Tidak Terkait Fenomena Aphelion
JAKARTA-Beredar di media sosial bahwa Indonesia akan mengalami fenomena Aphelion yang membuat cuaca menjadi lebih dingin dari biasanya. Menanggapi hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.
Diketahui bahwa fenomena Aphelion adalah ketika jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion. Namun, hal itu tak otomatis membuat suhu menjadi lebih dingin.
“Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi,” ujar Subbidang Prediksi Cuaca Pusat Meteorologi BMKG Nurul Izzah kepada JawaPos.com, Senin (15/7).
Ia menerangkan, fenomena Aphelion ini adalah peristiwa astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. “Kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion,” tegas Izzah.
Lantas, apa yang menyebabkan suhu udara terasa lebih dingin belakangan ini?
Terkait hal itu, Izzah menyebut bahwa fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli – September). “Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin,” pungkasnya. (*)
Sumber: jawapos
Tidak Terkait Fenomena Aphelion
JAKARTA-Beredar di media sosial bahwa Indonesia akan mengalami fenomena Aphelion yang membuat cuaca menjadi lebih dingin dari biasanya. Menanggapi hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.
Diketahui bahwa fenomena Aphelion adalah ketika jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion. Namun, hal itu tak otomatis membuat suhu menjadi lebih dingin.
“Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi,” ujar Subbidang Prediksi Cuaca Pusat Meteorologi BMKG Nurul Izzah kepada JawaPos.com, Senin (15/7).
Ia menerangkan, fenomena Aphelion ini adalah peristiwa astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. “Kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion,” tegas Izzah.
Lantas, apa yang menyebabkan suhu udara terasa lebih dingin belakangan ini?
Terkait hal itu, Izzah menyebut bahwa fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli – September). “Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin,” pungkasnya. (*)
Sumber: jawapos