Friday, December 27, 2024
25.7 C
Jayapura

Banyak Koleksi  Media di Monumen Pers Nasional

JAYAPURA-Jurnalis Papua berkunjung ke Monumen Pers Nasional pada Kamis, (29/). Kunjungan dilakukan guna menambah wawasan mengenai sejarah pers nasional di indonesia.

Ditemani oleh pemandu, para Jurnalis Papua menjelajahi tiap layanan yang tersedia di Monumen Pers Nasional dengan antusias.

  Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Drs. Bambang Gunawan, M.Si, mengatakan agenda ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan dalam program literasi politik dan pemerintahan yang mengusung tema Nation and Character Building, Peran Jurnalis Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

  Perwakilan sepuluh jurnalis dari media-media lokal, diantaranya adalah LKBN Antara, Kompas.com, Lintas Papua.com, TVRI Jayapura, Tribun Papua, Metro TV, Harian Candrawasih Pos, TVRI Lensa Papua, dan RRI Biak menjadi partisipan dalam kunjungan tersebut.

  Afirmasi diselenggarakan sebagai strategi pembangunan yang mengutamakan identitas dan keterlibatan Orang Asli Papua. “Urgensinya adalah kompleksitas persoalan Papua yang melingkupi akses pemenuhan kebutuhan dasar, pelanggaran Hak Asasi Manusia, hingga tata kelola otonomi khusus,” ujar Bambang Gunawan

Baca Juga :  Ketua DPRD: Mari Cegah Banjir Dari Hulu!

  Dikatakannya bahwa Keterlibatan Orang Asli Papua dalam implementasi kebijakan afirmatif menjadi unsur utama sehingga berdampak langsung baik kepada pemerintah maupun rakyat Papua itu sendiri.

  Strategi komunikasi publik dioptimalkan dengan pelibatan Orang Asli Papua sebagai komunikator sekaligus komunikan pada saat diselenggarakan aktivitas sosialisasi percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua.

  Sementara itu Widodo Hastjaryo, Kepala Monumen Pers Nasional menyampaikan tujuan dari Monumen Pers Nasional untuk menyimpan Koleksi koleksi bersejarah dari media Pers yang ada di Indonesia sehingga dapat  jasa jurnalis terdahulu dapat di kenang sepanjang hayat

  Diapun menyampaikan apresiasi atas kunjungan jurnalis Papua di Monumen Pers Nasional dimana menurut Widodo Hastjaryo dengan adanya kunjungan tersebut kiranya para jurnalis yang ada di Papua dapat melihat koleksi koleksi dokumen pers yang ada di Monumen Pers Naional.

  “Koleksi tertua yang ada di Monumen Nasional adalah koleksi dari tahun 1980

Baca Juga :  Miris, Banyak Pelajar Terpapar HIV

Di Monumen Pers Nasional sendiri kata Widodo Hastjaryo terdapat beberapa pelayanan diantaranya koleksi benda benda bersejarah pers Indonesia, kemduian layanan Perpustakan dan juga Layanan E Paper, (koran online) layanan Epaper ini merupakan koleksi koleksi koran yang ada di Indonesia dibuat dalam bentuk online.

  “Fasilitas yang ada disini tersedia begitu lengkap sehingga harapannya masyarakat bisa memanfaatkan Monumen Pers Nasional ini untuk mengetahui sejarah tentang awal terbentuknya Dewan Pers,” ujanya.

  Widodo Hastjaryo menyampaikan animo masyarakat yang bekunjung di Monumen Pers Nasional selama ini cukup meningkat. Dia pun berharap dengan adanya kunjungan jurnalis Papua di Monumen Pers Nasional ini dapat mengetahui sejarah awal terbentuknya Dewan Pers di Indoenasi.

   “Kami harap setelah teman teman jurnalis Papua berkunjung di Monumen Pers Nasional ini, selepas pulang bisa bagi informasi kepada teman temna jurnalia yang ada di Papua,” tutup Widodo Hastjaryo. (rel/tri)

JAYAPURA-Jurnalis Papua berkunjung ke Monumen Pers Nasional pada Kamis, (29/). Kunjungan dilakukan guna menambah wawasan mengenai sejarah pers nasional di indonesia.

Ditemani oleh pemandu, para Jurnalis Papua menjelajahi tiap layanan yang tersedia di Monumen Pers Nasional dengan antusias.

  Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Drs. Bambang Gunawan, M.Si, mengatakan agenda ini merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan dalam program literasi politik dan pemerintahan yang mengusung tema Nation and Character Building, Peran Jurnalis Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

  Perwakilan sepuluh jurnalis dari media-media lokal, diantaranya adalah LKBN Antara, Kompas.com, Lintas Papua.com, TVRI Jayapura, Tribun Papua, Metro TV, Harian Candrawasih Pos, TVRI Lensa Papua, dan RRI Biak menjadi partisipan dalam kunjungan tersebut.

  Afirmasi diselenggarakan sebagai strategi pembangunan yang mengutamakan identitas dan keterlibatan Orang Asli Papua. “Urgensinya adalah kompleksitas persoalan Papua yang melingkupi akses pemenuhan kebutuhan dasar, pelanggaran Hak Asasi Manusia, hingga tata kelola otonomi khusus,” ujar Bambang Gunawan

Baca Juga :  Pantai  Holtekamp Kembali Menelan Korban

  Dikatakannya bahwa Keterlibatan Orang Asli Papua dalam implementasi kebijakan afirmatif menjadi unsur utama sehingga berdampak langsung baik kepada pemerintah maupun rakyat Papua itu sendiri.

  Strategi komunikasi publik dioptimalkan dengan pelibatan Orang Asli Papua sebagai komunikator sekaligus komunikan pada saat diselenggarakan aktivitas sosialisasi percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua.

  Sementara itu Widodo Hastjaryo, Kepala Monumen Pers Nasional menyampaikan tujuan dari Monumen Pers Nasional untuk menyimpan Koleksi koleksi bersejarah dari media Pers yang ada di Indonesia sehingga dapat  jasa jurnalis terdahulu dapat di kenang sepanjang hayat

  Diapun menyampaikan apresiasi atas kunjungan jurnalis Papua di Monumen Pers Nasional dimana menurut Widodo Hastjaryo dengan adanya kunjungan tersebut kiranya para jurnalis yang ada di Papua dapat melihat koleksi koleksi dokumen pers yang ada di Monumen Pers Naional.

  “Koleksi tertua yang ada di Monumen Nasional adalah koleksi dari tahun 1980

Baca Juga :  ASN Pemkot Harus Pahami Proses Pergantian Pj Wali Kota

Di Monumen Pers Nasional sendiri kata Widodo Hastjaryo terdapat beberapa pelayanan diantaranya koleksi benda benda bersejarah pers Indonesia, kemduian layanan Perpustakan dan juga Layanan E Paper, (koran online) layanan Epaper ini merupakan koleksi koleksi koran yang ada di Indonesia dibuat dalam bentuk online.

  “Fasilitas yang ada disini tersedia begitu lengkap sehingga harapannya masyarakat bisa memanfaatkan Monumen Pers Nasional ini untuk mengetahui sejarah tentang awal terbentuknya Dewan Pers,” ujanya.

  Widodo Hastjaryo menyampaikan animo masyarakat yang bekunjung di Monumen Pers Nasional selama ini cukup meningkat. Dia pun berharap dengan adanya kunjungan jurnalis Papua di Monumen Pers Nasional ini dapat mengetahui sejarah awal terbentuknya Dewan Pers di Indoenasi.

   “Kami harap setelah teman teman jurnalis Papua berkunjung di Monumen Pers Nasional ini, selepas pulang bisa bagi informasi kepada teman temna jurnalia yang ada di Papua,” tutup Widodo Hastjaryo. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya