2. Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Di samping itu, Nabi menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur sampai di akhir malam. Sebagaimana Nabi pun memerintahkan untuk menyegerakan berbuka setelah yakin waktu berbuka telah tiba.
Imam syafi’i bahkan mengatakan bahwa makruh hukumnya jika seseorang sampai berkeyakinan kalau terdapat keutamaan dalam menunda berbuka puasa. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abi Dzar bahwa Nabi SAW bersabda:
“Senantiasa seseorang dalam kebaikan selama dia menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.”
3. Berbuka dengan Kurma
Mengawali berbuka dengan kurma merupakan sebuah kesunahan yang dianjurkan oleh Nabi. Jika tidak ada, maka alterfnatif lainnya adalah air putih. Imam Abu Daud meriwayatkan dari Salman bin Amir berkata bahwa Nabi SAW bersabda:
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى الْمَاءِ، فَإِنَّهُ طَهُوْرٌ
“Apabila salah satu di antara kalian berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma. Jika kalian tidak mempunyainya, maka berbukalah dengan air putih, karena air putih itu menyucikan.”
4. Berdoa saat Berbuka Puasa
Mengamalkan doa ketika berbuka puasa adalah sebuah kesunahan. Baik dengan doa yang diajarkan oleh Nabi SAW dalam hadisnya, ataupun dengan doa apa saja.
Sebagaimana hal ini juga diisyaratkan oleh Nabi dalam hadisnya, sejatinya doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak.
Imam Abu Daud meriwayatkan hadis dari Mu’adz bin Zahrah bahwa Nabi SAW berkata:
أَنَّهُ كَانَ إِذَا صَامَ ثُمَّ أَفْطَرَ قَالَ الّلهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَىى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
“Bahwasanya Nabi SAW ketika berpuasa lalu berbuka maka beliau berdo’a: Ya Allah hanya untuk Engkau aku berpuasa dan atas rezeki Engkau aku berbuka.”
Sedangkan Imam Ibn Majah meriwayatkan dari Amr bin ‘Ash bahwa Nabi SAW berkata:
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فَطْرِهِ دَعْوَةٌ لَا تَرُدُّ
“Seseorang yang berpuasa ketika waktu berbuka mempunyai doa yang tidak akan ditolak.”
Bahkan Ibn Umar apabila berbuka ia berdoa:
الّلهُمَّ بِرَحْمَتِكَ الّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ اغْفِرْ لِيْ
“Ya Allah dengan rahmat Engkau yang meliputi setiap sesuatu, ampunilah diriku.”
5. Memberi makan orang yang berpuasa
Dianjurkan membukakan orang yang sedang berpuasa sekalipun hanya dengan seteguk air ataupun sebiji kurma kering. Imam Tirmidzi, Nasa’i dan lainnya meriwayatkan hadis dari Zaid bin Khalid bahwa Nabi SAW bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa pun yang memberi orang berpuasa sesuatu untuk berbuka, maka ia kan mendapat pahala seperti pahala orang berpuasa, dan tidak akan dikurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.
6. Memperbanyak Sedekah dan Tadarus Alquran
Bagi orang yang berpuasa sangat disunahkan untuk memperbanyak sedekah dan tadarus Alquran. Terlebih lagi di 10 hari terakhir Ramadhan. Pada hari-hari terakhir Ramadhan mempunyai keistimewan yang lebih daripada sebelumnya.
Sedangkan Tadarus Alquran mempunyai keistimewaan. Karena, di dalamnya terkandung makna tidak sebatas membacanya saja, melainkan sekaligus usaha mempelajari makna dan kandungannya.
Sebagaimana hal ini dijelaskan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibn Abbas bahwa Nabi SAW berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِيْ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنِ، فَلِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الّرِيْحِ الْمُرْسَلَةِ
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah dalam kebaikan, dan lebih pemurah lagi saat beliau berada di bulan Ramadhan. Sampai beliau ditemui malaikat Jibril, di mana malaikat Jibril menemuinya setiap malam Ramadhan, dan mengajarkannya Alquran. Sungguh Rasulullah lebih pemurah daripada hembusan angin.”
*) Penulis: Khobirotun Nisa, mahasiswa S-2 Ilmu Hadis – Darul Hadist Hassaniya, Rabat, Maroko dan anggota Perhimpuan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko)
**) Tulisan merupakan karya kerja sama antara JawaPos.com dengan PPI Dunia