Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Daftar Haji Semakin Mudah, Menag Lucurkan Pendaftaran Haji Secara Online

Berharap Manasik Haji Virtual Berbasis Metaverse

JAKARTA – Umat Islam di Indonesia bakal swmakin mudah untuk mendaftar haji. Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan aplikasi Mobile HajiPintar. Salah satu menu andalannya adalah pendaftaran haji secara online.

Peluncuran aplikasi HajiPintar itu dipimpin langsung Menag Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta kemarin (17/3). Yaqut mengatakan dengan aplikasi tersebut umat Islam di Indonesia semakin mudah mendaftar haji. “Saya bersyukur dan mengapresiasi bisa me-launching pendaftaran haji secara elektronik,” tuturnya.

Menurut Yaqut penggunaan aplikasi HajiPintar tersebut cukup mudah. Apalagi bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan ponsel pintar. Dia menegaskan cukup membuka aplikasi itu, masyarakat bisa mendaftar haji. Dia mengatakan layanan pendaftaran haji secara online itu dirancang sejak era Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar. Lalu baru bisa diluncurkan di masa Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief.

Dia menjelaskan dengan adanya layanan pendaftaran haji online itu, calon jamaah tidak harus datang ke kantor Kemenag kabupaten atau kota. “Bukti pendaftaran hajinya dikirim dalam bentuk elektronik. Dengan tanda tangan elektronik pula,” jelas Yaqut.

Mekanismenya diawali dengan calon jamaah membuka akun haji dan membayar setoran awal biaya haji di bank penerima setoran (BPS). Setoran awal biaya haji bisa dilakukan di teller, ATM, internet banking, atau mobile banking BPS yang dituju. Setelah itu calon jamaah melakukan registrasi dengan cara memasukkan nomor validasi dan NIK di menu login aplikasi HajiPintar.

Baca Juga :  Beberapa Pimpinan KST Ingin Bebaskan Pilot Susi Air

Setelah registrasi selesai, akan muncul layanan e-pendaftatan di halaman muka aplikasi. Jamaah kemudian mengunggah sejumlah dokumen. Diantaranya foto setengah badan, KTP, dan foto selfie bersama KTP. Kemudian foto bukti setoran awal biaya haji. Setelah itu tinggal menunggu proses verifikasi dari petugas. Jika proses verifikasi sudah selesai dan dikonfirmasi, jamaah bisa mengunduh surat pendaftaran haji.

Menurut dia melalui pendaftaran haji secara online tersebut, tidak hanya memudahkan masyarakat di dalam negeri. Tapi juga WNI di penjuru dunia. Mereka tidak perlu pulang ke tanah air dahulu untuk mendaftar haji. Termasuk juga masyarakat yang sedang tinggal di luar domisi, juga bisa mudah untuk mendaftar haji.

Yaqut berharap Ditjen PHU Kemenag terus berinovasi memanfaatkan perkembangan teknologi untuk urusan perhajian. Diantara yang dia usulkan adalah pembelajaran atau manasik haji secara online berbasis digital. “Layanan haji ke depan harus lebih modern,” tuturnya.

Baca Juga :  Motif Penembakan Brigadir Yosua Multitafsir

Dia mengingatkan layanan haji oleh Kemenag tidak bisa disamakan antara sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Menurut dia transformasi digital di urusan perhajian sangat penting. Dia berharap layanan manasik haji secara digital, bisa membuat calon jamaah seperti merasakan sedang di hadapan kakbah. Cara seperti ini lebih memaksimalkan hasil manasik haji dibanding secara konvensional.

“Saat ini sudah eranya metaverse,” tuturnya. Pemanfaatan teknologi metaverse bisa diadopsi untuk manasik haji. Sebelumnya Arab Saudi sudah mengenalkan layanan virtual manasik haji dengan menggunakan kamera VR.

Sebelumnya informasi soal layanan haji berbasis metaverse sempat mencuat di tanah air. Informasi ini lantas diartikan sebagai haji online. Tetapi ternyata sebatas manasik haji secara online.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) manasik haji secara virtual tidak bisa menggantikan prosesi ibadah haji dengan datang langsung ke Saudi. Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengatakan manasik haji secara virtual berbasis metaverse dapat dimanfaatkan sebagai manasik haji. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, masih diterapkan pembatasan sosial. (wan/JPG)

Berharap Manasik Haji Virtual Berbasis Metaverse

JAKARTA – Umat Islam di Indonesia bakal swmakin mudah untuk mendaftar haji. Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan aplikasi Mobile HajiPintar. Salah satu menu andalannya adalah pendaftaran haji secara online.

Peluncuran aplikasi HajiPintar itu dipimpin langsung Menag Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta kemarin (17/3). Yaqut mengatakan dengan aplikasi tersebut umat Islam di Indonesia semakin mudah mendaftar haji. “Saya bersyukur dan mengapresiasi bisa me-launching pendaftaran haji secara elektronik,” tuturnya.

Menurut Yaqut penggunaan aplikasi HajiPintar tersebut cukup mudah. Apalagi bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan ponsel pintar. Dia menegaskan cukup membuka aplikasi itu, masyarakat bisa mendaftar haji. Dia mengatakan layanan pendaftaran haji secara online itu dirancang sejak era Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar. Lalu baru bisa diluncurkan di masa Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief.

Dia menjelaskan dengan adanya layanan pendaftaran haji online itu, calon jamaah tidak harus datang ke kantor Kemenag kabupaten atau kota. “Bukti pendaftaran hajinya dikirim dalam bentuk elektronik. Dengan tanda tangan elektronik pula,” jelas Yaqut.

Mekanismenya diawali dengan calon jamaah membuka akun haji dan membayar setoran awal biaya haji di bank penerima setoran (BPS). Setoran awal biaya haji bisa dilakukan di teller, ATM, internet banking, atau mobile banking BPS yang dituju. Setelah itu calon jamaah melakukan registrasi dengan cara memasukkan nomor validasi dan NIK di menu login aplikasi HajiPintar.

Baca Juga :  Billy Mambrasar Siap Jadi Jembatan Bagi Anak-Anak Muda Papua

Setelah registrasi selesai, akan muncul layanan e-pendaftatan di halaman muka aplikasi. Jamaah kemudian mengunggah sejumlah dokumen. Diantaranya foto setengah badan, KTP, dan foto selfie bersama KTP. Kemudian foto bukti setoran awal biaya haji. Setelah itu tinggal menunggu proses verifikasi dari petugas. Jika proses verifikasi sudah selesai dan dikonfirmasi, jamaah bisa mengunduh surat pendaftaran haji.

Menurut dia melalui pendaftaran haji secara online tersebut, tidak hanya memudahkan masyarakat di dalam negeri. Tapi juga WNI di penjuru dunia. Mereka tidak perlu pulang ke tanah air dahulu untuk mendaftar haji. Termasuk juga masyarakat yang sedang tinggal di luar domisi, juga bisa mudah untuk mendaftar haji.

Yaqut berharap Ditjen PHU Kemenag terus berinovasi memanfaatkan perkembangan teknologi untuk urusan perhajian. Diantara yang dia usulkan adalah pembelajaran atau manasik haji secara online berbasis digital. “Layanan haji ke depan harus lebih modern,” tuturnya.

Baca Juga :  Istana: Tidak Ada Penetapan Darurat Sipil oleh Presiden di Papua

Dia mengingatkan layanan haji oleh Kemenag tidak bisa disamakan antara sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Menurut dia transformasi digital di urusan perhajian sangat penting. Dia berharap layanan manasik haji secara digital, bisa membuat calon jamaah seperti merasakan sedang di hadapan kakbah. Cara seperti ini lebih memaksimalkan hasil manasik haji dibanding secara konvensional.

“Saat ini sudah eranya metaverse,” tuturnya. Pemanfaatan teknologi metaverse bisa diadopsi untuk manasik haji. Sebelumnya Arab Saudi sudah mengenalkan layanan virtual manasik haji dengan menggunakan kamera VR.

Sebelumnya informasi soal layanan haji berbasis metaverse sempat mencuat di tanah air. Informasi ini lantas diartikan sebagai haji online. Tetapi ternyata sebatas manasik haji secara online.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) manasik haji secara virtual tidak bisa menggantikan prosesi ibadah haji dengan datang langsung ke Saudi. Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengatakan manasik haji secara virtual berbasis metaverse dapat dimanfaatkan sebagai manasik haji. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, masih diterapkan pembatasan sosial. (wan/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya