SAAT berpuasa, sariawan sering terjadi dan ditandai dengan luka di mulut yang menyebabkan nyeri, sehingga mengganggu aktivitas makan, minum, dan berbicara. Hal ini tentunya membuat tidak nyaman.
Mulut biasanya saat tidak mengonsumsi makanan atau minuman dalam waktu tertentu, cenderung menjadi lebih kering. Hal ini tidak hanya mengakibatkan bau mulut, tetapi juga meningkatkan risiko sariawan.
Penyebab Sariawan saat Puasa
Dikutip dari Halodoc.com, sariawan dapat terjadi kapan saja, termasuk saat puasa, karena faktor seperti kurangnya kebersihan mulut, sensitivitas terhadap makanan tertentu, faktor hormonal, stres, kurang tidur, dan defisiensi nutrisi seperti vitamin B, vitamin C, atau zat besi.
Dilansir dari Siloam Hospitals, selama bulan puasa, sariawan lebih rentan terjadi karena perut kosong memicu naiknya asam lambung ke mulut. Kondisi mulut kering juga merangsang pertumbuhan bakteri, meningkatkan risiko peradangan seperti sariawan.
Selain itu, tidak makan dalam waktu lama dapat meningkatkan tingkat kortisol dalam tubuh, sebuah hormon stres yang dapat memicu sariawan.
Iritasi mulut dapat timbul dari beberapa hal, seperti makan terlalu cepat, bibir tergigit, menyikat gigi terlalu keras yang bisa melukai gusi, makan makanan asam dan pedas, serta kebiasaan merokok, yang semuanya dapat menyebabkan sariawan.
Kondisi ini dapat lebih buruk karena kurangnya asupan nutrisi penting seperti vitamin C, zink, kalsium, dan vitamin B kompleks yang mungkin terjadi saat berpuasa.