JAYAPURA – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan penekanan khusus terhadap kewaspadaan cuaca ekstrem di masa Natal dan Tahun Baru, terutama untuk wilayah Jawa Tengah. Hal tersebut disampaikan saat ia meninjau kesiapan pelayanan publik di Stasiun Tawang Semarang pada Minggu 21 Desember 2025.
Menurut Kapolri, prakiraan cuaca dari BMKG menunjukkan potensi hujan tinggi hingga sangat tinggi yang perlu diantisipasi secara serius. Kondisi tersebut dapat memicu banjir, longsor hingga gangguan transportasi sehingga diperlukan langkah mitigasi terstruktur.
“Kami juga harus waspada terhadap potensi curah hujan tinggi dan sangat tinggi, termasuk di Jawa Tengah. Oleh karena itu, kesiapsiagaan penanganan bencana harus benar-benar dipastikan,” ujar Kapolri.
Kapolri menekankan pentingnya kesiapan Satgas gabungan penanganan bencana yang melibatkan personel, sarana prasarana, serta pola bertindak di lapangan. Ia meminta jajaran memetakan titik rawan bencana yang berpotensi mengganggu jalur transportasi maupun keselamatan masyarakat.
“Mitigasi harus disiapkan sejak awal, termasuk rekayasa jalur apabila terjadi gangguan, kesiapan SAR dan evakuasi, hingga penentuan lokasi pengungsian yang aman bagi masyarakat,” tegasnya.
JAYAPURA – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan penekanan khusus terhadap kewaspadaan cuaca ekstrem di masa Natal dan Tahun Baru, terutama untuk wilayah Jawa Tengah. Hal tersebut disampaikan saat ia meninjau kesiapan pelayanan publik di Stasiun Tawang Semarang pada Minggu 21 Desember 2025.
Menurut Kapolri, prakiraan cuaca dari BMKG menunjukkan potensi hujan tinggi hingga sangat tinggi yang perlu diantisipasi secara serius. Kondisi tersebut dapat memicu banjir, longsor hingga gangguan transportasi sehingga diperlukan langkah mitigasi terstruktur.
“Kami juga harus waspada terhadap potensi curah hujan tinggi dan sangat tinggi, termasuk di Jawa Tengah. Oleh karena itu, kesiapsiagaan penanganan bencana harus benar-benar dipastikan,” ujar Kapolri.
Kapolri menekankan pentingnya kesiapan Satgas gabungan penanganan bencana yang melibatkan personel, sarana prasarana, serta pola bertindak di lapangan. Ia meminta jajaran memetakan titik rawan bencana yang berpotensi mengganggu jalur transportasi maupun keselamatan masyarakat.
“Mitigasi harus disiapkan sejak awal, termasuk rekayasa jalur apabila terjadi gangguan, kesiapan SAR dan evakuasi, hingga penentuan lokasi pengungsian yang aman bagi masyarakat,” tegasnya.