Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Investigasi Tiga Layanan Selama Fase Armuzna

Laporan Eko Priyono dari Makkah

Daging 3.117 Ekor Hewan Dam Dikirimkan ke Indonesia

MAKKAH – Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) selesai diselenggarakan pada hari ketiga tasyrik kemarin (1/7). Seluruh jemaah sudah kembali ke hotel masing-masing di Makkah. Pemerintah mencatat, ada beberapa persoalan layanan masa Armuzna yang menjadi bahan investigasi.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M. Subhan Cholid di Makkah kemarin menegaskan, seluruh fase Armuzna menjadi tanggung jawab syirkah (perusahaan) Saudi. Khususnya syirkah mashariq. Pria yang juga menjabat Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag itu mencatat sejumlah persoalan yang dialami jemaah selama fase Armuzna.

Sejumlah persoalan itu dimulai dengan keterlambatan pemberangkatan sebagian jemaah dari Muzdalifah menuju Mina pada 28 Juni lalu. Sebagaimana diketahui, sesuai dengan jadwal Kemenag, pemberangkatan jemaah seharusnya rampung pada pukul 10.00 waktu setempat. Namun, akibat keterlambatan arus armada bus, seluruh jemaah baru selesai diangkut ke Mina pada pukul 13.30 waktu setempat.

Baca Juga :  Menkes Tertarik Kembangkan Inovasi Wolbachia Untuk Tekan Kasus Dengue

Persoalan berikutnya adalah keterlambatan distribusi makanan atau katering ke tenda-tenda jemaah di Mina. Di sejumlah posting-an di media sosial, ada rombongan jemaah yang seharian belum mendapatkan kiriman makanan. Misalnya, yang dialami jemaah dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG).

Subhan menyebutkan, persoalan lainnya adalah minimnya air bersih di beberapa tenda jemaah haji. ”Kami sudah sampaikan protes ke mashariq sebagai penanggung jawab atas penyiapan layanan ini. Saat ini dilakukan investigasi,” jelasnya.

Para jemaah yang baru tiba di Makkah dianjurkan lebih dulu istirahat. Tidak terburu-buru melakukan tawaf ifadah di Masjidilharam. Apalagi, layanan bus salawat baru beroperasi kembali pada 2 Juli. Subhan menjelaskan, jemaah gelombang pertama mulai dipulangkan ke tanah air dari Jeddah pada 4 Juli mendatang.

Jemaah haji gelombang kedua mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada 10 Juli. Setelah beberapa hari berada di Madinah, jemaah gelombang kedua akan dipulangkan ke Indonesia mulai 19 Juli. Pemulangan jemaah haji berlangsung sampai 2 Agustus.

Baca Juga :  Pemkab Toraja Utara Masih Berlakukan SE Larangan Lintas Hewan

Sementara itu, mulai tahun ini pemerintah mengelola dam haji tamattu’. Pengelolaan dam atau denda untuk jemaah dan petugas haji berjalan lancar. Total, ada 3.117 ekor hewan dam yang disembelih. Dalam waktu dekat, dagingnya dikirimkan ke Indonesia dalam bentuk kemasan kaleng. Penyembelihan hewan dam tersebut dilakukan di Makkah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief meninjau langsung lokasi penyembelihan di Makkah kemarin. Hilman menyampaikan terima kasih kepada para petugas dan jemaah haji yang sudah berpartisipasi. ”Laporan yang saya terima, 2.624 ekor untuk dam petugas dan sisanya dam jemaah haji,” jelasnya.

Sesuai dengan syariat Islam, para petugas atau jemaah itu dikenai dam karena menunaikan haji tamattu’. Haji tamattu’ adalah kembali melepas kain ihram setelah menjalankan umrah qudum. Hampir seluruh jemaah haji Indonesia terkena dam haji tamattu’ karena kedatangan mereka di Arab Saudi masih cukup jauh dari pelaksanaan wukuf di Arafah. (wan/c14/oni)

Laporan Eko Priyono dari Makkah

Daging 3.117 Ekor Hewan Dam Dikirimkan ke Indonesia

MAKKAH – Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) selesai diselenggarakan pada hari ketiga tasyrik kemarin (1/7). Seluruh jemaah sudah kembali ke hotel masing-masing di Makkah. Pemerintah mencatat, ada beberapa persoalan layanan masa Armuzna yang menjadi bahan investigasi.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M. Subhan Cholid di Makkah kemarin menegaskan, seluruh fase Armuzna menjadi tanggung jawab syirkah (perusahaan) Saudi. Khususnya syirkah mashariq. Pria yang juga menjabat Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag itu mencatat sejumlah persoalan yang dialami jemaah selama fase Armuzna.

Sejumlah persoalan itu dimulai dengan keterlambatan pemberangkatan sebagian jemaah dari Muzdalifah menuju Mina pada 28 Juni lalu. Sebagaimana diketahui, sesuai dengan jadwal Kemenag, pemberangkatan jemaah seharusnya rampung pada pukul 10.00 waktu setempat. Namun, akibat keterlambatan arus armada bus, seluruh jemaah baru selesai diangkut ke Mina pada pukul 13.30 waktu setempat.

Baca Juga :  Asrama Haji Memiliki Peranan dan Fungsi yang Penting

Persoalan berikutnya adalah keterlambatan distribusi makanan atau katering ke tenda-tenda jemaah di Mina. Di sejumlah posting-an di media sosial, ada rombongan jemaah yang seharian belum mendapatkan kiriman makanan. Misalnya, yang dialami jemaah dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG).

Subhan menyebutkan, persoalan lainnya adalah minimnya air bersih di beberapa tenda jemaah haji. ”Kami sudah sampaikan protes ke mashariq sebagai penanggung jawab atas penyiapan layanan ini. Saat ini dilakukan investigasi,” jelasnya.

Para jemaah yang baru tiba di Makkah dianjurkan lebih dulu istirahat. Tidak terburu-buru melakukan tawaf ifadah di Masjidilharam. Apalagi, layanan bus salawat baru beroperasi kembali pada 2 Juli. Subhan menjelaskan, jemaah gelombang pertama mulai dipulangkan ke tanah air dari Jeddah pada 4 Juli mendatang.

Jemaah haji gelombang kedua mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada 10 Juli. Setelah beberapa hari berada di Madinah, jemaah gelombang kedua akan dipulangkan ke Indonesia mulai 19 Juli. Pemulangan jemaah haji berlangsung sampai 2 Agustus.

Baca Juga :  Besok, 2 Juta Jemaah Wukuf di Arafah

Sementara itu, mulai tahun ini pemerintah mengelola dam haji tamattu’. Pengelolaan dam atau denda untuk jemaah dan petugas haji berjalan lancar. Total, ada 3.117 ekor hewan dam yang disembelih. Dalam waktu dekat, dagingnya dikirimkan ke Indonesia dalam bentuk kemasan kaleng. Penyembelihan hewan dam tersebut dilakukan di Makkah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief meninjau langsung lokasi penyembelihan di Makkah kemarin. Hilman menyampaikan terima kasih kepada para petugas dan jemaah haji yang sudah berpartisipasi. ”Laporan yang saya terima, 2.624 ekor untuk dam petugas dan sisanya dam jemaah haji,” jelasnya.

Sesuai dengan syariat Islam, para petugas atau jemaah itu dikenai dam karena menunaikan haji tamattu’. Haji tamattu’ adalah kembali melepas kain ihram setelah menjalankan umrah qudum. Hampir seluruh jemaah haji Indonesia terkena dam haji tamattu’ karena kedatangan mereka di Arab Saudi masih cukup jauh dari pelaksanaan wukuf di Arafah. (wan/c14/oni)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya