah pertandingan besar melawan lawan berkualitas tinggi. Segala sesuatu yang telah terjadi di masa lalu adalah sejarah, semuanya bermuara pada Sabtu malam. Pengalaman malam besar yang benar-benar dapat memberi kami keyakinan bahwa kami bisa menang,” tegasnya.

Baca Juga :  Laga Penentuan Hidup atau Mati bagi Taeguk Warriors

Sang manajer sendiri menggemakan optimisme tinggi mampu menyingkirkan Prancis. “Kami tahu, tentu saja, pada tahap ini mereka akan menjadi pertandingan yang sangat berimbang. Tapi kami tahu kami memiliki kualitas untuk memenangkan pertandingan,” tandasnya.

Selain Ben White yang sudah kembali ke Inggris, Southgate tidak punya masalah jelang laga ini. Raheem Sterling yang terbang kembali ke Inggris pada akhir pekan setelah rumahnya dirampok saat ini sudah bergabung dengan tim.

Banyak yang menyarankan Southgate kembali ke formasi tiga bek, tapi sang pelatih sudah mengisyaratkan akan tetap menggunakan formasi 4-3-3. Jordan Henderson, Declan Rice, dan Jude Bellingham akan mengisi lini tengah. Sementara di barisan penyerang, Harry Kane diprediksi akan tetap didampingi Phil Foden dan Bukayo Saka. Opsi lain adalah Marcus Rashford yang menjadi top skor Inggris bersama Saka dengan masing-masing tiga gol.

Di kubu Prancis, selain Lucas Hernandez, mereka juga tidak punya masalah. Dengan demikian, Pelatih Prancis, Didier Deschamps kemungkinan besar juga akan mempertahankan starting XI-nya yang menggilas Polandia dengan skor 4-1 di babak 16 besar. Termasuk kembali memainkan Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, serta Kylian Mbappe yang sudah mencetak lima gol. Ketiganya akan menopang bomber veteran Olivier Giroud yang sejauh ini menghasilkan tiga gol.

Inggris yang mengalahkan Senegal dengan skor 3-0 di babak 16 besar memenangi kedua pertemuan Piala Dunia mereka melawan Prancis pada 1966 dan 1982. Akan tetapi, Prancis hanya kalah satu dari delapan pertandingan terakhir antara kedua negara di semua kompetisi. (amr)

Prakiraan Pemain

Inggris (4-3-3): Pickford; Walker, Stones, Maguire, Shaw; Bellingham, Rice, Henderson; Saka, Kane, Foden

Prancis (4-2-3-1): Lloris; Kounde, Varane, Upamecano, T. Hernandez; Tchouameni, Rabiot; Dembele, Griezmann, Mbappe; Giroud

Inggris vs Prancis

AL KHOR, FAJAR—Juara bertahan Prancis akan ditantang Inggris di babak delapan besar Piala Dunia 2022, dini hari nanti. Kekuatan kedua negara berimbang, namun Inggris punya senjata set piece yang mencemaskan Les Bleus.

Sejak fase grup, Inggris sebenarnya baru mencetak dua gol dari skema bola mati. Hanya saja, postur dan kemampuan mereka dalam memberikan ancaman pada situasi tendangan bebas atau sepak pojok memang sangat menakutkan selama turnamen.

Dan itulah yang dikhawatirkan pemain-pemain Prancis jelang duel di Al Bayt Stadium, Al Khor. Kapten sekaligus kiper Prancis, Hugo Lloris menyebut senjata bola mati inilah yang membedakan mereka.

“Set piece adalah salah satu kekuatan mereka, mereka memiliki postur dan penembak yang sangat baik. Dalam pertandingan seperti ini, semua detail akan diperhitungkan dan kami tahu pentingnya bola mati di level ini,” kata Lloris di situs resmi FFF.

Makanya, penjaga gawang klub Inggris, Tonttenham Hotspur itu menegaskan mereka harus benar-benar solid. “Kami harus solid tetapi kami juga memiliki argumen ofensif untuk membuat mereka kesulitan. Ini adalah aspek pertandingan yang harus kami tanggapi,” tegasnya.

Potensi bahaya dari situasi set piece juga diingatkan gelandang Prancis, Adrien Rabiot. Bagi Rabiot, ini akan menjadi pertandingan terbuka dengan dua tim yang tahu cara merepotkan lawan, namun Inggris memiliki keunggulan bola mati.

“Apa yang bisa membuat perbedaan adalah set piece. Mereka sangat bagus, kami harus waspada dan tidak melakukan kesalahan yang sama seperti saat melawan Denmark. Mereka punya senjata, tapi kami tidak kalah,” jelasnya.

Di luar dari bola mati ini, gelandang Juventus itu sama sekali tidak khawatir. “Mereka adalah tim yang memiliki karakteristik yang sama dengan kami, sangat cepat di sayap, dengan bek sayap yang ikut menyerang, gelandang yang bisa maju, dan [Declan] Rice sedikit mirip dengan [Aurelien] Tchouameni,” kata Rabiot.

Dengan semua fakta itu, Rabiot percaya bahwa Inggris pasti juga akan sangat berhati-hati. “Saya tidak yakin bahwa kita harus mengatakan bahwa kita harus berhati-hati. Mereka juga akan sangat berhati-hati karena kita memiliki kemungkinan menempatkan mereka dalam kesulitan,” ujarnya.

Baca Juga :  Edu: Kita Tim Papua Harus Saling Support

Meski dipuji lawan, Inggris yang tersingkir pada enam dari delapan pertandingan sistem gugur Piala Dunia terakhir mereka melawan sesama negara Eropa tak kehilangan respek pada Prancis. Bek Inggris, Kyle Walker mengatakan fakta bahwa Les Bleus adalah juara bertahan tidak bisa dikesampingkan.

“Kami melawan juara dunia, tapi kami adalah dua tim bagus yang akan saling berhadapan. Anda sudah melihat apa yang bisa terjadi dalam 90 menit lebih,” kata Walker di The Analyst.

“Kami angkat topi kepada mereka sebagai juara dunia, tetapi masing-masing dan setiap dari kami tidak akan menggelar karpet merah agar mereka memperlakukannya sebagai teater,” lanjutnya.

Inggris sejauh ini menjadi tim tersubur bersama Portugal dengan 12 gol. Selain sangat tajam, The Three Lions juga mencatatkan clean sheet dalam tiga pertandingan terakhir mereka.

Akan tetapi, Walker memastikan mereka tak akan lengah. “Kami memiliki talenta hebat – berbicara tentang gol yang telah kami cetak dan clean sheet yang kami pertahankan. Di mata saya, tidak ada tim yang diunggulkan atau difavoritkan,” tegas bek Tottenham tersebut.

Manajer Inggris, Gareth Southgate sementara itu menyatakan mereka siap membuat seluruh bangsa “bangga” dengan penampilan menyerang yang tak kenal takut melawan Prancis.

“Ya (sepakbola menyerang) tanpa ragu. Kami percaya kami dapat menyebabkan masalah dengan bola dan kami bermaksud melakukan itu,” kata Southgate di The Mirror.

Selain penampilan ofensif, Southgate sangat percaya diri dengan mentalitas anak asuhnya. Menurutnya, mereka sudah mengalahkan beberapa tim besar dan sudah berpengalaman melewati malam yang penuh tekanan.

“Sebagai tim kami tangguh melalui banyak situasi. Kami mencapai final pertama selama 55 tahun, ini adalah perempat final. Kami telah memenangkan semifinal dan pernah ke semifinal Piala Dunia sebelumnya,” ujarnya merujuk pada torehan mereka di Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2018.

Southgate tak menutup mata bahwa lawan mereka adalah juara dunia dengan skuat yang sangat mewah. “Tapi, tentu saja, ini adalah pertandingan besar melawan lawan berkualitas tinggi. Segala sesuatu yang telah terjadi di masa lalu adalah sejarah, semuanya bermuara pada Sabtu malam. Pengalaman malam besar yang benar-benar dapat memberi kami keyakinan bahwa kami bisa menang,” tegasnya.

Baca Juga :  STY ’’Nazar’’ Akan Tinggal di Indonesia Seumur Hidup Jika Lolos Piala Dunia

Sang manajer sendiri menggemakan optimisme tinggi mampu menyingkirkan Prancis. “Kami tahu, tentu saja, pada tahap ini mereka akan menjadi pertandingan yang sangat berimbang. Tapi kami tahu kami memiliki kualitas untuk memenangkan pertandingan,” tandasnya.

Selain Ben White yang sudah kembali ke Inggris, Southgate tidak punya masalah jelang laga ini. Raheem Sterling yang terbang kembali ke Inggris pada akhir pekan setelah rumahnya dirampok saat ini sudah bergabung dengan tim.

Banyak yang menyarankan Southgate kembali ke formasi tiga bek, tapi sang pelatih sudah mengisyaratkan akan tetap menggunakan formasi 4-3-3. Jordan Henderson, Declan Rice, dan Jude Bellingham akan mengisi lini tengah. Sementara di barisan penyerang, Harry Kane diprediksi akan tetap didampingi Phil Foden dan Bukayo Saka. Opsi lain adalah Marcus Rashford yang menjadi top skor Inggris bersama Saka dengan masing-masing tiga gol.

Di kubu Prancis, selain Lucas Hernandez, mereka juga tidak punya masalah. Dengan demikian, Pelatih Prancis, Didier Deschamps kemungkinan besar juga akan mempertahankan starting XI-nya yang menggilas Polandia dengan skor 4-1 di babak 16 besar. Termasuk kembali memainkan Ousmane Dembele, Antoine Griezmann, serta Kylian Mbappe yang sudah mencetak lima gol. Ketiganya akan menopang bomber veteran Olivier Giroud yang sejauh ini menghasilkan tiga gol.

Inggris yang mengalahkan Senegal dengan skor 3-0 di babak 16 besar memenangi kedua pertemuan Piala Dunia mereka melawan Prancis pada 1966 dan 1982. Akan tetapi, Prancis hanya kalah satu dari delapan pertandingan terakhir antara kedua negara di semua kompetisi. (amr)

Prakiraan Pemain

Inggris (4-3-3): Pickford; Walker, Stones, Maguire, Shaw; Bellingham, Rice, Henderson; Saka, Kane, Foden

Prancis (4-2-3-1): Lloris; Kounde, Varane, Upamecano, T. Hernandez; Tchouameni, Rabiot; Dembele, Griezmann, Mbappe; Giroud

Berita Terbaru

Artikel Lainnya