Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Evaluasi Cabor yang Gagal

JAKARTA – Asian Games 2022 resmi ditutup kemarin (8/10). Kontingen Indonesia mengakhiri multievent empat tahunan tersebut dengan berada di urutan ke-13 dengan koleksi 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu.

Capaian tersebut jauh dari target yang dicanangkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Presiden Joko Widodo. Yakni, meraih 12 medali emas dan finis di 12 atau 10 besar.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengakui bahwa target untuk kontingen Indonesia di Hangzhou meleset.

’’Saya ingin mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan Bapak Presiden Republik Indonesia. Karena target dari beliau 10 besar tidak tercapai,’’ katanya setelah menghadiri acara lari di Jakarta kemarin (8/10).

Di satu sisi, Dito menilai perjuangan tim yang dipimpin Chef de Mission (CdM) Basuki Hadimuljono patut diapresiasi. Sebab, jumlah emas yang direbut termasuk salah satu yang terbaik sepanjang keikutsertaan Indonesia di Asian Games, ketika tidak menjadi tuan rumah.

Baca Juga :  Giliran Pabersi Gelar Musprov I

Sejak berpartisipasi di Asian Games pada 1951, emas paling banyak yang diraih Indonesia saat menjadi tamu adalah pada 1978 di Bangkok, Thailand. Saat itu kontingen Merah Putih sukses menyabet 8 emas atau satu medali lebih baik dari di Hangzhou. Pada edisi lainnya, Indonesia kesulitan mendulang lebih banyak dari edisi 2022.

’’Kita bangga karena dalam sejarah Asian Games, di luar kita tuan rumah, ini cukup signifikan kenaikannya,’’ tuturnya.

Kegagalan Indonesia mencapai target di Asian Games 2022 tak lepas dari cabor-cabor andalan yang gagal mendulang medali sesuai harapan. Paling besar adalah badminton yang tanpa medali. Padahal, cabor tersebut sebelumnya punya tradisi emas di Asian Games.

Karena itu, menteri dari Partai Golkar tersebut berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait kegagalan di Asian Games 2022. Yakni, dengan rapat bersama Komite Olimpiade Indonesia dan pimpinan cabor lain. ’

Baca Juga :  Sanksi PSSI Terlalu Berlebihan

’Kami akan analisis dan kembali analisis bagi yang meleset dari target. Ini sekiranya kita duduk bersama dan kita cari solusinya apa yang terbaik,’’ jelasnya.

Chef de Mission Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kemenpora menjadikannya pemimpin kontingen. Basuki menilai, Asian Games menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi dengan para atlet.

Terkait target yang meleset, Basuki menyebut cabor perlu melakukan evaluasi program. ’’Pemerintah yang bertanggung jawab juga harus ditingkatkan. Pertama sarana dan program. Setahu saya, anggaran tidak jadi soal. Program harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kita mau Olimpiade. Saya akan berbicara dengan Kemenpora dan Kemenkeu,” ucap Basuki. (drw/c17/bas)

JAKARTA – Asian Games 2022 resmi ditutup kemarin (8/10). Kontingen Indonesia mengakhiri multievent empat tahunan tersebut dengan berada di urutan ke-13 dengan koleksi 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu.

Capaian tersebut jauh dari target yang dicanangkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Presiden Joko Widodo. Yakni, meraih 12 medali emas dan finis di 12 atau 10 besar.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengakui bahwa target untuk kontingen Indonesia di Hangzhou meleset.

’’Saya ingin mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan Bapak Presiden Republik Indonesia. Karena target dari beliau 10 besar tidak tercapai,’’ katanya setelah menghadiri acara lari di Jakarta kemarin (8/10).

Di satu sisi, Dito menilai perjuangan tim yang dipimpin Chef de Mission (CdM) Basuki Hadimuljono patut diapresiasi. Sebab, jumlah emas yang direbut termasuk salah satu yang terbaik sepanjang keikutsertaan Indonesia di Asian Games, ketika tidak menjadi tuan rumah.

Baca Juga :  Tiket Buat Pele

Sejak berpartisipasi di Asian Games pada 1951, emas paling banyak yang diraih Indonesia saat menjadi tamu adalah pada 1978 di Bangkok, Thailand. Saat itu kontingen Merah Putih sukses menyabet 8 emas atau satu medali lebih baik dari di Hangzhou. Pada edisi lainnya, Indonesia kesulitan mendulang lebih banyak dari edisi 2022.

’’Kita bangga karena dalam sejarah Asian Games, di luar kita tuan rumah, ini cukup signifikan kenaikannya,’’ tuturnya.

Kegagalan Indonesia mencapai target di Asian Games 2022 tak lepas dari cabor-cabor andalan yang gagal mendulang medali sesuai harapan. Paling besar adalah badminton yang tanpa medali. Padahal, cabor tersebut sebelumnya punya tradisi emas di Asian Games.

Karena itu, menteri dari Partai Golkar tersebut berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait kegagalan di Asian Games 2022. Yakni, dengan rapat bersama Komite Olimpiade Indonesia dan pimpinan cabor lain. ’

Baca Juga :  Senang Atlet Asian Para Games Indonesia Lampaui Target

’Kami akan analisis dan kembali analisis bagi yang meleset dari target. Ini sekiranya kita duduk bersama dan kita cari solusinya apa yang terbaik,’’ jelasnya.

Chef de Mission Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kemenpora menjadikannya pemimpin kontingen. Basuki menilai, Asian Games menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi dengan para atlet.

Terkait target yang meleset, Basuki menyebut cabor perlu melakukan evaluasi program. ’’Pemerintah yang bertanggung jawab juga harus ditingkatkan. Pertama sarana dan program. Setahu saya, anggaran tidak jadi soal. Program harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kita mau Olimpiade. Saya akan berbicara dengan Kemenpora dan Kemenkeu,” ucap Basuki. (drw/c17/bas)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya