Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Doa Iftitah Membuka Pintu Pintu Langit, Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan

DOA iftitah tentu sudah tidak asing lagi bagi umat Islam karena doa ini kerap dibaca di dalam pelaksanaan ibadah sholat setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awaudz dan Alfatihah.

Membaca doa iftitah sejatinya bukan lah suatu kewajiban dalam pelaksanaan sholat karena bukan rukun ataupun syarat sah sholat. Membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Meski hanya sunnah, dilansir dari NU Online, Rasulullah sempat menyatakan bahwa doa iftitah mampu membuka pintu pintu langit.

Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata. Pada suatu waktu dia bersama sejumlah sahabat lainnya sedang melaksanakan sholat bersama Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba ada seorang jamaah membaca,

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا

Rasulullah SAW lantas bertanya, “Siapa yang mengatakan kalimat tadi?”. Salah seorang jamaah mengaku bahwa dirinya yang telah membacanya.

Rasulullah kemudian berkata, “Kalimat itu mampu membuka pintu-pintu langit”. Sejak saat itulah Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan bacaan doa iftitah.

Baca Juga :  Berlomba dalam Berbuat Kebaikan, Datangnya Malam Lailatul Qadar

Sekalipun doa iftitah sunnah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya kesunnahannya tetap terjaga. Karena ada beberapa kondisi orang yang sedang sholat tidak perlu membaca doa iftitah.

Pertama, doa iftitah dapat dibaca dalam sholat wajib ataupun sholat sunnah. Untuk sholat jenazah, tidak dianjurkan membaca doa iftitah.

Kedua, waktunya memungkinkan untuk membaca doa iftitah. Apabila mengerjakan sholat sudah mepet, maka sebaiknya tidak usah membaca doa iftitah.

Ketiga, menjadi makmum dan tidak khawatir akan ketinggalan imam rukuk seandainya membaca doa iftitah dan masih memungkinkan membaca surat Alfatihah. Jika menjadi makmum dan melihat imam dalam posisi rukuk, sebaiknya tidak usah membaca doa iftitah dan langsung mengikuti imam melakukan rukuk.

Doa iftitah sebenarnya ada beberapa redaksi. Ini salah satu doa iftitah yang sunnah dibaca saat melaksanakan sholat:

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.

Allahu akbar kabirau walhamdu  lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila

Baca Juga :  10 Sifat Maskulin Bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, Pria Muslim Wajib Tahu!

Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين.

Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin

Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim. (*)

SUMBER: JAWAPOS

DOA iftitah tentu sudah tidak asing lagi bagi umat Islam karena doa ini kerap dibaca di dalam pelaksanaan ibadah sholat setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awaudz dan Alfatihah.

Membaca doa iftitah sejatinya bukan lah suatu kewajiban dalam pelaksanaan sholat karena bukan rukun ataupun syarat sah sholat. Membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Meski hanya sunnah, dilansir dari NU Online, Rasulullah sempat menyatakan bahwa doa iftitah mampu membuka pintu pintu langit.

Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata. Pada suatu waktu dia bersama sejumlah sahabat lainnya sedang melaksanakan sholat bersama Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba ada seorang jamaah membaca,

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا

Rasulullah SAW lantas bertanya, “Siapa yang mengatakan kalimat tadi?”. Salah seorang jamaah mengaku bahwa dirinya yang telah membacanya.

Rasulullah kemudian berkata, “Kalimat itu mampu membuka pintu-pintu langit”. Sejak saat itulah Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan bacaan doa iftitah.

Baca Juga :  Berlomba dalam Berbuat Kebaikan, Datangnya Malam Lailatul Qadar

Sekalipun doa iftitah sunnah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya kesunnahannya tetap terjaga. Karena ada beberapa kondisi orang yang sedang sholat tidak perlu membaca doa iftitah.

Pertama, doa iftitah dapat dibaca dalam sholat wajib ataupun sholat sunnah. Untuk sholat jenazah, tidak dianjurkan membaca doa iftitah.

Kedua, waktunya memungkinkan untuk membaca doa iftitah. Apabila mengerjakan sholat sudah mepet, maka sebaiknya tidak usah membaca doa iftitah.

Ketiga, menjadi makmum dan tidak khawatir akan ketinggalan imam rukuk seandainya membaca doa iftitah dan masih memungkinkan membaca surat Alfatihah. Jika menjadi makmum dan melihat imam dalam posisi rukuk, sebaiknya tidak usah membaca doa iftitah dan langsung mengikuti imam melakukan rukuk.

Doa iftitah sebenarnya ada beberapa redaksi. Ini salah satu doa iftitah yang sunnah dibaca saat melaksanakan sholat:

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.

Allahu akbar kabirau walhamdu  lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila

Baca Juga :  Buka Bersama, Rustan Saru Ajak Warga Donorkan Darah

Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين.

Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin

Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim. (*)

SUMBER: JAWAPOS

Berita Terbaru

Artikel Lainnya