Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Waspada, Teroris Kerap Gunakan Simbol Agama

Darwis Massie (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Ketua Kerukunan Masyarakat Bone (KKMB) Provinsi Papua, Darwis Massie ikut mengecam tindakan teror yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar. Ia menganggap pelaku tengah menyebar teror  menggunakan simbol agama untuk memecah belah bangsa. Publik harus paham dan cerdas soal strategi ini agar tidak terbawa tujuan dari teror itu sendiri. Ia menganggap dibalik simbol agama ini ada upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia yang pluralisme. “Kejadian bom bunuh diri di Makassar tidak dibenarkan dalam sudut pandang apapun. Dari kemanusiaan, agama juga tidak mengajarkan dan membenarkan hal tersebut. Indonesia dalam kondisi aman, tenteram dengan kejadian ini pelan – pelan merusak tatanan hidup sosial yang sudah berjalan selama ini,” beber Darwis di kediamannya, Senin (29/3).

Baca Juga :  Izinkan Salat Tarawih, Tetap dengan Prokes

 Apalagi di Papua dengan pluralismenya sudah berjalan baik menurutnya penting untuk tetap dijaga. Jangan akhirnya ini merusak pikiran – pikiran orang dan menumbuhkan pikiran negatif. “Saya mengajak masyarakat dan paguyuban untuk berfikir jernih dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian sebab tidak tepat jika mengaitkan ini dengan Islam. Islam  adalah agama yang Rahmatan Lilalamin atau menebar kebaikan kepada sesama. Itu  bukan Islam sebab Islam tidak mengajarkan seperti itu,” tegasnya. Sekali lagi ia menganggap  perbuatan teror  tidak diajarkan dalam agama apapun  sehingga keliru jika mengaitkan mengatasnamakan agama.

 “Kami juga terganggu sehingga dan mengutuk aksi ini. Bisa saya sebut ini sebagai kejahatan kemanusiaan dan sesungguhnya mereka tidak memahami ajaran Islam dan sekali lagi jangan terprovokasi. Kita bisa membaca jangan sampai ada skenario memecah belah bangsa yang pelaku masuk lewat agama sebab itu cara termudah untuk mencapai tujuannya,” imbuhnya. (ade/wen) 

Baca Juga :  Dekranasda Jayapura segera Bentuk Orang Tua Asuh Pelaku Usaha IKM
Darwis Massie (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Ketua Kerukunan Masyarakat Bone (KKMB) Provinsi Papua, Darwis Massie ikut mengecam tindakan teror yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar. Ia menganggap pelaku tengah menyebar teror  menggunakan simbol agama untuk memecah belah bangsa. Publik harus paham dan cerdas soal strategi ini agar tidak terbawa tujuan dari teror itu sendiri. Ia menganggap dibalik simbol agama ini ada upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia yang pluralisme. “Kejadian bom bunuh diri di Makassar tidak dibenarkan dalam sudut pandang apapun. Dari kemanusiaan, agama juga tidak mengajarkan dan membenarkan hal tersebut. Indonesia dalam kondisi aman, tenteram dengan kejadian ini pelan – pelan merusak tatanan hidup sosial yang sudah berjalan selama ini,” beber Darwis di kediamannya, Senin (29/3).

Baca Juga :  Izinkan Salat Tarawih, Tetap dengan Prokes

 Apalagi di Papua dengan pluralismenya sudah berjalan baik menurutnya penting untuk tetap dijaga. Jangan akhirnya ini merusak pikiran – pikiran orang dan menumbuhkan pikiran negatif. “Saya mengajak masyarakat dan paguyuban untuk berfikir jernih dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian sebab tidak tepat jika mengaitkan ini dengan Islam. Islam  adalah agama yang Rahmatan Lilalamin atau menebar kebaikan kepada sesama. Itu  bukan Islam sebab Islam tidak mengajarkan seperti itu,” tegasnya. Sekali lagi ia menganggap  perbuatan teror  tidak diajarkan dalam agama apapun  sehingga keliru jika mengaitkan mengatasnamakan agama.

 “Kami juga terganggu sehingga dan mengutuk aksi ini. Bisa saya sebut ini sebagai kejahatan kemanusiaan dan sesungguhnya mereka tidak memahami ajaran Islam dan sekali lagi jangan terprovokasi. Kita bisa membaca jangan sampai ada skenario memecah belah bangsa yang pelaku masuk lewat agama sebab itu cara termudah untuk mencapai tujuannya,” imbuhnya. (ade/wen) 

Baca Juga :  Perlu Didorong Provinsi Papua Tengah, Selatan dan Pegunungan Tengah

Berita Terbaru

Artikel Lainnya