Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Mengapa Tubuh Terasa Lebih Hangat Saat Puasa? Ternyata, Begini Penjelasannya

PUASA merupakan praktik umum di berbagai budaya dan agama di seluruh dunia, yang melibatkan menahan diri dari mengonsumsi makanan dan minuman selama periode waktu tertentu.

Selama berpuasa, tubuh mengalami berbagai perubahan fisiologis, termasuk kenaikan suhu tubuh yang bisa dirasakan secara subjektif, sehingga Anda akan merasa bahwa tubuh Anda akan terasa lebih hangat.

Fenomena ini sering membuat banyak orang penasaran tentang penyebabnya. Mengapa tubuh terasa hangat saat puasa? Pertanyaan ini sering kali menimbulkan rasa ingin tahu yang besar.

Namun, penjelasannya tidak hanya terkait dengan aspek spiritual atau kebiasaan, tetapi juga memiliki dasar ilmiah yang menarik.

Mari kita jelajahi fenomena ini lebih lanjut untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh saat puasa dan mengapa tubuh terasa hangat selama periode tersebut.

Dilansir dari Dry Fasting Club pada Jumat (15/3), ketika Anda berpuasa, metabolisme tubuh meningkat secara signifikan, dan darah menjadi lebih kental sehingga lebih mampu menahan panas, sehingga menjadikan suhu tubuh Anda akan lebih tinggi.

Baca Juga :  ASN Diingatkan Untuk Tidak Menambah Waktu Libur

Saat puasa, tubuh Anda memecah sel-sel lemak dengan lebih cepat untuk mendapatkan air yang tersimpan di dalam tubuh, dimana proses pemecahan sel ini dapat menjadikan tubuh Anda akan merasa lebih hangat/panas.

Ketika tubuh Anda memecah sel-sel lemak melalui katabolisme lemak, ia menghasilkan lebih banyak energi daripada yang akan dihasilkannya melalui katabolisme protein.

Satu molekul lemak memiliki lebih dari dua kali jumlah kalori yang dimiliki oleh satu molekul protein. Sel lemak memiliki 9 kalori per gram sedangkan protein memiliki 4 kalori per gram.

Selama puasa, air harus diproduksi untuk membantu mengisi kembali penyimpanan air di dalam tubuh. Ini meningkatkan metabolisme lemak yang lebih cepat guna menghasilkan air.

Baca Juga :  Apresiasi Tokoh Agama yang Tebarkan Pesan Damai

Saat berpuasa dimana setiap individu tidak makan dan minum, tubuh perlu menjaga keseimbangan air di dalam tubuh dengan memecah lemak dalam jumlah yang berlebihan.

Saat tubuh memecah lemak selama puasa, proses ini akan menghasilkan zat bernama keton yang memberikan energi tambahan kepada otak, dan akan meningkatkan kejelasan pikiran Anda.

Selain itu, puasa juga membantu dalam penurunan berat badan dengan cepat karena pembakaran lemak yang intensif. Terakhir, energi kalori yang dilepaskan oleh tubuh juga menghasilkan panas tambahan.

Jadi intinya, saat Anda berpuasa, tubuh Anda mempercepat pembakaran lemak untuk mendapatkan air yang tersimpan di dalam tubuh. Proses ini dapat meningkatkan suhu tubuh Anda dan membuat badan Anda terasa lebih hangat atau panas. (*)

SUMBER: JAWAPOS

PUASA merupakan praktik umum di berbagai budaya dan agama di seluruh dunia, yang melibatkan menahan diri dari mengonsumsi makanan dan minuman selama periode waktu tertentu.

Selama berpuasa, tubuh mengalami berbagai perubahan fisiologis, termasuk kenaikan suhu tubuh yang bisa dirasakan secara subjektif, sehingga Anda akan merasa bahwa tubuh Anda akan terasa lebih hangat.

Fenomena ini sering membuat banyak orang penasaran tentang penyebabnya. Mengapa tubuh terasa hangat saat puasa? Pertanyaan ini sering kali menimbulkan rasa ingin tahu yang besar.

Namun, penjelasannya tidak hanya terkait dengan aspek spiritual atau kebiasaan, tetapi juga memiliki dasar ilmiah yang menarik.

Mari kita jelajahi fenomena ini lebih lanjut untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh saat puasa dan mengapa tubuh terasa hangat selama periode tersebut.

Dilansir dari Dry Fasting Club pada Jumat (15/3), ketika Anda berpuasa, metabolisme tubuh meningkat secara signifikan, dan darah menjadi lebih kental sehingga lebih mampu menahan panas, sehingga menjadikan suhu tubuh Anda akan lebih tinggi.

Baca Juga :  Manfaat Zakat untuk Kemajuan Dunia Pendidikan Nasional

Saat puasa, tubuh Anda memecah sel-sel lemak dengan lebih cepat untuk mendapatkan air yang tersimpan di dalam tubuh, dimana proses pemecahan sel ini dapat menjadikan tubuh Anda akan merasa lebih hangat/panas.

Ketika tubuh Anda memecah sel-sel lemak melalui katabolisme lemak, ia menghasilkan lebih banyak energi daripada yang akan dihasilkannya melalui katabolisme protein.

Satu molekul lemak memiliki lebih dari dua kali jumlah kalori yang dimiliki oleh satu molekul protein. Sel lemak memiliki 9 kalori per gram sedangkan protein memiliki 4 kalori per gram.

Selama puasa, air harus diproduksi untuk membantu mengisi kembali penyimpanan air di dalam tubuh. Ini meningkatkan metabolisme lemak yang lebih cepat guna menghasilkan air.

Baca Juga :  5 Tips Berhasil Khatamkan Al Quran Selama Bulan Ramadan

Saat berpuasa dimana setiap individu tidak makan dan minum, tubuh perlu menjaga keseimbangan air di dalam tubuh dengan memecah lemak dalam jumlah yang berlebihan.

Saat tubuh memecah lemak selama puasa, proses ini akan menghasilkan zat bernama keton yang memberikan energi tambahan kepada otak, dan akan meningkatkan kejelasan pikiran Anda.

Selain itu, puasa juga membantu dalam penurunan berat badan dengan cepat karena pembakaran lemak yang intensif. Terakhir, energi kalori yang dilepaskan oleh tubuh juga menghasilkan panas tambahan.

Jadi intinya, saat Anda berpuasa, tubuh Anda mempercepat pembakaran lemak untuk mendapatkan air yang tersimpan di dalam tubuh. Proses ini dapat meningkatkan suhu tubuh Anda dan membuat badan Anda terasa lebih hangat atau panas. (*)

SUMBER: JAWAPOS

Berita Terbaru

Artikel Lainnya