Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Hukum Niat Puasa, Boleh Berniat untuk Sebulan Penuh, tapi Biasakan Setiap Hari

BULAN suci yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim telah tiba. Bulan Ramadhan 1445 H datang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Menjalankan puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Sebelum berpuasa umat Muslim diwajibkan untuk membaca niat puasa Ramadhan.

Membaca niat puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan merupakan salah satu aspek penting. Dengan demikian, setiap amal ibadah yang dilakukan akan diterima oleh Allah SWT dengan baik dan memberikan keberkahan serta kebaikan.

Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa niat puasa Ramadhan harus dilafalkan setiap malam saat bulan Ramadhan, tetapi terdapat pula bagian masyarakat yang menganggap bahwa membaca niat puasa Ramadhan cukup satu kali saja untuk sebulan penuh.

Dilansir dari laman MUI Digital, dalam pembacaan niat puasa terdapat sedikit perbedaan dalam Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki.

 

Menurut Mazhab Syafi’i niat puasa harus dilakukan setiap hari ketika malam bulan ramadhan. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna’, menerangkan sebagai berikut:

“Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits.” (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, juz 2)

Baca Juga :  Silaturahmi ke Ponpes Sekaligus Berbagi Kasih

Sedangkan menurut Mazhab Maliki, cukup berniat untuk berpuasa sebulan penuh pada malam pertama Ramadhan saja sehingga tidak perlu memperbarui niat puasa dalam setiap hari, dengan alasan bahwa puasa Ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)

Di bawah ini adalah bacaan niat puasa Ramadhan untuk dibaca setiap malam hari, yaitu sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhani hadzihis sanati lilahi ta’ala

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Kemudian niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh, di bawah ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Baca Juga :  Ingin Doanya Cepat Diterima Allah ? Coba Berdoa di Sejumlah Waktu Mustajab Ini

Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan Iil imami malikin fardlan lilahi ta’ala

Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Oleh karena itu, umat Muslim dapat menggunakan dua mazhab di atas dalam membaca niat puasa Ramadhan. Menggunakan Mazhab Maliki sebagai bentuk antisipasi jika nanti kita lalai, lupa, atau ketiduran tidak sempat membaca niat puasa ramadhan ketika malam hari.

Akan tetapi, umat Muslim juga harus berusaha membiasakan diri untuk selalu melafalkan niat puasa Ramadhan pada setiap malamnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Mazhab Syafi’i. Membaca niat puasa menurut Mazhab Syafi’i dapat dilakukan setiap selesai shalat tarawih atau ketika sahur.

Berpuasa bukan hanya sekadar memiliki niat untuk menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi juga merupakan waktu untuk meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (*)

Sumber: Jawapos

BULAN suci yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim telah tiba. Bulan Ramadhan 1445 H datang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Menjalankan puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Sebelum berpuasa umat Muslim diwajibkan untuk membaca niat puasa Ramadhan.

Membaca niat puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan merupakan salah satu aspek penting. Dengan demikian, setiap amal ibadah yang dilakukan akan diterima oleh Allah SWT dengan baik dan memberikan keberkahan serta kebaikan.

Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa niat puasa Ramadhan harus dilafalkan setiap malam saat bulan Ramadhan, tetapi terdapat pula bagian masyarakat yang menganggap bahwa membaca niat puasa Ramadhan cukup satu kali saja untuk sebulan penuh.

Dilansir dari laman MUI Digital, dalam pembacaan niat puasa terdapat sedikit perbedaan dalam Mazhab Syafi’i dan Mazhab Maliki.

 

Menurut Mazhab Syafi’i niat puasa harus dilakukan setiap hari ketika malam bulan ramadhan. Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam karyanya, Hasyiyatul Iqna’, menerangkan sebagai berikut:

“Disyaratkan berniat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, harus niat puasa di setiap hari (bulan Ramadan) jika melihat redaksi zahir hadits.” (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, juz 2)

Baca Juga :  5 Tips Berhasil Khatamkan Al Quran Selama Bulan Ramadan

Sedangkan menurut Mazhab Maliki, cukup berniat untuk berpuasa sebulan penuh pada malam pertama Ramadhan saja sehingga tidak perlu memperbarui niat puasa dalam setiap hari, dengan alasan bahwa puasa Ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)

Di bawah ini adalah bacaan niat puasa Ramadhan untuk dibaca setiap malam hari, yaitu sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhani hadzihis sanati lilahi ta’ala

Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

Kemudian niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh, di bawah ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Baca Juga :  KPK akan Umumkan Harta Kekayaan 3 Pasangan Capres dan Cawapres

Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan Iil imami malikin fardlan lilahi ta’ala

Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Oleh karena itu, umat Muslim dapat menggunakan dua mazhab di atas dalam membaca niat puasa Ramadhan. Menggunakan Mazhab Maliki sebagai bentuk antisipasi jika nanti kita lalai, lupa, atau ketiduran tidak sempat membaca niat puasa ramadhan ketika malam hari.

Akan tetapi, umat Muslim juga harus berusaha membiasakan diri untuk selalu melafalkan niat puasa Ramadhan pada setiap malamnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Mazhab Syafi’i. Membaca niat puasa menurut Mazhab Syafi’i dapat dilakukan setiap selesai shalat tarawih atau ketika sahur.

Berpuasa bukan hanya sekadar memiliki niat untuk menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi juga merupakan waktu untuk meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya