Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Tiba di Madinah, Beberapa CJH Lansia Alami Demensia

Pemerintah Kirim 62 Ton Obat, PPIH Arab Saudi Bantu Jemaah

Laporan Aris Imam Masyhudi dari Madinah

MADINAH – ”Kulo dereng numpak pesawat. Nembe mbenjing (saya belum naik pesawat kok. Baru besok, Red).” Itulah ungkapan Rupi’ah, calon jemaah haji (CJH) asal embarkasi Surabaya, sesaat setelah tiba di Makarim Al Mahboub, kawasan Masjid Nabawi, Madinah.

Sebenarnya nenek yang terdata berusia 80 tahun itu sudah masuk Madinah. Namun, saat ditanya petugas, CJH asal Bojonegoro tersebut merasa masih belum berada di Arab Saudi. Demikian pula halnya saat ditanya kabupaten tempat dia tinggal, dia mengaku tidak tahu. Rupi’ah diduga mengalami demensia atau penurunan ingatan. Karena itu, nenek tersebut mendapat pengawasan khusus dari tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sejak tiba di penginapan.

Baca Juga :  Amar Brkic Siap Dimainkan saat Timnas Indonesia Hadapi Panama

Lain lagi yang dialami Irawang Ammade, CJH asal Makassar yang baru tiba di Hotel Jewar Taiba. Saat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda. Telapak kakinya memerah dan sedikit melepuh. Saat tiba di hotel, Irawang langsung mendapat penanganan lanjutan dari tim kesehatan kloter serta PPIH Arab Saudi Daker Madinah.

Dari hasil diagnosis sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci, nenek Irawang memang mengidap diabetes. Dan sudah ada luka di telapak kakinya. ”Perjalanan yang cukup lama diperkirakan membuat lukanya agak memerah. Saat ini tim kesehatan terus memantau kondisi beliau,” kata Anto Rusnanto, tim emergency medic sektor 5 PPIH Daker Madinah.

Kisah Nenek Rupi’ah maupun Nenek Irawang bukan satu-satunya. Pantauan wartawan Jawa Pos di Madinah, ada sejumlah temuan perihal kondisi kesehatan CJH yang membutuhkan perhatian khusus dari PPIH Arab Saudi.

Baca Juga :  KPK Sarankan Bansos Dalam Bentuk Tunai

Situasi tersebut memang sudah diantisipasi sejak awal. Sebab, dari 213 ribu CJH reguler, 21 persen di antaranya atau sebanyak 45.678 orang telah berusia di atas 65 tahun alias memasuki kategori lanjut usia (lansia).

Kasi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Firdaus mengatakan, sebenarnya pemeriksaan kesehatan CJH sudah dilakukan sejak lama. ”Bahkan jauh-jauh hari sebelum pelunasan. Karena kelayakan kondisi kesehatan menjadi syarat istitaah (mampu berhaji),” jelasnya.

Namun, ada banyak faktor yang membuat kondisi CJH rawan berubah hingga menjelang keberangkatan ke Saudi. ”Karena itu, kami berusaha mempersiapkan penanganan kondisi kesehatan seluruh jemaah,” ucapnya.

Pemerintah Kirim 62 Ton Obat, PPIH Arab Saudi Bantu Jemaah

Laporan Aris Imam Masyhudi dari Madinah

MADINAH – ”Kulo dereng numpak pesawat. Nembe mbenjing (saya belum naik pesawat kok. Baru besok, Red).” Itulah ungkapan Rupi’ah, calon jemaah haji (CJH) asal embarkasi Surabaya, sesaat setelah tiba di Makarim Al Mahboub, kawasan Masjid Nabawi, Madinah.

Sebenarnya nenek yang terdata berusia 80 tahun itu sudah masuk Madinah. Namun, saat ditanya petugas, CJH asal Bojonegoro tersebut merasa masih belum berada di Arab Saudi. Demikian pula halnya saat ditanya kabupaten tempat dia tinggal, dia mengaku tidak tahu. Rupi’ah diduga mengalami demensia atau penurunan ingatan. Karena itu, nenek tersebut mendapat pengawasan khusus dari tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sejak tiba di penginapan.

Baca Juga :  Camat Hingga Kades Bakal Digandeng untuk Berantas Judi Online

Lain lagi yang dialami Irawang Ammade, CJH asal Makassar yang baru tiba di Hotel Jewar Taiba. Saat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda. Telapak kakinya memerah dan sedikit melepuh. Saat tiba di hotel, Irawang langsung mendapat penanganan lanjutan dari tim kesehatan kloter serta PPIH Arab Saudi Daker Madinah.

Dari hasil diagnosis sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci, nenek Irawang memang mengidap diabetes. Dan sudah ada luka di telapak kakinya. ”Perjalanan yang cukup lama diperkirakan membuat lukanya agak memerah. Saat ini tim kesehatan terus memantau kondisi beliau,” kata Anto Rusnanto, tim emergency medic sektor 5 PPIH Daker Madinah.

Kisah Nenek Rupi’ah maupun Nenek Irawang bukan satu-satunya. Pantauan wartawan Jawa Pos di Madinah, ada sejumlah temuan perihal kondisi kesehatan CJH yang membutuhkan perhatian khusus dari PPIH Arab Saudi.

Baca Juga :  Resmi Beroperasi, WHOOSH Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara

Situasi tersebut memang sudah diantisipasi sejak awal. Sebab, dari 213 ribu CJH reguler, 21 persen di antaranya atau sebanyak 45.678 orang telah berusia di atas 65 tahun alias memasuki kategori lanjut usia (lansia).

Kasi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Firdaus mengatakan, sebenarnya pemeriksaan kesehatan CJH sudah dilakukan sejak lama. ”Bahkan jauh-jauh hari sebelum pelunasan. Karena kelayakan kondisi kesehatan menjadi syarat istitaah (mampu berhaji),” jelasnya.

Namun, ada banyak faktor yang membuat kondisi CJH rawan berubah hingga menjelang keberangkatan ke Saudi. ”Karena itu, kami berusaha mempersiapkan penanganan kondisi kesehatan seluruh jemaah,” ucapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya