Siapkan Mobile Reader Hingga Pompa Submersible Hadapi Nataru
JAKARTA-PT Jasa Marga (JM) memprediksi puncak arus kendaraan meninggal meninggalkan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) terjadi esok (24/12). Diperkirakan, volume lalu lintas (lalin) akan naik tajam hingga 34,5 persen dari lalin normal.
Sementara, untuk arus balik, diproyeksi pada Minggu (2/1). Pada masa ini, prakiraan volume lalin meningkat 26,5 persen dari lalin normal periode November 2021.
”Prediksi baik untuk kendaraan yang meninggalkan maupun kembali ke Jabotabek paling besar adalah menuju dan dari arah Timur. Yaitu arah Trans Jawa dan Bandung,” ujar Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita, kemarin (22/12).
Untuk mengantisipasi kepadatan lalin, JM telah menyiapkan sejumlah scenario. Diantaranya, mengoptimalkan kapasitas lajur, memastikan bahu jalan bersih dari gangguan kendaraan, menghentikan sementara pekerjaan konstruksi, serta menangani lokasi rawan kepadatan yang telah diidentifikasi di sejumlah ruas jalan tol.
Kemudian, di tengah kondisi curah hujan yang tinggi saat ini, Jasa Marga juga melakukan upaya kuratif dan preventif terhadap genangan di jalan tol. Hal ini dilakukan melalui inspeksi dan pembersihan rutin, pengerukan kolam retensi dari sedimentasi dan sampah, penyiagaan pompa submersible, perkuatan tanggul di lokasi rawan genangan, pengembangan aplikasi early warning system, dan pemasangan sensor deteksi ketinggian muka air
”Selain kapasitas lajur, Jasa Marga juga memastikan keberfungsian peralatan tol, kelengkapan operasional di Gerbang Tol, serta peningkatan layanan transaksi dengan menyiapkan mobile reader,” paparnya.
JM juga membuka peluang adanya rekayasa lalu lintas dan pengaturan operasional angkutan barang di jalan tol. Namun, hal ini merupakan diskresi Kepolisian dan dilakukan secara situasional.
Selain itu, mendukung kelancaran Nataru, JM juga akan mengoperasikan secara fungsional Jalan Tol Manado-Bitung Segmen Ruas Danowudu Bitung sepanjang 13,65 Km. ruas ini akan dibuka mulai hari ini (23/12) hingga Selasa (4/1) pukul 06.00-18.00 WITA.
Kepadatan lalin ini diprediksi sejalan dengan meningkatnya pengunjung rest area. Karenanya, JM akan bekerja sama dengan kepolisian untuk melaksanakan buka tutup rest area. Selain itu, akan diterapkan pula penggunaan aplikasi PeduliLindungi di Kawasan tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
General Manager Perencanaan dan Pengendalian Operasional PT JM Related Business Meta Herlina mengungkapkan, pihaknya pun tengah mempersiapkan pos layanan Nataru bersama Jasa Raharja untuk pengecekan tekanan ban dan layanan pengecekan kesehatan di sejumlah rest area di Jalan Tol Trans Jawa. Bersama Pertamina, aka nada lokasi cek antigen di Rest Area Km 575 A Jalan Tol Solo-Ngawi dan penyediaan BBM Modular/Pertashop dan BBM Kemasan dengan Motoris.
Berbeda dengan jalur darat, puncak arus mudik untuk penyebrangan diperkirakan bakal terjadi nanti malam (23/12). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (BKS) mengatakan, puncak arus berangkat diperkirakan terjadi pada 23 dan 24 Desember 2021. Terutama, untuk jalur Merak-Bakaheuni. Di mana, salah satunya trafik sepeda motor.”Mohon agar petugas di lapangan dapat lebih dipersiapkan,” katanya.
Untuk keselamatan pelayaran dan di kapal, BKS meminta, agar kendaraan dipastikan dilashing. Termasuk, pembatasan kapasitas di kapal demi menjaga kewaspadaan terhadap Covid-19.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi memastikan, mekanisme penerapan protokol kesehatan di pelabuhan dan kapal tetap dilakukan secara ketat. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, pengaturan physical distancing saat kendaraan dan penumpang akan masuk keluar maupun berada di kapal, mewajibkan penggunaan masker saat berada di pelabuhan maupun di kapal, dan penyediaan wastafel dan hand sanitizer. ”ASDP pun secara rutin melakukan desinfektan ruang publik dan kapal, serta pembatasan muatan penumpang maksimal 70 persen dari kapasitas kapal,” ungkapnya.
Data Posko Nataru mencatat, jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Jawa menuju Sumatera atau sebaliknya terpantau ramai. Data Posko pada H-8 atau Jumat (17/12) pukul 08.00 WIB hingga Rabu (22/12) pukul 08.00 WIB tercatat jumlah total penumpang yang telah menyeberang dari Merak sebanyak 181.603 orang. Jumlah ini naik 4 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 173.928 orang.
Karantina merupakan hal penting untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron. Pemerintah sudah mensyaratkan karantina selama 10 hari jika ada yang datang ke Indonesia. Meski sudah tes PCR saat sampai Indonesia dan dinyatakan negatif. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidz hal itu dilakukan karena untuk menunggu inkubasi virus.
Meski sudah dinyatakan negatif saat datang, bisa tertular di perjalanan dan virusnya masih dalam inkubasi. Sehingga belum terdeteksi PCR. ”Karantina untuk memastikan di masa inkubasi, kita dapat mendeteksi virusnya,” ujarnya.
Saat di karantina pun akan dilakuan pemeriksaan PCR. Jika muncul gejala, maka bisa terpantau dengan cepat. Risiko penularan lebih luas pun bisa dihindarkan. Sehingga jika membawa virus varian baru, bisa “tertangkap” lebih cepat.
Hal itulah yang terjadi pada mereka yang terdeteksi terinfeksi varian omicron. Sejauh ini ada kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia bertambah dua orang. Sehingga sampai kemarin jumlah kasus positif ada lima orang.
Nadia mengatakan dua kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari London. Hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari kedua pasien tersebut keluar pada Senin lalu (20/12). Mereka merupakan dua dari 11 orang yang dinyatakan probable hasil pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF). Pemeriksaan tersebut keluar pada Minggu (19/12). ”Saat ini mereka sedang menjalani karantina di Wisma Atlet, Jakarta,” katanya.
Pengetatan di pintu masuk negara terus diperketat. Terutama di perbatasan laut, dan darat. Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara. Nadia mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. ”Menjelang hari natal dan tahun baru alangkah lebih baik tidak melakukan perjalanan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Covid-19 dengan menahan diri tidak berpergian,” ucapnya. (mia/lyn/JPG)