Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Kemendikbudristek Ajak Satuan Pendidikan Lakukan Refleksi

Juga Pilih Opsi Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun 2023/2024

JAKARTA– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperpanjang masa pendaftaran Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2023/2024.

Hal ini untuk mengakomodir dan mengapresiasi besarnya antusiasme pemerintah daerah (Pemda) dalam mendorong satuan pendidikan di daerah mereka masing-masing dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Perpanjangan masa pendaftaran ini juga untuk memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan dalam mematangkan keputusan opsi Kurikulum Merdeka yang sesuai kebutuhan masing-masing.

Keputusan untuk memperpanjang masa pendaftaran Kurikulum Merdeka ini menurut Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Ditjen PAUD Dikdasmen, Aswin Wihdiyanto, merupakan bentuk apresiasi lebih lanjut dari Kemendikbudristek terhadap pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas, relevan, dan menyenangkan.

“Kemendikbudristek menyambut baik komitmen Pemda dan semangat satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, maka waktu pendaftaran dan refleksi Kurikulum Merdeka diperpanjang hingga 14 April 2023,” terangnya.

Aswin menjelaskan bahwa perpanjangan masa pendaftaran dapat memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan yang belum mendaftar sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka.

“Kami mendapatkan banyak permintaan perpanjangan waktu pendaftaran dari berbagai daerah agar satuan pendidikan mendapatkan kesempatan berefleksi dan berembuk bersama untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan mereka,” kata Aswin.

Baca Juga :  Dikebiri, Dipasangi Chip, Diumumkan di Tempat Strategis

Kurikulum Merdeka dihadirkan Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar Episode ke-15 untuk perbaikan sistem pembelajaran dan mendorong agar pendidikan di Indonesia dapat segera bangkit dari krisis pembelajaran. Kurikulum ini dalam konsepnya hadir untuk memberi ruang dan waktu yang lebih banyak dalam pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik, juga memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri.

Krisye Kloudia Adimin, guru SMA Negeri 3 Manokwari mengungkapkan bahwa banyak hal yang ia pelajari dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya sejak tahun lalu. Meskipun ia merasa implementasi di sekolahnya belum maksimal, tetapi praktik gotong royong dan belajar bersama terbangun dengan sendirinya ketika kurikulum tersebut diterapkan.

“Ketika Kurikulum Merdeka diimplementasikan, kami tergerak untuk belajar bersama, termasuk mempelajari Platform Merdeka Mengajar,” kata Krisye yang juga merupakan Guru Penggerak Angkatan ke-2 dari Manokwari.

Kehadiran Kurikulum Merdeka, menurut Krisye, merupakan sesuatu yang luar biasa bagi Papua Barat karena dapat mengupayakan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Sebab jika dipaksa menggunakan kurikulum sebelumnya, sekolahnya harus mengejar banyak sekali ketertinggalan pembelajaran.

Baca Juga :  Tinggalkan PDIP, Gibran Masuk Golkar Mendadak jadi Trending Topik

“Untuk mempelajari baca-tulis saja sudah sulit, apalagi pelajaran matematika.  Dengan Kurikulum Merdeka, proses pembelajarannya fokus ke murid, dan harus disesuaikan dengan kemampuan murid. Kurikulum ini diawali dengan tes diagnostik dan ini bagus sekali untuk daerah saya,” terang Krisye.

Terkait dengan perpanjangan pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka hingga 14 April mendatang, Krisye turut mengajak satuan pendidikan di seluruh provinsi di Papua  untuk ikut serta mendaftar untuk meningkatkan kemampuan murid.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Iwan Syahril menginformasikan bahwa hingga saat dibukanya masa perpanjangan pendaftaran, sudah lebih dari 268.000 satuan pendidikan di seluruh provinsi di Indonesia yang antusias mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk Tahun Ajaran 2023/2024. Iwan turut mengimbau satuan pendidikan yang belum mendaftar agar memanfaatkan masa perpanjangan ini.

“Mari bersama-sama bersiap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran baru bersama 2,5 juta pendidik di seluruh Indonesia demi memberikan layanan pembelajaran yang relevan, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan murid,” kata Iwan. (*/ist/wen)

Juga Pilih Opsi Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun 2023/2024

JAKARTA– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperpanjang masa pendaftaran Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2023/2024.

Hal ini untuk mengakomodir dan mengapresiasi besarnya antusiasme pemerintah daerah (Pemda) dalam mendorong satuan pendidikan di daerah mereka masing-masing dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Perpanjangan masa pendaftaran ini juga untuk memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan dalam mematangkan keputusan opsi Kurikulum Merdeka yang sesuai kebutuhan masing-masing.

Keputusan untuk memperpanjang masa pendaftaran Kurikulum Merdeka ini menurut Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Ditjen PAUD Dikdasmen, Aswin Wihdiyanto, merupakan bentuk apresiasi lebih lanjut dari Kemendikbudristek terhadap pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas, relevan, dan menyenangkan.

“Kemendikbudristek menyambut baik komitmen Pemda dan semangat satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, maka waktu pendaftaran dan refleksi Kurikulum Merdeka diperpanjang hingga 14 April 2023,” terangnya.

Aswin menjelaskan bahwa perpanjangan masa pendaftaran dapat memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan yang belum mendaftar sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka.

“Kami mendapatkan banyak permintaan perpanjangan waktu pendaftaran dari berbagai daerah agar satuan pendidikan mendapatkan kesempatan berefleksi dan berembuk bersama untuk menentukan kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan mereka,” kata Aswin.

Baca Juga :  Dikebiri, Dipasangi Chip, Diumumkan di Tempat Strategis

Kurikulum Merdeka dihadirkan Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar Episode ke-15 untuk perbaikan sistem pembelajaran dan mendorong agar pendidikan di Indonesia dapat segera bangkit dari krisis pembelajaran. Kurikulum ini dalam konsepnya hadir untuk memberi ruang dan waktu yang lebih banyak dalam pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik, juga memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri.

Krisye Kloudia Adimin, guru SMA Negeri 3 Manokwari mengungkapkan bahwa banyak hal yang ia pelajari dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya sejak tahun lalu. Meskipun ia merasa implementasi di sekolahnya belum maksimal, tetapi praktik gotong royong dan belajar bersama terbangun dengan sendirinya ketika kurikulum tersebut diterapkan.

“Ketika Kurikulum Merdeka diimplementasikan, kami tergerak untuk belajar bersama, termasuk mempelajari Platform Merdeka Mengajar,” kata Krisye yang juga merupakan Guru Penggerak Angkatan ke-2 dari Manokwari.

Kehadiran Kurikulum Merdeka, menurut Krisye, merupakan sesuatu yang luar biasa bagi Papua Barat karena dapat mengupayakan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Sebab jika dipaksa menggunakan kurikulum sebelumnya, sekolahnya harus mengejar banyak sekali ketertinggalan pembelajaran.

Baca Juga :  Tinggalkan PDIP, Gibran Masuk Golkar Mendadak jadi Trending Topik

“Untuk mempelajari baca-tulis saja sudah sulit, apalagi pelajaran matematika.  Dengan Kurikulum Merdeka, proses pembelajarannya fokus ke murid, dan harus disesuaikan dengan kemampuan murid. Kurikulum ini diawali dengan tes diagnostik dan ini bagus sekali untuk daerah saya,” terang Krisye.

Terkait dengan perpanjangan pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka hingga 14 April mendatang, Krisye turut mengajak satuan pendidikan di seluruh provinsi di Papua  untuk ikut serta mendaftar untuk meningkatkan kemampuan murid.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Iwan Syahril menginformasikan bahwa hingga saat dibukanya masa perpanjangan pendaftaran, sudah lebih dari 268.000 satuan pendidikan di seluruh provinsi di Indonesia yang antusias mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk Tahun Ajaran 2023/2024. Iwan turut mengimbau satuan pendidikan yang belum mendaftar agar memanfaatkan masa perpanjangan ini.

“Mari bersama-sama bersiap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran baru bersama 2,5 juta pendidik di seluruh Indonesia demi memberikan layanan pembelajaran yang relevan, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan murid,” kata Iwan. (*/ist/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya