JAKARTA-Presiden Jokowi mengaku sudah lama tak bertemu sang anak, Gibran Rakabuming Raka, yang santer disebut bakal jadi bacawapres pendamping Prabowo Subianto. ’’Beberapa bulan (saya) nggak pernah ketemu (Gibran),’’ kata Jokowi di sela kunjungan kerja di Kabupaten Indramayu kemarin.
Maju tidaknya Gibran dalam Pilpres 2024 dikaitkan dengan keputusan MK yang bakal dibacakan Senin (16/10). Ramai disebut Jokowi sedang membangun dinasti politik. Sekali lagi, Jokowi menanggapi ringan soal itu. ’’Serahkan ke masyarakat saja,’’ jelasnya.
Di sisi lain, Ketua KPU Hasyim Asy’ari menyatakan, lembaga yang dia pimpin siap menyambut masa pendaftaran capres/cawapres. Kesiapan itu dia sampaikan setelah penandatanganan kerja sama dengan PBNU di Jakarta kemarin. Masa pendaftaran capres/cawapres dilakukan pada 19–25 Oktober. ’’Pimpinan parpol atau gabungan parpol sebanyak 30 orang diberi kesempatan masuk ke ruang pendaftaran,’’ katanya.
KPU juga memfasilitasi simpatisan atau pendukung capres/cawapres. KPU memberikan akses bagi 200 simpatisan untuk masuk sampai ke halaman parkir markas KPU. Dia juga menjelaskan tes kesehatan capres-cawapres. Intinya, siapa pun yang mau mendaftar sebagai capres atau cawapres itu salah satu dokumennya adalah surat keterangan sehat.
’’Nanti ketika datang ke KPU didaftarkan oleh parpol, ya membawa surat keterangan sehat,’’ paparnya. Setelah mendaftar, pihak KPU akan memfasilitasi pemeriksaan kesehatan lagi.
Ditanya soal gugatan usia capres-cawapres, Hasyim menjawab singkat bahwa dirinya bukan bagian dari penggugat. ’’Saya nggak bisa jawab,’’ tuturnya.
Dia menegaskan, KPU hanya menjalankan tugas sesuai aturannya. KPU juga tak pernah diundang MK sebagai pihak dalam sidang-sidang MK. Dia akan menanggapi soal usia capres-cawapres setelah ada putusan resmi dari MK.
Sementara itu, kehadiran Hasyim di PBNU untuk kerja sama pelaksanaan Pemilu 2024. Di antaranya, memfasilitasi santri atau guru yang berdiam di pesantren alias tak bisa pulang saat pemungutan suara. ’’Kami sedang petakan di pesantren-pesantren,’’ jelasnya. Jadi, nanti para santri maupun guru yang tidak bisa pulang tetap bisa mencoblos di pesantren setempat.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyambut baik kerja sama itu. Dia menekankan, kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu atau pilpres harus dijaga. Ini tugas berat dari KPU dari pusat sampai daerah.
Dia pun berharap KPU bisa terbuka dalam proses penyelenggaraan pemilu maupun pilpres. ’’Supaya masyarakat tahu setiap tahapannya,’’ katanya. (tyo/mel/wan/c18/ttg)