Thursday, December 4, 2025
24.9 C
Jayapura

Viral ‘Penjarahan’ di Sibolga, Kepala BNPB Angkat Suara

JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, memberikan penjelasan resmi terkait video viral yang menunjukkan warga Sibolga mengambil barang dari sebuah minimarket. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan merupakan aksi penjarahan sebagaimana ramai diberitakan. Menurut Suharyanto, warga mengambil bahan makanan karena kekhawatiran pasokan yang semakin menipis akibat wilayah yang terisolasi dan terbatasnya distribusi logistik.

Ia memastikan tidak ada tindakan perusakan ataupun kekerasan dalam kejadian tersebut. Meski begitu, ia mengakui bahwa penanganan di Sibolga mendapatkan kritik luas dari masyarakat, terutama di media sosial. Suharyanto menyatakan bahwa masukan tersebut menjadi catatan penting bagi BNPB untuk meningkatkan efektivitas respons bencana. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan sebelumnya yang menimbulkan kontroversi dan memicu reaksi negatif publik.Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak bencana paling besar.

Baca Juga :  Berharap Hadirnya Kementerian HAM Mampu Bawa Kemajuan Hak Asasi bagi Warga

Hingga 1 Desember 2025, tercatat 217 korban jiwa, meningkat dari laporan hari-hari sebelumnya. Selain itu, 209 orang masih dinyatakan hilang, sementara ribuan warga harus mengungsi di berbagai titik. Daerah dengan dampak terparah meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, serta beberapa wilayah lain yang mengalami kerusakan infrastruktur signifikan.

Akses darat menjadi tantangan utama karena sejumlah jalur nasional dan jembatan terputus, termasuk ruas Sibolga–Padang Sidempuan dan Sibolga–Tarutung. Kondisi tersebut menyebabkan distribusi bantuan hanya dapat dilakukan menggunakan alat berat dan transportasi udara.BNPB telah mengerahkan lima helikopter, termasuk heli TNI AD dan pesawat Caravan, untuk mendukung pengiriman logistik ke wilayah yang terisolasi.

Baca Juga :  Dekai Diterjang Banjir, Pemkab Yahukimo Lirik Amdal

Alat berat dari berbagai instansi juga dikerahkan untuk membuka jalur yang tertutup longsor.Di Aceh, dua hari setelah status tanggap darurat diberlakukan, tercatat 47 korban meninggal, 51 orang hilang, dan 8 orang luka-luka.Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di banyak wilayah.

JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, memberikan penjelasan resmi terkait video viral yang menunjukkan warga Sibolga mengambil barang dari sebuah minimarket. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan merupakan aksi penjarahan sebagaimana ramai diberitakan. Menurut Suharyanto, warga mengambil bahan makanan karena kekhawatiran pasokan yang semakin menipis akibat wilayah yang terisolasi dan terbatasnya distribusi logistik.

Ia memastikan tidak ada tindakan perusakan ataupun kekerasan dalam kejadian tersebut. Meski begitu, ia mengakui bahwa penanganan di Sibolga mendapatkan kritik luas dari masyarakat, terutama di media sosial. Suharyanto menyatakan bahwa masukan tersebut menjadi catatan penting bagi BNPB untuk meningkatkan efektivitas respons bencana. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan sebelumnya yang menimbulkan kontroversi dan memicu reaksi negatif publik.Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak bencana paling besar.

Baca Juga :  Jayapura Dikepung Banjir

Hingga 1 Desember 2025, tercatat 217 korban jiwa, meningkat dari laporan hari-hari sebelumnya. Selain itu, 209 orang masih dinyatakan hilang, sementara ribuan warga harus mengungsi di berbagai titik. Daerah dengan dampak terparah meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, serta beberapa wilayah lain yang mengalami kerusakan infrastruktur signifikan.

Akses darat menjadi tantangan utama karena sejumlah jalur nasional dan jembatan terputus, termasuk ruas Sibolga–Padang Sidempuan dan Sibolga–Tarutung. Kondisi tersebut menyebabkan distribusi bantuan hanya dapat dilakukan menggunakan alat berat dan transportasi udara.BNPB telah mengerahkan lima helikopter, termasuk heli TNI AD dan pesawat Caravan, untuk mendukung pengiriman logistik ke wilayah yang terisolasi.

Baca Juga :  BMKG Ingatkan Waspada Suhu Panas Mencapai 38,4 Derajat Celsius

Alat berat dari berbagai instansi juga dikerahkan untuk membuka jalur yang tertutup longsor.Di Aceh, dua hari setelah status tanggap darurat diberlakukan, tercatat 47 korban meninggal, 51 orang hilang, dan 8 orang luka-luka.Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di banyak wilayah.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya