Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Profil Singkat 6 Pejuang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

SETIAP peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional bagi para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mengabdikan diri bagi bangsa.

Mengutip dari Antara, pada 2023 Pemerintah Indonesia akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam pejuang, Jumat (10/11). Para pejuang tersebut ialah Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, Ratu Kalinyamat, KH Abdul Chalim, dan KH Ahmad Hanafiah.

Para tokoh pejuang yang mendapatkan penganugerahan gelar pahlawan nasional telah memenuhi syarat serta telah disetujui dan ditetapkan oleh Presiden RI. Syarat seorang tokoh mendapatkan gelar tersebut seperti telah meninggal dunia, ikut berjuang, dan tidak pernah berkhianat.

Berikut profil singkat tokoh pejuang yang akan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada Hari Pahlawan 2023:

Ida Dewa Agung Jambe

Ia merupakan seorang Raja Klungkung di Bali. Ida Dewa Agung Jambe berperan dalam mempertahankan kerajaannya dari serangan Belanda pada 28 April 1908 yang dipimpin Jendral M. B. Rost van Tonningen. Peristiwa ini dikenal dengan Perang Puputan yang memberikan dampak psikologis terhadap Belanda.

Baca Juga :  Dirut LIB Dicecar 97 Pertanyaan

Bataha Santiago

Bataha Santiago merupakan raja dari Kerajaan Manganitu di Pulau Sangir Besar, Sulawesi Utara yang berkuasa pada 1670-1675.  Raja yang berkuasa selama lima tahun ini tidak ingin tunduk pada Belanda dengan menandatangani kontrak politik. Kontrak politik tersebut mengancam persahabatannya dengan Spanyol dan terutama hasil bumi berupa cengkih serta mengancam kebudayaan kerajaan.

Mohammad Tabrani Soerjowitjitro

Dalam Kongres Pemuda I pada 1926, Mohammad Tabrani Soerjowitjitro ialah sosok yang mengusulkan penggunaan nama Bahasa Indonesia. Pemuda dari Jong Java ini berargumen karena Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa pergaulan di antara keberagaman bahasa daerah di Hindia Belanda.

Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat merupakan putri Sultan Trenggono yang memimpin Kerajaan Demak. Seorang putri yang memiliki nama asli Retna Kencana merupakan seorang Adipati Jepara yang meliputi Kudus, Pati, Rembang, dan Blora. Selama ia berkuasa, Jepara menjadi bandar terbesar di Pantai Utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat.

Baca Juga :  Kericuhan Wamena, Pangdam Perintahkan Pomdam Lakukan Investigasi

KH Abdul Chalim

KH Abdul Chalim merupakan salah satu tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU). Selain itu, ia juga berperan dalam meredam pergerakan DI/TII di Jawa Barat. Tak hanya itu, KH Abdul Chalim juga berperan dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 dengan menyebarkan undangan pergerakan kiai di Jawa Barat untuk berkumpul di Markas Besar Ulama.

KH Ahmad Hanafiah

KH Ahmad Hanafiah merupakan seorang ulama di Lampung. Ia sempat menduduki posisi penting pada masa Jepang dan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ulama di Lampung ini merupakan Pemimpin Laskar Hizbullah yang bersama TNI melawan Belanda di Kemarung saat Agresi Militer I tahun 1947. (*)

Sumber: Jawapos

SETIAP peringatan Hari Pahlawan setiap tahunnya Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional bagi para pejuang yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mengabdikan diri bagi bangsa.

Mengutip dari Antara, pada 2023 Pemerintah Indonesia akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam pejuang, Jumat (10/11). Para pejuang tersebut ialah Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, Ratu Kalinyamat, KH Abdul Chalim, dan KH Ahmad Hanafiah.

Para tokoh pejuang yang mendapatkan penganugerahan gelar pahlawan nasional telah memenuhi syarat serta telah disetujui dan ditetapkan oleh Presiden RI. Syarat seorang tokoh mendapatkan gelar tersebut seperti telah meninggal dunia, ikut berjuang, dan tidak pernah berkhianat.

Berikut profil singkat tokoh pejuang yang akan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada Hari Pahlawan 2023:

Ida Dewa Agung Jambe

Ia merupakan seorang Raja Klungkung di Bali. Ida Dewa Agung Jambe berperan dalam mempertahankan kerajaannya dari serangan Belanda pada 28 April 1908 yang dipimpin Jendral M. B. Rost van Tonningen. Peristiwa ini dikenal dengan Perang Puputan yang memberikan dampak psikologis terhadap Belanda.

Baca Juga :  Polres Merauke Tetapkan Mantan Kepala Dinas dan Bendahara  PMK Tersangka 

Bataha Santiago

Bataha Santiago merupakan raja dari Kerajaan Manganitu di Pulau Sangir Besar, Sulawesi Utara yang berkuasa pada 1670-1675.  Raja yang berkuasa selama lima tahun ini tidak ingin tunduk pada Belanda dengan menandatangani kontrak politik. Kontrak politik tersebut mengancam persahabatannya dengan Spanyol dan terutama hasil bumi berupa cengkih serta mengancam kebudayaan kerajaan.

Mohammad Tabrani Soerjowitjitro

Dalam Kongres Pemuda I pada 1926, Mohammad Tabrani Soerjowitjitro ialah sosok yang mengusulkan penggunaan nama Bahasa Indonesia. Pemuda dari Jong Java ini berargumen karena Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa pergaulan di antara keberagaman bahasa daerah di Hindia Belanda.

Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat merupakan putri Sultan Trenggono yang memimpin Kerajaan Demak. Seorang putri yang memiliki nama asli Retna Kencana merupakan seorang Adipati Jepara yang meliputi Kudus, Pati, Rembang, dan Blora. Selama ia berkuasa, Jepara menjadi bandar terbesar di Pantai Utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat.

Baca Juga :  Ikram Al Giffari Tampil Heroik, Lutut Sakit Tak Dirasa, Jadi Man of the Match

KH Abdul Chalim

KH Abdul Chalim merupakan salah satu tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU). Selain itu, ia juga berperan dalam meredam pergerakan DI/TII di Jawa Barat. Tak hanya itu, KH Abdul Chalim juga berperan dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 dengan menyebarkan undangan pergerakan kiai di Jawa Barat untuk berkumpul di Markas Besar Ulama.

KH Ahmad Hanafiah

KH Ahmad Hanafiah merupakan seorang ulama di Lampung. Ia sempat menduduki posisi penting pada masa Jepang dan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ulama di Lampung ini merupakan Pemimpin Laskar Hizbullah yang bersama TNI melawan Belanda di Kemarung saat Agresi Militer I tahun 1947. (*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya